Chapter 42 - 42.

"Nona pasti akan menarik perhatian semua orang! Aku yakin Pangeran Rein juga akan jatuh cinta ketika melihat penampilan nona yang sempurna!"

Lucy sangat senang dengan hasil jerih payahnya mendandani Anne sejak pagi. Pagi ini mereka telah memandikan Anne dengan kelopak bunga mawar dan susu.

"Jangan berlebihan Lucy, pasti masih banyak yang lebih menawan dibandingkan diriku."

"Setidaknya gaun mereka tidak akan dipenuhi oleh permata seperti anda. Hoho, memang ide bagus menambahkan ruby di gaun ini."

"Hey, apa kita perlu menghias rambut nona dengan ruby juga?"

"Jangan sembarangan Lucy, pasti akan mudah jatuh bila menaruhnya di sana. Lagi pula sudah ada jepit rambut yang dibelikan langsung oleh pangeran~ Ah senangnya, memang tidak ada yang lebih cocok dengan nona selain seorang pangeran~"

Nana sangat senang mendengar hal ini ketika Anne bercerita mengenai perjalanan mereka ditaman. Entah sudah sejauh apa imajinasinya.

"Hilda, karena kamar pembantu berada cukup jauh dari kamar para bangsawan, kamu lebih baik tidur di kamar nona saja."

"Iya, iya. Benar. Nona pasti takut tidur sendiri di tempat asing. Apalagi akan berbahaya karena ada tamu lain yang akan menginap."

"Mereka akan menginap di istana lain Lucy. Hera sudah mengatakannya waktu itu, aku akan tinggal di istana tempat keluarga kerajaan tinggal."

"Tapi nona, tidak ada salahnya untuk berhati-hati. Bagaimana bila anda ingin ke toilet? Nona tentu tidak akan meminta bantuan Hans kan?"

"Hahaha. Kalaupun aku meminta bantuannya, tentu saja dia hanya akan mengantarkan. Aku kan sekarang sudah bisa membuat bola cahaya, kalian juga sering melihatnya kan."

Tok tok

"Nona, Pangeran Rein sudah datang dan menunggu di depan."

"Iya aku sudah siap. Lucy tolong bawakan barang-barangku."

--

"Maaf membuat anda menunggu yang mulia," Anne membungkuk memberi salam ketika sudah sampai di depan kereta. Sepertinya mereka akan kembali menggunakan kereta kuda kerajaan seperti waktu itu.

"Em, yang mulia?" Apa Anne salah orang? Mengapa ia tidak merespon apapun? Eh, apa ini Kak Chris? Tapi tadi Collin mengatakan Kak Chris sudah berangkat duluan.

"Ah, Ehm. Kamu … sangat cantik hari ini Anne …" Rein tahu Anne memang sangat cantik, tapi ia terlihat sangat menawan hari ini.

"Terima kasih yang mulia, aku sudah takut salah orang tadi. Haha." Syukurlah ia tidak salah orang.

"Ah, itu, tadi aku tidak mendengar perkataanmu dengan jelas. Maaf." Rein segera menggenggam tangan Anne dan menuntunnya ke kereta, agar Anne tidak melihat mukanya yang memerah.

"Ah, aku tidak menyangka kita bisa menggunakan baju dengan warna yang serupa, hahaha." Anne baru menyadari Rein juga menggunakan setelan berwarna merah tua.

"Haha, iya kebetulan sekali."

'Apakah Anne akan merasa tidak nyaman kalau ia mengatakan bahwa ia memang sengaja memilih baju yang sepasang dengannya?'

"Kalian juga akan langsung berangkat kan?" Anne bertanya dari jendela ketika sudah masuk ke dalam kereta.

"Iya nona, kami akan mengikuti anda dari belakang dengan kereta kuda Voinn."

Anne sudah bisa mendengar kemeriahan pesta sejak ketika ia turun dari kereta. Ia sedikit takut karena ini adalah pesta pertama yang diikutinya di Terra, terlebih lagi ia hanya sendiri tanpa keluarganya.

"Hei lihat itu! Itu Pangeran Reinhardt! Tapi siapa perempuan itu?"

Ia bisa mendengar suara orang-orang disekitarnya, walau tidak bisa tahu dengan pasti siapa yang berbicara. Suara semua orang tercampur aduk dan membuatnya semakin gugup.

"Kamu tidak tahu? Itu adalah Annette de Voinn! Kamu tidak datang ke acara penobatannya?"

"Hah! Perempuan buta itu? Pasti kaisar yang memerintahkan Pangeran Rein untuk menjadi pasangannya. Ia tidak pernah mengundang siapapun sebagai pasangannya kecuali Putri Luna atau Putri Hera."

"Iya! Tidak mungkin ia tertarik dengan perempuan seperti 'itu'. Hahaha."

"Kecilkan suara kalian, bagaimana kalau pangeran mendengarnya?"

"Tenang saja, di tengah keramaian seperti ini, ia tidak mungkin bisa mendengar percakapan kita." Memang Rein tidak bisa mendengar pembicaraan mereka, tapi Anne bisa.

"Hah …," Anne mendesah kecil. Ia tahu tidak akan mudah untuk bisa diterima di sini, tapi ia harus bertahan demi keluarganya.

"Ada apa Anne?"

"Ah, tidak apa-apa."

"Anne! Waw gaunmu sangat indah! Orang akan mengira ini adalah hari ulang tahunmu Anne," Hera segera datang menghampiri mereka bersama dengan Chris.

"Terima kasih Hera, aku yakin kamu juga sangat cantik hari ini. Apakah gaunku terlalu berlebihan?"

"Hahaha, aku hanya bercanda Anne. Ini adalah pertama kalinya kamu mengikuti pesta di Terra, tentu saja kamu harus berdandan sebaik mungkin!"

"Oh iya, dimana Putri Luna? Aku ingin berterima kasih karena sudah mengundangku hari ini. Aku juga sudah menyiapkan hadiah, kapan aku bisa memberikannya?"

"Hadiah? Kami tidak pernah menerima hadiah pada pesta seperti ini, Anne. Kamu hanya perlu memberi salam dan mengucapkan selamat saja, nanti ketika ia masuk di tengah acara, bersama dengan ayah dan ibu."

"Ah, benarkah?"

"Tapi karena kamu sudah repot-repot menyiapkannya, aku akan memberikannya nanti setelah acara selesai." Rein tidak enak karena lupa memberitahu Anne soal ini.

"Hei lihat itu Putri Hera! Aku tidak menyangka ia bisa secantik itu."

"Sudah lama ia tidak mengikuti acara sosial, aku sampai tidak mengenalinya."

"Siapa lelaki pasangannya? Apakah ia sudah bertunangan?"

"Jadi ini pasanganmu hari ini? Maafkan aku karena lupa kalau kamu belum memiliki pasangan, Hera." Parlo datang menghampiri mereka.

"Hah, kamu sendiri bagaimana? Apakah kamu memiliki pasangan hari ini?"

"Tentu saja, ada. Ia ada di sebelah sana, bersama teman-temannya. Oh ya, apa kamu mendengarnya Hera? Orang-orang tidak percaya kamu bisa secantik ini. Hahaha."

"Kalau kamu datang hanya untuk meledek, lebih baik kamu pergi saja."

"Aku datang untuk menyapa Anne, tentu saja."

"Lihat sikapnya itu! Mukanya bisa saja cantik, tapi sifatnya masih saja buruk. Tidak mungkin orang itu adalah tunangannya."

"Hahaha, kalian masih ingat ketika ia menghadiri pesta minum teh Sarah? Ia tersandung gaunnya sendiri dan menumpahkan semua makanan yang ada di meja!"

"Tentu saja ingat! Hahaha. Sejak saat itu tidak ada yang mau mengundangnya lagi."

"Kalian sedang membicarakan apa?" Hera tidak bisa tinggal diam mendengar perkataan mereka dan langsung menghampiri.

"Bukan apa-apa Putri Hera, hanya pembicaraan perempuan biasa."

"Oh, jadi kalian sudah biasa membicarakanku seperti itu?"

"Apakah kalian sadar apa yang baru saja kalian lakukan? Kalian bisa dihukum karena telah menyinggung keluarga kerajaan."

"Tolong ampuni kami Pangeran Parlo, kami tidak mungkin berani melakukan hal itu."

"Itu tentu tergantung pada Hera, orang yang kalian bicarakan, apakah ia tersinggung atau tidak."

"Saya percaya Putri Hera sudah dewasa dan tidak akan menganggap serius omong kosong yang kami bicarakan."

"Nona Hellias! Jaga mulutmu manismu itu, atau aku pastikan anda tidak akan pernah menerima undangan dari istana lagi. Ayo Anne."

"Dan sayang sekali, sepertinya hari ini adalah terakhir kalinya aku akan menjadi pasangan anda." Parlo memang suka menjahili Hera, tapi ia tetap adalah adik kesayangannya.

"Hah!, sudah lama aku tidak bergaul dengan mereka, ternyata masih sama saja. Sebentar lagi kakak akan masuk, ayo kita tunggu di depan saja." Hera sudah muak dan lelah dengan kelakuan para bangsawan.

"Ah, iya." Anne menjawab pelan, masih kaget dengan apa yang baru saja terjadi. Ia sangat kagum melihat cara Hera menghadapi mereka dengan berani.

"Pertunangan Kak Luna dengan Pangeran Kasius juga akan diumumkan hari ini," kata Rein pelan.

"Pangeran Kasius?" Anne tidak percaya dengan pendengarannya, karena seingatnya Pangeran Kasius dari Kerajaan Crotta sudah memiliki istri dan berumur hampir empat puluh tahun.

"Iya, Kak Luna sendiri yang menerima lamaran Pangeran Kasius. Aku juga masih tidak mengerti apa yang ada dipikirannya. Dan mengapa ia masih bergelar 'pangeran' ketika sudah menikah?" Hera memang tidak dekat dengan kakaknya, tapi siapa yang mau menikah dengan om-om seperti itu?

"Itu karena ayahnya belum turun tahta, aku saja tahu hal itu." Parlo sepertinya selalu meledek Hera di setiap kesempatan.

--