Setelah mengurus semua administrasi dan surat penanggung jawab, aku langsung keluar dari kantor polisi menuju mobil. Penyesalanku adalah khawatir memikirkan Mas Denis yang kukira kenapa. Ternyata, dia terciduk tengah bersama wanita lain di sebuah motel, itu sebabnya polisi langsung menggiringnya ke polres setempat.
Mas Denis menyusulku dari belakang, aku segera masuk ke dalam mobil dan membanting pintu cukup kuat. Mas Denis menggedor kaca jendela mobil sambil memanggil namaku, tapi bodoh amat untuk sekarang. Hatiku sangat sakit karena kelakuannya kali ini yang sudah melebihi batas.
"Dik, buka mobilnya, aku pulang sama siapa," kata Mas Denis.
"Pulang saja sana sama wanita itu!" seruku.
"Mobilku lagi dipinjam si Erwin, masa aku pulang jalan kaki." Mas Denis terlihat memelas.
"Ya cari taksi saja, kamu kan, sekarang lagi banyak uangnya," kataku berteriak meluapkan emosi.