Chapter 38 - 38.

"Walaupun ukuran dan letak kerajaan mereka serupa, Kerajaan Yull memiliki sistem pertanian dan peternakan yang sangat maju dan stabil. Mereka juga dikelilingi oleh gunung es, tapi mereka bisa menciptakan teknologi rumah kaca agar tanaman tetap bisa tumbuh dengan baik walaupun di suhu yang rendah. Sebaliknya, Kerajaan Wart yang memiliki cuaca bersahabat justru terlalu mengandalkan hasil alam dan tidak berusaha …"

Tok tok

Nona Kiara langsung berhenti ketika mendengar seseorang mengetuk pintu.

"Permisi nona, Tuan Cabel pemilik toko sihir sudah datang dan menunggu di ruang topaz (ruang tamu)," kata Collin ketika ia masuk.

"Terima kasih Collin, aku akan segera ke sana. Nona Kiara, kelas ini sampai sini saja. Saya tidak akan lama, jadi kelas sore tidak perlu dibatalkan."

"Baik, untuk kelas sore bagaimana bila kita belajar di luar? Sudah lama kita tidak belajar di luar."

"Iya! Pasti akan menyenangkan. Kak Chris juga mengatakan bahwa kandang Choco sudah hampir selesai." Anne menjawab dengan riang.

Belajar dengan Nona Kiara tidak pernah membosankan. Anne dapat dengan mudah mengerti dan bahkan mengingat semua pelajaran tanpa harus bersusah payah menghafalkan.

--

"Selamat datang Tuan Cabel, saya tidak menyangka akan memanggil anda secepat ini, tetapi saya sangat ingin mengirimkan aksesoris sihir kepada kakak saya secepatnya."

"Iya tentu saja nona, saya justru sangat berterima kasih nona sangat menghargai aksesori sihir yang saya jual. Walaupun memiliki efek yang sangat berguna, harganya sangat mahal, sehingga hanya bangsawan yang sanggup membelinya."

"Saya mencari aksesori dengan efek perlindungan yang besar, tunjukkan padaku yang terbaik yang anda punya."

"Saya sudah mempersiapkan beberapa barang, ada kalung, gelang, dan aksesori rambut. Kalung ini adalah barang yang dibawa Farrol, sisanya adalah dari pedagang lain. Bila diurutkan berdasarkan kekuatan perlindungannya, gelang biru ini yang paling kuat, kemudian kalung hitam Farrol, gelang putih ini, kedua pin kembar berwarna perak ini, dan terakhir adalah jepit rambut kupu-kupu ini."

Cabel menjelaskan sambil mengurutkan barang-barang tersebut di meja yang ada di hadapan mereka.

"Saya akan membeli semua ini. Dari gelang hingga jepit rambut ini. Apa masih ada yang lain?"

Cabel sangat terkejut mendengar Anne ingin membeli semua ini. Anne masih tidak tahu ingin memberikan semua ini kepada siapa saja, tidak ada salahnya membeli lebih awal untuk diberikan kepada Kak Verto atau Kak Fricsia. Ia juga bisa memberikan sebagian kepada prajurit Voinn.

"Ma- masih ada nona, tapi anda yakin ingin membeli semua ini?? Bahkan para bangsawan di Terra tidak begitu tertarik dengan aksesori dengan efek pelindung."

"Hmm? Memangnya mereka membeli aksesori yang seperti apa?" Anne tidak mengerti mengapa aksesori pelindung jarang dicari oleh para bangsawan.

"Para bangsawan biasanya lebih menyukai aksesori yang bisa membuat mereka mengeluarkan dan mengontrol sihir dengan mudah, atau yang bisa mengeluarkan ledakan atau serangan sihir, walaupun mereka tidak memiliki sihir dalam tubuh mereka. Sihir pelindung juga biasanya sudah ada pada baju zirah, karena hanya dibutuhkan ketika berperang saja."

"Hmm, untuk sekarang saya hanya akan membeli ini saja, anda bisa memberikan detail harganya kepada Collin."

"Ah, jangan lupa untuk datang kembali bila Farrol sudah membawa barang baru." Anne menambahkan.

"Baik nona." Cabel langsung menuliskan daftar harga dari barang yang dibeli Anne dan membungkus semua barang tersebut dengan rapi menggunakan kotak-kotak kecil.

"Nanny, bagaimana bila aku memberikan jepit rambut itu sebagai hadiah ulang tahun Putri Luna?" Anne bertanya selagi menunggu Cabel membungkus semua barang itu.

"A- ehm, sepertinya lebih baik anda memberikan sesuatu yang lebih berharga nona, karena ini adalah pesta kedewasaan Putri Luna, mereka mungkin akan membuka semua hadiah di depan umum. Saya tidak yakin dengan tradisi di Terra, tetapi itu yang biasa dilakukan di Verdant."

"Hmm baiklah, kalau satu set perhiasan cukup bukan? Kalung, anting, dan cincin mungkin? Aku akan menanyakan Collin nanti. Kalau begitu jepit rambut ini untuk Hera saja. Hera sudah banyak memberikan bonekanya untukku, aku akan memberikannya nanti di pesta."

"Nona, ini saya sudah membungkus dan mengurutkannya seperti yang saya sebutkan tadi."

"Baik, terima kasih Cabel." Cabel segera pergi mengikuti Collin untuk mendapatkan bayarannya.

"Nanny, tolong bantu aku memberi tanda di kotak-kotak ini. Gelang biru ini untuk Kak Louis, kalung sihir ini untuk Kak Fricsia, gelang putih ini untuk Kak Verto, jepit rambut ini untuk Hera, dan pin emas ini adalah untuk Gevdi. Kembaran pin emas ini untuk Nanny, bagaimana?"

Anne sudah memutuskan kepada siapa saja ia akan memberikan semua hadiah ini.

"Untuk saya?!" Nanny yang sibuk menuliskan nama-nama di kartu langsung berhenti menulis.

"Iya tentu saja, nanny sudah merawatku sejak kecil. Aku akan sangat sedih bila nanny menolak hadiah ini." Anne berkata dengan nada sedih, agar nanny bersedia menerima hadiahnya.

"Terima kasih nona. Mulai sekarang saya akan selalu menggunakannya."

Nanny terharu melihat hadiah dari Anne. Ia memandang pin emas itu dengan seksama sambil menelusuri setiap ukirannya dengan jarinya. Pin itu memang sepertinya dibuat untuk wanita karena memiliki bentuk bunga mawar. Semoga saja Gevdi tidak tersinggung ketika menerima pin mawar ini.

"Apa nona mencari saya?"

"Oh Collin, silahkan masuk. Aku ingin mempersiapkan hadiah untuk ulang tahun Putri Luna. Bagaimana dengan satu set perhiasan kalung, anting, dan cincin?"

"Saya baru saja mengirim hasil tambang kita kepada para pengrajin perhiasan. Mereka akan mengirimkan hasilnya ke toko-toko kita dalam beberapa hari. Saya akan membawakan beberapa set perhiasan agar nona bisa memilih langsung ingin memberikan yang mana."

"Tidak perlu, kamu saja yang memilih yang terbaik untuk Putri Luna. Akan sulit untuk membandingkan mana yang lebih bagus karena aku tidak bisa melihatnya."

"Maaf nona, saya tidak bermaksud seperti itu."

"Haha, aku hanya bercanda Collin. Ayo Hans, Nona Kiara pasti sudah menungguku di taman."

Tuk tuk tuk

Anne mengetuk-ngetuk kursinya, tidak sabar menunggu Hans kembali. Hari ini tim perawat akan berangkat menuju Verdant, ia sengaja bangun pagi-pagi untuk memastikan Hans tidak lupa untuk menitipkan barang-barang yang ia siapkan.

Tok tok

Hans mengetuk pintu kamar Anne, memberitahukan kedatangannya.

"Bagaimana Hans, mereka sudah berangkat?" Anne langsung bertanya ketika Hans datang.

Anne berharap kakaknya bisa cepat pulih dan bisa segera pergi bertemu. Coba saja tidak ada pasukan Wart disana, ia pasti langsung pergi ketika mendengar kakaknya terluka parah.

"Iya nona, mereka sudah berangkat. Saya akan segera melaporkan bila ada kabar lagi."

"Baiklah. Kalau begitu, ayo kita mulai latihan hari ini."

Anne masih berusaha keras berlatih berdansa menggunakan gaunnya. Selagi masih ada waktu, ia belum mau menyerah.

--

"Iya bagus, pertahankan seperti itu Anne. Atur pernafasan agar bisa lebih tenang, dengan begitu energi sihirmu tidak akan cepat habis."

Anne berusaha untuk tenang tanpa menutup matanya. Hari ini kelas sihirnya dengan marchioness rasanya tidak berjalan dengan lancar. Sudah beberapa hari ia masih tidak bisa mengontrol pergerakan sihirnya, dan latihan selalu terhambat karena energi sihirnya terlalu cepat habis.

"Ah!" Anne terkejut ketika sihirnya meledak menjadi kepingan-kepingan kecil.

"Hmm sepertinya sampai disini saja latihan hari ini. Besok kita lanjutkan lagi ketika energimu sudah pulih."

"Baik …." Anne menjawab dengan tidak bersemangat.

"Jangan murung seperti itu Anne, kamu melakukannya dengan baik kok. Pangeran Reinhardt juga kesulitan mengikuti pelajarannya."

"Oh ya? Benarkah?"

"Iya tentu saja, untuk apa saya mengarang hal seperti itu? Semua orang yang bukan dari keluarga penyihir pasti akan kesulitan mempelajari sihir, karena tidak dilatih sejak kecil. Jeremy saja berhenti sejak umur sepuluh tahun."

"Memangnya Jeremy memiliki elemen sihir apa?"

"Jeremy memiliki elemen sihir angin, sama seperti Chris. Tapi ia sangat kesulitan mengendalikan sihirnya, jadi ia menyerah. Ia memang sangat tidak sabaran, sehingga arah anginnya selalu kacau dan tidak terkontrol. Aku masih ingat ia bisa membuat angin topan kecil, tapi malah menghancurkan barang-barang di sekitarnya karena tidak terkontrol."

"Waw aku tidak menyangka seseorang bisa membuat topan."

"Hahaha. Ia memang memiliki energi sihir yang cukup banyak, tetapi langsung habis karena mengeluarkannya sekaligus seperti itu."

"Bagaimana dengan Kak Rein? Apakah sihirnya sudah banyak berkembang?"

"Ia sedang fokus melatih menajamkan airnya, ia ingin bisa menggunakannya untuk bertarung. Untuk bisa seperti itu ia harus sangat berkonsentrasi, atau airnya akan kembali tumpul. Tapi ia mengatakan bahwa ia berlatih bukan untuk bertarung, ia hanya akan menggunakannya bila memang diperlukan."

"Hmmm, iya aku dengar Kak Rein memang cukup ahli berpedang. Mungkin ia hanya penasaran bisa sampai mana sihirnya berkembang."

"Aku jadi ingat ketika ia menggunakan sihirnya hari itu, ketika kamu sedang dinobatkan mewakili keluarga Voinn. Awalnya aku sangat terkejut ketika merasakan ada yang menggunakan energi sihir, terlebih lagi diarahkan kepadamu."

"Hm? Itu bukan sihir anda?"

"Bukan, walaupun elemen sihirku juga adalah air, aku lebih sering mengontrol pergerakan cairan yang sudah ada, bukan menciptakan air dari partikel udara seperti dirinya."

Anne sudah berusaha menutupi kegugupannya hari itu, tapi sepertinya terlihat jelas oleh Reinhardt.

"Hahaha. Gugup adalah hal yang normal, kamu tidak perlu malu Anne," kata marchioness, seperti bisa membaca pikiran Anne. Bagaimana ia bisa tidak menyadarinya ketika muka Anne langsung memerah seperti itu.

'Ah lucunya. Masa muda memang menyenangkan,' katanya dalam hati.

*Anne sangat senang dengan perhatian Rein, tapi apakah ini hanya karena rasa simpati?*