Chapter 49 - 49.

"Oh tidak Anne! Apa yang baru saja kulakukan!! Agh! Aku tidak pernah melihat seorang pria yang setampan itu, aku jadi tidak bisa berpikir jernih!"

"Hahaha, tidak apa-apa Hera. Itu bukan masalah besar. Aku sudah sering mendengar ketampanan Kak Louis, tapi aku tidak tahu reaksi para perempuan seperti apa."

"Sayang sekali kamu tidak bisa menikmati keindahan itu walaupun selalu tinggal di kastil yang sama."

"Aku juga sudah jarang bertemu dengan kakak sejak ia menjadi kepala pasukan darat di Verdant."

"Whoaa, dan ia adalah seorang kepala pasukan! Bagaimana ada orang yang sangat sempurna? Coba katakan Anne, ia pasti punya kekurangan kan?!"

"Hmm, Kak Louis sangat pendiam dan tidak lucu, tidak bisa bermain bola, mual ketika naik kapal, tidak bisa menggunakan pedang besar, dan sangat pemilih makanan."

"Hm, tapi itu hanya hal biasa."

"Dan … sekarang ia tidak akan bisa berperang lagi, ia tidak akan bisa lagi berlari."

"…."

Hera tidak menyangka Louis akan lumpuh selama sisa hidupnya. Ia layak mendapatkan hidup yang lebih baik. Siapa yang ingin menikahi seseorang yang lumpuh?

"Yang terpenting adalah ia masih hidup dan sehat! Ia masih memiliki adik yang baik dan sangat cantik, dan seorang penggemar gelap."

"Kamu? Kenapa harus menjadi penggemar gelap?"

"Aku tidak akan berani menunjukkan mukaku di hadapannya lagi! Setelah apa yang terjadi barusan! Oh Anne, rasanya aku ingin mengubur diriku dalam tanah saja."

"Tidak perlu malu, Hera. Kamu adalah Putri tercantik di Terra!"

"Ehm, iya. Memang aku lebih cantik dari Kak Luna, haha. Dari mana kamu mengetahui hal itu Anne?"

"Banyak yang mengatakan itu di pesta. Mereka sangat menyayangkan sifat Putri Hera yang tidak cocok dengan mukanya. Banyak juga yang mengatakan Putri Luna terlihat membosankan dan …."

"Hahaha. Baik-baik, cukup Anne. Kamu bisa terkena masalah bila ada yang mendengarmu."

"Hehe, Kak Louis juga tidak akan memikirkannya. Oh iya, bagaimana dengan pencariannya, apakah ia sudah tertangkap?"

"Belum. Rein masih mencarinya. Makanya ia tidak datang hari ini."

"Bagaimana dengan kelas-kelasnya? Bukankah ia sudah cukup sibuk?"

"Dia saaangat pintar, Anne. Ia sebenarnya tidak perlu lagi belajar sejak umur empat belas. Ia masih mengikutinya karena Parlo belum lulus dan karena tidak ada kegiatan lain. Tapi ia sudah tidak mengikuti kelas sejak bulan lalu, dan hanya fokus dengan sihir dan latihan pedangnya saja."

"Hua! Dia kesini Anne! Apakah benar dia sudah jinak?"

"Tenang saja Hera, bukankah Choco sangat lucu? Lagi pula kita kan hanya melihatnya dari luar kandang."

"Wah, pantas saja Kak Chris dan Kak Louis melarangmu! Puma memang sangat menakutkan, kamu saja yang tidak bisa melihatnya Anne."

"Tidak nona, Choco sangat imut."

Hans tiba-tiba berkomentar, yang membuat Hera menatapnya tajam.

"Aku tidak bisa membayangkan ketika Choco besar nanti, ia pasti sangat keren!"

"Kamu yakin ia masih bayi? Ia sangat besar!"

"Ia memang tumbuh dengan sangat cepat. Tenang saja, Choco bahkan sudah mau menerima makanan yang kuberikan."

"Dengan tangan kosong?!"

"Dengan tongkat, tentu saja. Dan juga sarung tangan."

"Haihh, jangan sampai kamu yang disantapnya Anne. Ia saja sudah sebesar anjing dewasa."

"Kamu juga harus sering menemuinya Hera, agar ia menganggapmu teman."

"Benar, ide bagus. Aku akan lebih sering datang, agar ia tidak menerkamku. Sekarang Gerald juga pasti tidak akan berani mendatangimu lagi Anne!"

"Gerald?"

"Itu, penguntit mu dari Wart."

"Oh, namanya Galand, Hera. Dan ia adalah pangeran."

"Hm, ya, apapun lah. Awas saja kalau mereka sudah menangkapnya, aku akan menyiksanya supaya memberitahu rahasia Wart! HAHAHA!"

"Kamu tidak mengajak Putri Hera untuk makan malam, Anne?"

"Iya bilang akan pulang saja. Sepertinya ia sangat malu karena kejadian tadi."

"Hm? Apa yang terjadi?" Chris yang pergi sejak pagi, tidak tahu apa-apa mengenai pertemuan Louis dan Hera.

"Haha, aku yakin ia hanya kebingungan. Mungkin karena jarang melihat rambut perak."

"Sepertinya ia sangat mengagumi Kak Louis. Hehe."

"Oh ya, bagaimana menurutmu mengenai rencana Anne ingin merebut kembali Verdant?"

"Melihat keadaan kita saat ini, sebenarnya aku tidak yakin rencana itu akan berhasil. Kita harus memikirkannya dengan lebih matang lagi."

"Setidaknya kita harus menemukan Verto dan marquis terlebih dahulu. Aku dengar juga beberapa bangsawan Verdant menyerah dan mengakui kekuasaan Wart."

"Aku yakin kita akan segera mendapatkan kabar baik dari para tim pencari."

"Ini akan semakin menyulitkan keadaan kita, bila pasukan Wart semakin besar."

"Sepertinya mereka memang tidak punya pilihan lain. Daripada mereka dirampas dan dijadikan budak, lebih mudah bagi mereka untuk berkhianat."

"Aku curiga mereka ada bangsawan dengan gelar yang cukup tinggi, karena hanya ada bangsawan kecil yang pindah ke Terra."

"Karena aku sudah mulai pulih. Aku akan menemui beberapa bangsawan Terra untuk menanyakan pendapat mereka dan apakah mereka bersedia membantu bila peperangan terjadi."

"Tidak, aku saja yang pergi. Kakak pasti akan kesulitan karena masih belum pulih."

"Sayang sekali kakiku tidak akan pulih lagi, Anne. Dan kamu masih terlalu muda untuk pergi menemui mereka. Beberapa hari lagi aku sudah bisa menggunakan tongkat penyanggah, jadi biarkan aku dan Chris saja yang mengurus hal ini."

"Tapi aku juga ingin membantu. Aku juga sudah banyak belajar dari Nona Kiara."

"Sekarang Voinn sudah menjadi Marquis dari Pallona, jadi kamu bisa membantu untuk mengurus wilayah ini."

"Oke, serahkan saja padaku. Aku akan membantu semampuku."

"Jangan ragu untuk bertanya kepada kami atau Collin bila ada yang tidak kamu mengerti."

"Iya!"

--

Tok tok

"Kamu sudah tidur Anne?"

Louis memutuskan untuk menghampiri Anne sebelum kembali ke kamarnya.

"Belum. Ada apa Kak Lou?"

"Aku hanya ingin berbincang sedikit denganmu. Sudah lama kita tidak berbicara berdua saja seperti ini."

Pengawal pribadinya membantunya untuk duduk di ranjang Anne.

"Aku ingin minta maaf, Anne. Selama ini aku kurang memperhatikanmu, hingga aku sangat terkejut kamu sudah lebih dewasa sekarang."

"Kakak tidak perlu meminta maaf, bukankah bagus aku sudah dewasa sekarang?"

"Aku … selama ini aku tidak memperhatikanmu dengan baik. Aku selalu meremehkan kekuranganmu … dan sekarang, setelah aku lumpuh seperti ini, barulah aku menyadari betapa sulitnya hidup dengan kekurangan."

"Kamu juga pasti tidak ingin dilahirkan dengan keadaan seperti ini. Aku sangat malu mengingat apa yang kulakukan kepadamu dulu. Aku selalu iri karena ayah dan ibu hanya memperhatikanmu. Padahal kamu juga pasti kesulitan "

"Tidak. Kakak selalu baik kepadaku. Aku juga pasti sangat sedih bila ayah dan ibu tidak memperhatikanku, tapi aku tahu kakak tidak membenciku."

Ia memang tidak dekat dengan kakaknya, tapi ia tahu bahwa Louis peduli kepadanya. Ia tahu kakaknya sering membantunya ketika ia terjatuh, walau ia tidak berkata apa-apa dan langsung pergi.

Bahkan tanpa diberitahu oleh para pelayan, Anne tahu bahwa itu adalah Louis, dari rambut peraknya yang tidak mungkin dimiliki oleh orang lain. Ia juga tahu bahwa Louis lah sering membelikan kue dan puding kesukaannya, setiap pulang dari istana.

"Aku memang payah. Di saat-saat seperti ini aku malah lumpuh dan tidak bisa melakukan apa-apa."

"Jangan berkata seperti itu, aku sudah sangat senang kakak ada disini bersamaku."

Anne mendekati Louis perlahan dan memeluknya erat. Ia juga sangat sedih melihat Louis yang menjadi lumpuh, tapi ia tahu kakaknya adalah seseorang yang hebat. Ia pasti akan bangkit lagi dan bisa mengatasi kekurangannya.

"Kita pasti bisa melewati ini bersama. Kakak harus kembali bersemangat, kita harus menyelamatkan ayah. Bila kakak terus berpikir seperti ini, kita tidak akan bisa merebut Verdant kembali!"

"Terima kasih, Anne. Benar, ini masih belum berakhir. Kita masih belum boleh menyerah, ketika saudara kita masih berjuang di luar sana."

"Iya! Kita juga pasti akan segera menemukan Kak Verto. Setelah itu, menyelamatkan ayah juga pasti akan lebih mudah!"

"Oh ya, aku mendengar sesuatu dari Chris kemarin. Kenapa kamu tidak menceritakan mengenai Galand kepadaku?"

"Ah, itu …."