Pukul 10.00 dua manusia itu terbangun secara bersamaan saat mendengar sebuah tangisan. Keduanya celingak-celinguk mencari di mana sumber dari suara tangis tersebut. Seingat mereka, Angkasa ada dalam pangkuan Kakrataka. Namun, sekarang sudah tiada.
Kirana dan Kakrataka berlomba-lomba untuk keluar dari kamar. Hingga pada akhirnya mereka sadar bahwa Angkasa sedang berada dalam gendongan Rintik. Tengah diberi susu karena terakhir minum saat pukul 02.00 dini hari tadi.
"Astaga, Ri. Mengapa kamu mengambil Angkasa begitu saja?" Kakrataka terkesan sangat kesal melihat apa yang Rintik lakukan.
"Kalian berdua terlalu nyaman dalam tidur, sampai lupa bahwa Angkasa sudah waktunya untuk meminum susu," jawab Rintik dengan mudahnya.
Bukan pembelaan, melainkan fakta yang terjadi di lapangan.
Kakrataka meraup wajahnya dengan pias. Sedangkan Kirana terduduk lemas di pinggir sofa ruang keluarga setelah menyaksikan perdebatan antara Kakrataka dan Rintik.