"Oh ya Anne, apakah ada info baru dari tim pencari? Ayah mengatakan bahwa pasukan Wart tahu bahwa Verto masih hidup dan mengarahkan hampir seluruh pasukannya untuk mencari. Pasti kalian juga jadi semakin sulit untuk menemukannya."
"Oh tidak …, semoga kita bisa menemukan kakak lebih dulu dari mereka …." Anne terlihat khawatir mendengar kabar tersebut, terlebih lagi karena ia hanya mengirimkan beberapa orang untuk mencari. Apakah ia perlu mengirim tim pencari lainnya?
"Aku sudah kuduga hal ini akan terjadi, karena itu aku meminta beberapa penyihir untuk membantu mencari bersama dengan Jeremy." Marchioness sudah sedikit curiga karena Jeremy sangat kesulitan menemukan Verto. Syukurlah ia memutuskan untuk mengirimkan beberapa penyihir untuk membantu.
"Kemarin, kami baru saja mendapatkan surat dari mereka. Mereka baru saja menemukan Kak Louis yang terluka cukup parah setelah peperangan, tetapi tidak bisa langsung melakukan perjalanan menuju Terra karena lukanya," Anne menjelaskan.
"Kami memutuskan merawatnya terlebih dahulu disana, dan membawanya ke Terra setelah luka-lukanya sudah menutup dengan baik," Marchioness menambahkan.
"Baguslah Anne, akhirnya pencarian kalian membuahkan hasil. Katakan saja bila kalian membutuhkan dokter yang baik, kami bisa membantu menyediakannya." Rein turut senang mendengar kabar baik ini, dan ingin membantu Anne sebisanya.
"Iya untunglah kakakmu baik-baik saja Anne. Semoga ayahmu juga baik-baik saja disana." Parlo ikut mengutarakan rasa simpatinya kepada Anne.
"Iya, ayah pasti akan baik-baik saja." Anne berkata pelan.
"Oh Anne, apakah kamu ingin menginap lagi di istana? Pesta Kak Luna akan berlangsung hingga cukup larut, beberapa bangsawan penting dari jauh juga akan menginap di istana. Pasti akan menyenangkan!"
"Ah, tapi Kediaman Voinn tidak jauh dari istana. Lagi pula kalian juga akan kedatangan tamu penting …."
"Tidak apa-apa Anne! Mereka akan tinggal di istana perak, bukan di istana emas (Istana utama). Kita bisa naik kapal di danau istana esok harinya! Dan masih banyak lagi yang belum kuperlihatkan kepadamu."
"Iya Anne, kamu harus lebih banyak bermain di usia seperti ini." Marchioness sangat senang Anne bisa memiliki teman yang sangat baik. Anne memang belum pernah berlibur selama di Terra, ia ingin Anne sesekali bersantai dan tidak terlalu stress memikirkan keadaan keluarganya.
"Baiklah, terima kasih Hera sudah mengundangku."
"Seharusnya kami yang berterima kasih kamu bersedia bermain dan berteman dengan Hera. Hahaha." Rein bersyukur akhirnya ia tidak perlu lagi mengurus Hera.
Sejak berteman dengan Anne, Hera sudah jarang membuat masalah, dan ia tidak lagi mengajak Parlo untuk membolos. Hera juga rajin mengikuti kelasnya agar diizinkan pergi ke Kediaman Voinn.
"Nona, makan malam sudah siap." Collin menyampaikan setelah seorang pelayan datang dan membisikkan sesuatu.
"Mari silahkan yang mulia, kalian pasti sudah lapar setelah berkeliling taman." Marchioness bangkit berdiri, mengajak mereka makan malam bersama.
--
Kunjungan hari ini sangat menyenangkan, mereka juga sangat menikmati hidangan yang disajikan. Rein termenung memandang keluar jendela kereta, tidak peduli dengan percakapan Parlo dan Hera.
"Wah, aku tidak menyangka Kediaman Voinn begitu indah. Kenapa kamu tidak pernah mengajakku kalau ingin pergi ke sana?"
Parlo masih tidak bisa melupakan pemandangan taman yang sangat indah ketika mereka sedang menikmati makan malam. Ia sangat kesal kepada Hera tidak pernah mengajaknya ketika ingin bermain ke Kediaman Voinn.
"Untuk apa aku mengajakmu? Lagi pula tidak seru bermain denganmu." Hera membalas dengan santai.
"Kita kan selalu bermain bersama! Bagaimana kamu bisa mengkhianatiku dengan begitu mudah?"
"Aku mengajakmu bermain, karena memang tidak ada orang lain yang bisa kuajak bermain. Setelah ada Anne, untuk apa aku bermain bersamamu lagi? Bagaimana kalau Anne tidak mau bermain denganku lagi karena aku mengajakmu?"
"Tidak mungkin! Anne senang aku berkunjung!"
"Oh benarkah? Sepertinya tidak tuh. Biasanya Anne tertawa lepas ketika bermain denganku, tapi ia tidak banyak tertawa hari ini. Jadi jangan mengganggu kami lagi! Aku juga tidak akan mengajak Kak Rein lagi."
"Hei, kenapa kamu tidak pernah memanggilku kakak?!" Parlo tidak terima dengan perlakuan Hera kepadanya.
"Kenapa? Bukankah kita seumuran? Ck, kekanakan sekali." Hera meledek sikap Parlo, yang cemburu hanya karena tidak dipanggil kakak olehnya.
Rein yang dari tadi diam, memasukkan tangannya ke dalam saku jubahnya untuk memegang hadiah yang diberikan Anne. Ia sudah tidak sabar ingin membukanya, tapi tidak ingin Parlo dan Hera mengetahuinya.
Anne tadi pasti merasa segan karena hanya memberikan hadiah kepada Rein, sehingga memberikannya secara diam-diam ketika tidak ada yang melihat. Rein juga sangat terkejut ketika mereka sedang berjalan-jalan melihat kandang untuk Choco, Anne tiba-tiba menaruh sesuatu di tangannya. Anne hanya mengatakan untuk membukanya ketika ia sendirian.
--
"Hans, kapan perawat untuk Kak Louis akan berangkat?" Anne bertanya kepada Hans ketika mereka sedang berjalan kembali ke kamar, setelah kelasnya dengan Nona Kiara.
"Mereka akan berangkat dua hari lagi, dengan dua pengawal dan seorang pelayan. Kita akan meminta Gevdi untuk mengirimkan seseorang ke gerbang perbatasan dan menjemput mereka."
"Aku ingin memberikan sesuatu untuk ayah. Apakah menurutmu Kent bisa memberikannya?"
"Aku yakin Kent bisa memberikannya, walaupun ia harus mencari waktu yang tepat untuk bisa beraksi. Tapi tentu saja tidak ada salahnya mencoba, ia pasti bisa kabur bila berbahaya. Nona ingin mengirimkan surat?"
"Iya, surat dan pin yang kemarin aku beli."
"Duk-, ah maksudku Marquis juga pasti akan sangat senang mendengar kabar dari nona. Silahkan masuk nona, saya akan berjaga disini malam ini."
"Kamu juga harus beristirahat dengan baik Hans."
"Iya nona, saya akan bergantian dengan yang lain nanti malam."
"Tunggu Hans, aku juga ingin memberikan sesuatu untukmu." Setelah Anne duduk, ia menahan tangan Hans agar tidak segera keluar kamarnya.
"Hilda, tolong keluarkan pin yang waktu itu aku beli, Pin kuda emas."
"Baik nona." Hilda pergi mengambil pin tersebut dan memberikannya kepada Hans. Sebagai pelayan yang paling senior, Hilda dipercayakan untuk mengurus perhiasan dan aksesori yang Anne miliki.
"Terima kasih banyak nona, anda tidak perlu memberikan saya hadiah semewah ini." Hans sama sekali tidak menduga Anne membeli pin ini untuknya.
"Ini bukan apa-apa dibandingkan apa yang sudah kamu berikan kepada Keluarga Voinn. Walaupun kamu sudah ada pin pasukan khusus, menambah satu lagi tidak masalah bukan?"
Walaupun ini adalah pin yang biasa digunakan bangsawan, Anne merasa pin ini masih tidak cukup, karena ia sudah menganggap Hans seperti kakaknya sendiri.
Kemarin seseorang datang untuk memberikan tagihan pembelanjaannya dan sertifikat kepemilikan dari barang-barang yang Anne beli. Nanny mengatakan pin ini hanya seratus lima puluh koin emas, ini tidak mahal.
"Aku juga akan menitipkan kepada perawat tersebut pin yang sama untuk diberikan kepada Kent, bersamaan dengan surat dan pin untuk ayah."
"Baik nona, terima kasih. Saya akan memberikan barang-barang ini kepada mereka ketika mereka akan berangkat." Hans memandang pin itu dengan senang dan langsung memasang pin itu di seragamnya.
"Ah! Aku lupa membelikan pin pelindung untuk Kak Louis. Ia pasti membutuhkannya ketika akan melakukan perjalanan ke Terra. Hilda, katakan kepada Collin untuk memanggil pemilik toko sihir itu untuk datang dan membawakan aksesori dengan efek pelindung besok."
"Baik nona." Hilda menjawab singkat dan segera keluar mencari Collin.
"Hhhh, semoga ia memiliki aksesori dengan efek pelindung yang besar …." Anne bangkit berdiri dan berjalan perlahan menuju kasurnya. Setelah tinggal disini lebih dari sebulan, Anne sudah hafal dengan baik kamarnya dan beberapa ruang yang sering ia kunjungi.
"Kamu bisa pergi Hans … Lucy, bantu aku berganti pakaian."
"Selamat malam nona." Hans segera keluar ruangan agar Anne bisa beristirahat.
--