'Pang- ah bukan! Ia bahkan adalah Putra Mahkota Kerajaan Wart?! Bagaimana bisa ia ada di pesta ini? Tidak mungkin Putri Luna mengundangnya. Dan MENIKAH? Apa ia serius?'
Kebetulan sekali ia mendengar tentang pesta ini, beberapa hari yang lalu ketika ia datang mencari Anne. Ia sudah merencanakan berbagai hal agar ia bisa bertemu dengan Anne. Sejak perang dengan Verdant selesai, ayahnya membebaskannya untuk 'berlibur', dan ia segera pergi menuju Terra. Untung saja ia mendapat kabar bahwa Anne ada di Terra, bukannya di Crotta.
Mudah saja untuknya agar bisa masuk ke pesta ini. Ia tinggal merebut undangan dari salah satu bangsawan yang sedang menuju istana. Ia tidak membunuhnya karena tidak mau menimbulkan masalah yang lebih besar.
"A-apa …?" Anne benar-benar tidak bisa berpikir jernih saat ini. Jantungnya berdebar dengan sangat keras dan ia tidak tahu harus berbicara apa.
"Aku serius Annette. Aku tidak akan membiarkanmu hidup kalau bukan karena aku jatuh cinta kepadamu saat itu."
Penyerangan Verdant sudah direncanakan dengan sangat matang, berdasarkan info dari mata-mata yang dikirim Wart ke Verdant. Mereka sudah tahu dimana keberadaan semua keluarga kerajaan ketika akan menyerang. Ia sendiri, sebagai kepala pasukan sudah berkemah di sekitar Kastil Serene beberapa hari sebelum hari penyerangan, menunggu aba-aba dari ayahnya.
Ia jatuh cinta kepada Anne, sejak pertama melihatnya di taman. Ia selalu memperhatikan dari jauh setiap kali Anne bermain dan bernyanyi di taman. Walau awalnya ia menaruh perhatian lebih kepada Anne hanya karena keberadaannya yang tidak mereka ketahui.
Ia sangat terkejut mengetahui bahwa Duke Voinn memiliki dua putri, karena ternyata keberadaan Anne tidak disebar luas demi keamanannya. Hal ini juga yang memudahkannya membohongi ayahnya, sehingga ia tidak perlu membunuh Anne. Ia masih berdebar setiap mengingat betapa indahnya suara Anne.
'Aku tidak akan percaya dengan hal tidak masuk akal seperti ini! Cinta? Bagaimana mungkin ia mencintai seseorang yang baru pertama kali ditemuinya?'
Anne sangat ingin kabur saat ini. Tapi bagaimana? Ia berada di ujung balkon, dan pintu keluar ada di belakang Pangeran Galand. Bagaimana ia bisa kabur dari situasi aneh ini?
"Bagaimana aku tahu kalau anda benar seperti yang anda katakan?"
"Hmm, benar juga. Bagaimana dengan ini." Galand mengeluarkan sesuatu dan memberikannya kepada Anne.
"Ini adalah insignia milik kakak perempuanmu."
"O-oh tidak …," Anne meraba insignia itu dan mulai menangis, menyadari betapa miripnya benda itu dengan insignia miliknya.
"Jadi, jadi … kakak sudah …," Anne tidak sanggup mengatakan bahwa kakaknya sudah tiada.
"Tidak. Ia berhasil kabur ke utara dan kami kehilangan jejaknya sejak saat itu."
Ia tidak berani mengatakan bahwa kakaknya hanya berhasil kabur sendirian, dan mereka kehilangan jejaknya di perbatasan Kerajaan Yull. Mereka tidak berani membawa pasukan Wart masuk ke wilayah Yull ketika belum berhasil merebut Verdant saat itu. Mereka tidak akan sanggup berperang dua kali berturut-turut.
Yah, bisa dibilang kakaknya pasti sudah meninggal. Tidak mungkin seorang nona muda bisa bertahan sendirian di tempat seperti itu. Apa lagi tanpa persiapan apapun.
"Hiks, hiks, syukurlah …." Anne berusaha untuk mengatur nafasnya dan berhenti menangis. Ia tidak ingin terlihat lemah, terlebih lagi di hadapan seseorang dari Wart.
"Tenang Anne. Aku memang tidak bisa menjamin keselamatan keluargamu. Tapi bila kamu bersedia menikah denganku, aku akan mengampuni ayahmu dan membantu mencari keluargamu. Bagaimana Anne?"
"Ini sama sekali tidak masuk akal!"
"Kenapa tidak? Aku bisa membunuh ayahku sekarang juga, agar kita bisa menikah. Bukankah kamu menginginkan Kerajaan Verdant?" Ia sudah mendengar banyak gosip yang bertebaran di ruangan ini sejak ia datang, terutama mengenai dirinya yang ingin merebut Verdant kembali.
"Wah, sepertinya anda benar-benar sudah gila. Bagaimana mungkin seorang anak tega membunuh orang tuanya sendiri?"
"Ia juga bukan orang tua yang baik, dan pemimpin tiran yang dibenci seluruh rakyat. Lihat saja apa yang sudah diperbuatnya kepada Wart? Ia membuat rakyat kelaparan dan sekarang, seluruh kerajaan di benua ini membenci Wart."
Ia juga sudah tidak tahan dengan ayahnya yang bodoh dan semena-mena. Hidupnya hanya penuh dengan pesta dan wanita. Ketika ayahnya meninggal, pasti adik-adik tirinya akan berusaha naik tahta dan melawanku. Tapi bila ia membunuh mereka semua sekarang, mahkota itu akan dengan mudah menjadi miliknya seorang.
Ia, Galand Horfa Iyord Jacola Wart tidak pernah dipanggil Putra Mahkota. Panggilannya di Wart adalah pangeran gila. Ia dan seluruh pasukan khusus yang dipimpinnya, sangat ditakuti di Wart, bahkan diantara seluruh pasukan yang dimiliki ayahnya. Semua anggota pasukannya tidak bersumpah setia kepada ayahnya, tetapi kepada dirinya. Membunuh ayahnya adalah hal yang mudah untuk mereka.
"Kalau begitu kenapa tidak anda bunuh sebelum ia menyerang Verdant!" tanpa sadar Anne berteriak ketika kembali mengingat apa yang terjadi kepada keluarganya.
Bila memang ia ingin membunuhnya, kenapa tidak dari dulu saja! Semua ini tidak akan terjadi kepada dirinya bila raja itu sudah mati.
Untuk pertama kalinya, Galand tidak bisa menjawab pertanyaan Anne. Penyerangan Wart sesungguhnya juga adalah hal yang tidak bisa di cegahnya. Ketika ia kembali dari peperangan yang dipimpinnya melawan Kerajaan Nua, keadaan negaranya sudah sangat kacau. Kerajaan Nua juga bukan kerajaan yang kaya, dan hanya negara bar-bar seperti Wart, sehingga jarahan mereka habis dalam beberapa bulan.
Setelah mendengar kesuksesan Galand mengalahkan Nua dengan mudah, ayahnya percaya mereka bisa merebut Verdant. Tidak ada pilihan lain, mereka hanya bisa menyerang Verdant atau Yull, bila tidak ingin menyerang ke benua lain. Bila mereka menyerang Yull terlebih dahulu, mereka pasti akan menang dengan mudah. Tapi Yull bukan kerajaan yang kaya seperti Verdant, jadi tentu saja ia tidak punya pilihan lain bila ingin menyelamatkan Wart.
"Annette, aku …," Melihat Anne yang menangis, hatinya terasa sangat sesak dan berat. Ia berusaha mendekati Anne untuk menghapus air matanya, tapi Anne langsung menjauh. Penolakan Anne terasa sangat menyakitkan.
Memang penyerangan Verdant mereka rencanakan bersama, tapi ia sama sekali tidak tahu bahwa mereka menang karena taktik licik ayahnya. Ia sama sekali tidak tahu bahwa ayahnya tidak memberikan surat pemberitahuan akan perang, sehingga peperangan ini menelan banyak korban yang hanya penduduk setempat.
Ia sangat marah dan kecewa kepada ayahnya karena hal ini. Ini sama sekali tidak sesuai dengan prinsipnya yang tidak ingin melukai orang yang tidak bersalah.
"Anne?"
Hera masuk di saat yang tepat. Galand tidak menyangka Anne akan menangis. Ia memutuskan untuk keluar dan menjelaskannya lagi ketika Anne sudah lebih tenang.
"Aku minta maaf soal itu Annette. Aku tidak punya pilihan lain mengenai hal itu. Aku akan mengunjungimu lagi untuk membicarakan ini." Galand pun pergi keluar dari balkon.
"Hei! Apa yang kamu lakukan kepada Anne?" Hera langsung ingin mengejarnya ketika melihat Anne dalam kondisi seperti itu.
"Hera, biarkan ia pergi." Anne menahan tangan Hera. Ia tidak ingin membuat keributan di pesta pertamanya, terlebih lagi di istana Terra. Terlebih lagi, ia tidak ingin bila terjadi sesuatu kepada Hera. Ia tahu bahwa Galand adalah orang yang berbahaya.
"Anne, ada apa? Apa yang terjadi?"
"... tidak apa-apa Hera, ia hanya mengatakan sesuatu mengenai penyerangan Wart waktu itu." Anne memutuskan tidak ingin memberitahu Hera dulu. Ia juga akan sulit menemukannya lagi, karena tidak tahu seperti apa penampilan Galand.
"Oh Anne …," Hera memeluk Anne dan mengelusnya lembut, berusaha menenangkannya.
"Hera, aku bertemu dengan Pangeran Rein, jadi mengajaknya juga. Hera? Ada apa?" Chris dan Rein yang datang bersamaan langsung datang menghampiri mereka.
"Aku sudah tidak apa-apa Hera, terima kasih." Anne melepas pelukan Hera dan menghapus air matanya. Hera juga membantunya dengan sapu tangan yang diberikan Rein. Untunglah ia tidak banyak menggunakan riasan di wajahnya.
"Kamu yakin Anne? Apa kamu ingin pulang saja ke Yunne?" Chris masih ragu untuk meninggalkan Anne menginap di Istana.
"Ah tidak perlu. Aku sudah baik-baik saja."
"Tadi ada seorang lelaki yang masuk kesini dan membicarakan penyerangan Wart, kita harus menghukumnya kak! Apa kalian melihatnya ketika masuk? Ia baru saja keluar beberapa saat sebelum kalian masuk."
"Benarkah? Kami tidak melihatnya. Sepertinya ia kabur dengan sangat cepat."
"Sial. Aku pasti akan mencari tahu tentangnya! Berani sekali ia membuat Anne menangis! Aku akan memberitahu ayah."
"Kita bisa menghukumnya hanya karena ia mengatakan sesuatu Hera. Apa lagi bila ia adalah seorang bangsawan dengan status tinggi."
"Sial."
"Dan jaga ucapanmu Hera."
"Si- Hah! Ini menyebalkan." Hera mulai memakan makanan yang dibawanya.
"Ini Anne, minum dulu agar kamu merasa lebih tenang." Chris memberikan makanan dan minuman yang dibawakannya untuk Anne.
Anne minum dan mengatur nafasnya. Ia memang lapar karena sudah tidak makan sejak siang. Bagaimana semua perempuan disini tahan tidak makan sama sekali?
--