Tett tett
Terompet ditiup ketika Putri Luna dan Pangeran Kasius masuk ke dalam ruangan, dan ketika Kaisar dan Permaisuri memasuki ruangan mereka menunduk memberi hormat. Setelah Kaisar mengumumkan pertunangan Putri Luna, pesta pun dimulai.
Putri Luna dan Pangeran Kasius berjalan ke tengah ruangan dan mulai berdansa ketika musik dimainkan. Anne memperhatikan betapa anggunnya Putri Luna ketika berdansa. Rambut hitamnya yang lurus dan panjang berkilau terkena cahaya lampu ruangan tersebut.
"Selamat ulang tahun kak! Tarianmu sangat anggun seperti biasanya." Hera menyapa Luna ketika mereka sudah selesai berdansa.
"Selamat ulang tahun, Putri Luna. Senang bertemu dengan anda, Yang Mulia Pangeran Kasius. Saya adalah Annette de Voinn." Anne juga ikut memberi salam kepada Luna dan memperkenalkan diri kepada Pangeran Kasius.
"Wah, jadi ini putri Voinn yang sedang terkenal saat ini? bahkan kamu sedang ramai dibicarakan di Crotta."
"Ehm …"
"Anne, apakah anda bersedia berdansa denganku?" Mendengar lagu berikutnya mulai dimainkan, Rein yang tidak nyaman dengan tatapan Pangeran Kasius, mengajak Anne berdansa.
"Dengan senang hati, yang mulia." Anne segera menyambut uluran tangan Rein dan berjalan ke tengah ruangan. Chris dan Hera beserta pasangan-pasangan lain juga mulai berdansa bersamaan.
"Ah," Anne sedikit terpeleset ketika berdansa dengan Rein.
"Kamu tidak apa-apa Anne? Maaf bila aku menarikmu terlalu kencang." Rein yang terkejut menarik Anne secara spontan, membuat Anne bersandar kepadanya.
"Te-terima kasih." Anne sedikit mundur, merasa canggung berada dipelukan Rein.
Rein tersenyum kecil melihat Anne yang malu-malu, sayang sekali Anne tidak bisa melihat betapa tampannya Rein saat itu. Ia selalu berpikir Parlo pasti lebih tampan karena dikelilingi oleh para perempuan.
Selama ini Rein selalu menganggap Anne seperti adiknya sendiri, mungkin juga karena keadaan Anne, ia merasa bertanggung jawab untuk selalu menjaganya. Tapi pandangannya berubah sejak ia mendengar suara jantungnya yang terus berdebar sejak menjemput Anne. Sejak itu ia selalu memperhatikan Anne dan menjadi sensitif setiap kali tubuh mereka bersentuhan.
"Maaf yang mulia, saya jadi merepotkan anda. Semoga saja tidak ada yang menyadari kesalahanku barusan." Anne bergumam pelan. Ia tidak ingin Rein dibicarakan karena kesalahan yang dilakukannya.
"Tidak, kamu berdansa dengan baik Anne." Anne percaya dan mengikuti gerakan Rein dengan baik, sehingga mereka tidak menabrak siapapun. Ia mengerti bila Anne pasti gugup karena ini adalah dansa pertamanya.
"Terima kasih, yang mulia." Mereka saling membungkuk berterima kasih setelah selesai berdansa dan kembali ke tepi agar yang ingin berdansa tidak terganggu.
"Apakah anda tidak akan berdansa dengan yang lainnya?"
Anne berterima kasih karena Rein terus menemaninya, tapi ia juga pasti ingin berdansa dengan nona muda lainnya. Ia bisa mendengar pembicaraan para perempuan yang sengaja mendekati mereka agar Rein mengajak mereka berdansa. Ia bisa berdiri sendiri di pojok ruangan dan menunggu mereka selesai berdansa.
"Tidak apa-apa. Aku tidak tertarik berdansa dengan mereka." Rein sama sekali tidak tertarik dengan gadis-gadis yang selalu mengikutinya. Tidak mungkin ia meninggalkan Anne, hanya untuk berdansa dengan mereka.
"Anne, apakah kamu ingin berdansa denganku?" Chris datang menghampiri mereka ketika sudah selesai berdansa.
"Ah, Kak Chris. Dimana Hera?"
"Ia sedang berdansa dengan seseorang. Sejak kami selesai berdansa, banyak lelaki yang mengajaknya berdansa. Apakah tidak apa-apa yang mulia?"
"Ia tidak akan mudah tergoda oleh lelaki seperti mereka, mengingat kakak-kakaknya yang jauh lebih tampan." Parlo juga tiba-tiba datang bergabung dengan mereka di pojok ruangan.
"Anne, apakah aku boleh berdansa denganmu?" Parlo langsung mengajak Anne berdansa.
"Tidak bisa Parlo. Karena keadaan Anne, hanya orang tertentu yang bisa berdansa dengannya. Seperti aku dan Kak Chris."
"Benar yang mulia, Anne tidak bisa berdansa bila mengikuti aturan dansa yang ada di Terra."
"Ah, pantas saja aku merasa gerakan kalian sedikit berbeda tadi. Sepertinya itu tidak terlalu sulit, aku juga pasti bisa melakukannya."
"Tidak. Itu tidak semudah kelihatannya, dan Kak Chris juga sudah mengajaknya berdansa sebelum dirimu datang."
"Hah, baiklah. Aku hanya akan memperhatikan dan mempelajarinya dari sini. Kenapa sih kamu tidak pernah membiarkanku mendekati Anne."
"Ayo Anne, lagu berikutnya sudah dimainkan."
"Iya."
--
"Itu disana, dia sedang berdansa dengan pasangan Putri Hera. Tapi kenapa Pangeran Rein dan Parlo tidak berdansa dengan siapapun dan hanya memperhatikan dari sana?"
"Bahkan Pangeran Parlo, yang selalu berkeliling mengajak semua orang berdansa, memperhatikan gadis itu berdansa. Menyebalkan."
"Tapi Nona Voinn itu memang terlihat sangat cantik. Sayang sekali ia tidak bisa melihat."
"Kamu memang sangat polos Elise! Tetap saja ia tidak bisa dibandingkan dengan kecantikan Nona Agatha Hellias. Tahun depan Nona Agatha akan debut, pasti akan banyak lelaki yang melamarnya!"
"Wah iya, Nona Agatha sedang dikerumuni oleh para lelaki di sebelah sana!"
"Hahh …, aku semakin pesimis dengan nasib kita. Apakah kita akan mendapatkan lamaran tahun ini?"
"Tenang saja Nona Elise. Penampilan anda hari ini sangat menawan, aku yakin pasti akan ada seseorang yang akan mengajakmu berdansa, apalagi karena anda adalah satu-satunya Putri Duke Truman."
"Ah itu adalah Tuan Marquis Asher! Bagaimana mungkin ia baru datang sekarang, setelah pesta sudah hampir selesai? Sangat tidak sopan!"
"Ia sudah menjadi Marquis sekarang?"
"Iya, ayahnya baru saja meninggal beberapa hari yang lalu. Banyak yang mengatakan bahwa mungkin ia yang telah membunuh ayahnya sendiri."
"Jangan bicara seperti itu, kita kan tidak tahu yang sebenarnya terjadi."
"Iya, iya. Aku hanya bercanda Nona Elise, atau aku harus memanggilmu malaikat Elise?"
"Jangan seperti itu Tia, bagaimanapun juga Elise adalah anak duke. Jangan sampai ia tersinggung." Rene berbisik memperingati Tia. Mereka sudah lama mendekati Elise karena statusnya, jangan sampai usaha mereka sia-sia hanya karena masalah kecil.
--
"Kamu berdansa dengan sangat indah Anne! Lain kali aku juga ingin berdansa denganmu, oke? Aku akan datang berkunjung sesekali untuk latihan bersama." Parlo yakin bisa mempelajarinya dengan mudah, karena ia sudah sering berdansa.
"Hehe, baik yang mulia. Merupakan sebuah kehormatan bila anda berkunjung. Anda hanya sendiri saja disini?"
"Oh, Rein tadi sedang berbicara dengan para bangsawan dari wilayah Porta. Ia baru saja ditugaskan untuk mengurus wilayah itu oleh ayah."
"Hei Anne! Bagaimana dansamu malam ini?"
"Tentu saja ia berdansa dengan sangat indah. Khawatirkan saja dirimu sendiri, kamu tidak tersandung kan tadi?"
"Seorang ksatria sepertiku tidak mungkin mudah tersandung! Latihan pedangku sangat berguna ternyata. Apakah kamu akan berdansa lagi Anne?"
"Ehm mungkin aku akan istirahat sebentar."
"Kalau begitu ayo kita menikmati hidangan saja. Kak Luna sama sekali tidak peduli dengan menu yang akan dihidangkan, jadi aku meminta secara khusus menu-menu kesukaanku, hahaha!"
"Wah, kamu ini benar-benar. Coba lihatlah Hera, tidak ada perempuan yang makan disini! Mereka semua sibuk mencari pasangan atau menggoda satu sama lain. Bagaimana kamu bisa mendapatkan suami kalau sikapmu masih seperti ini?"
"Orang cantik dan berbakat sepertiku tidak perlu melakukan semua itu. Mereka pasti berbaris ingin menikahi Putri kesayangan Kaisar Pitrus."
"Hah!"
"Ayo Anne, kita makan di balkon saja agar tidak dilihat banyak orang. Jangan mengikuti kami Parlo, lebih baik kamu segera mencari perempuan, mengingat tampangmu yang pas-pas an itu."
"Mereka juga mengantri untuk berdansa denganku! Kamu tidak lihat betapa populernya diriku?"
Hera terus berjalan ke balkon, pura-pura tidak mendengar ucapan Parlo.
"Kamu tunggu di sini ya, aku dan Kak Chris akan pergi mengambilkan makanan." Hera meninggalkan Anne di balkon sendiri dan segera pergi mengambil makanan.
"Wah, aku sepertinya bisa melihat taman dari sini. Indahnya …." Anne bersandar pada balkon dan menikmati pemandangan sekitar.
Cahaya dari ruangan di belakangnya menyinari taman yang ada dihadapannya. Bulan yang sedang purnama juga terlihat sangat menenangkan. Anne menghirup nafasnya dalam-dalam dan menikmati harumnya pepohonan di bawahnya. Ia merasa sedikit lebih rileks setelah menghirup udara segar diluar.
"Hallo Annette."
"Si-siapa anda?" Anne langsung berbalik karena terkejut mendengar suara yang asing tiba-tiba memanggilnya.
"Hmm, aku adalah penyelamatmu Anne."
"Apa maksudmu? Siapa anda?!" Anne mulai sedikit takut. Bagaimana mungkin ia tidak menyadari ada seseorang yang datang? Ia bahkan tidak mendengar seseorang membuka pintu balkon.
"Tidak perlu takut Anne. Aku tidak mungkin menyakiti orang yang sudah susah payah kuselamatkan kan?"
"Aku tidak pernah diselamatkan siapapun!"
"Kamu pikir bagaimana bisa kamu kabur dari Verdant? Pasukan Wart bahkan sudah mengikutimu sejak dari kediaman Voinn di Serene."
"Apa?! Ja-jadi …," Anne masih sangat binggung dengan apa yang baru saja di dengarnya. Apa maksudnya mereka sudah diikuti dari Kastil Serene? Tapi mereka tidak menghadapi apa-apa hingga tiba di perbatasan.
"Aku adalah Pangeran Galand, Putra Mahkota Kerajaan Wart. Annette, maukah kamu menikah denganku?"
--