"Aku punya cadangannya, Ki."
Kirana menatap Delina dengan penuh tanda tanya. Perhatian Kirana dialihkan oleh secarik surat yang ada di tangan kanan Delina, dengan sengaja diangkat tinggi-tinggi. Kirana yang terlanjur dimakan emosi pun tak mampu meredam dan segera merebut surat tersebut.
"May, dengarkan saya," pinta Kakrataka dengan sangat.
Sudah terlanjur dipermainkan, membuat Kirana semakin yakin bahwa ada sesuatu tidak beres yang tengah mereka sembunyikan.
Maka dari itu, Kirana membuka sebuah surat yang berisi tulisan di lembar depan dan baliknya. Ia membaca dengan tenang sampai di titik aksara penghabisan. Ia baru tersenyum begitu dalam hingga membuat Kakrataka tak paham.
"Delina ... bisa kau pulang bersama keluargamu, sekarang?" Pertanyaan ini sedikit bernada perintah bagi Kirana.