--
"Maaf membuat kalian lama menunggu," Anne merasa tidak enak membiarkan tamunya menunggu terlalu lama.
"Hahaha, tidak apa-apa Anne. Lagi pula memang Hera yang sembarangan datang tanpa pemberitahuan."
"Kastil ini sangat indah Anne, akhirnya setelah sekian lama aku bisa berkunjung ke sini." Parlo yang baru pertama kali berkunjung, sangat menyukai desain Kastil Yunne yang elegan dan tidak berlebihan.
"Kami mengatakan akan pergi membeli hadiah untuk Kak Luna, sehingga diperbolehkan pergi. Kami hanya membeli beberapa barang dan langsung pergi kesini, hihihi. Mereka semua sibuk mempersiapkan pesta kakak dan tidak akan menyadari kita tidak ada."
Hera sudah semakin ahli membuat alasan untuk bisa pergi bermain, karena kelas-kelasnya yang semakin lama semakin banyak. Mengapa aku harus belajar merajut? Apa lagi piano, biola, dan lainnya! Aku tidak memiliki bakat musik apapun!
"Terima kasih Kak Parlo. Apakah kalian ingin berkeliling? Kak Chris memperbolehkanku memelihara puma dan kami sedang mempersiapkan kandang yang besar untuk Choco." Anne sudah tidak tahan ingin menyombongkan peliharaan barunya walau belum datang.
"WOW!! Puma?!" Hera tidak percaya dengan pendengarannya. Ia tidak ingat bentuknya, tetapi ia pernah membacanya buku.
"Iya, hehe," kata Anne sambil menggosok hidungnya tiba-tiba gatal.
"Bagaimana kamu bisa mendapatkan seekor puma Anne? Setahuku tidak ada puma di Terra. Kamu tahu itu hewan berbahaya kan?" Rein terlihat khawatir mendengar hewan buas itu ada di Terra.
"Tenang kak, puma itu masih bayi. Choco adalah salah satu hewan yang dibawa oleh tim ekspedisi ayah. Mereka baru kembali minggu lalu dan membawa berbagai barang dan hewan dari benua lain."
"Wah, keren. Bolehkah aku membeli hewan-hewan lain yang mereka bawa?"
"Sayang sekali sepertinya hewan-hewan ini masih akan diteliti perilakunya, habitat, dan lainnya. Tapi kalian bisa berkunjung bila memang ingin hewan-hewan ini di pusat penelitian."
"Wah, sepertinya akan menarik. Aku akan langsung meminta izin kepada ayah malam ini!" Hera juga ingin memiliki hewan peliharaan! Nanti aku akan memilih yang lucu dan meminta ayah menangkapnya di benua seberang.
"Kami juga memiliki beberapa orang ahli yang menjaga dan merawat mereka disana, jadi pasti akan aman."
"Oh, sudah bicaranya! Ayo kita pergi lihat kandangnya!"
"Hahaha. Collin, tolong antarkan kami ke kandang Choco."
--
"Hmm? Sihir di kalungmu sudah penuh Anne?" Rein baru menyadari kalung Anne yang sudah berubah warna.
"Oh, iya. Sudah dari beberapa hari yang lalu sihirnya penuh. Sekali lagi terima kasih atas kalungnya, aku sangat menyukainya."
"Wah! Lihat itu kak! Apakah itu kandangnya? Tinggi sekali pagarnya!" Hera berseru karena takjub melihat kandang yang sedang dibangun.
Kandang itu memiliki pagar setinggi tiga meter dan sangat luas. Mereka membuatnya semirip mungkin dengan alam asalnya. dengan pohon-pohon, danau kecil dan sebuah gua untuk tempat tidurnya.
"Woow" Parlo tidak bisa berkata apa-apa, takjub melihat kandang sebesar ini.
"Ini bahkan lebih besar dari kamarku!" Hera berseru sambil berlari-lari di dalam kandan itu. Semua pekerja yang ada terpaksa berhenti bekerja karena kunjungan mereka yang tiba-tiba.
"Kami sengaja menyiapkan kandang yang luas, agar tidak perlu membuat kandang baru ketika Choco sudah besar."
Anne juga baru pertama kalinya mendatangi dari dekat kandang ini, ia hanya mendiskusikan desainnya sesekali dengan Kak Chris. Ia tidak menyangka kandang ini akan begitu besar.
Setelah mereka selesai berkeliling kandang, mereka juga pergi melihat taman yang sudah memiliki pemandangan yang berbeda. Walau sudah hampir musim dingin, bunga-bunga musim gugur masih bermekaran, seperti calendula, pansy, poppy, aster hingga mawar. Pada musim ini, taman Kastil Yunne berwarna dari kuning, jingga, hingga merah.
"Wah, pasti taman ini akan terlihat sangat indah ketika matahari terbenam," kata Parlo pelan. Mereka berjalan-jalan santai sambil menikmati pemandangan.
"Kalian harus makan malam di sini kalau begitu. Kalian bisa menikmati pemandangan dari jendela ruang makan."
"Tentu saja! Aku tidak akan melewatkan kesempatan seperti ini! Entah kapan lagi aku bisa berkunjung." Setelah sekian lama ingin berkunjung, tentu saja Parlo tidak akan langsung pulang begitu saja.
"Haha, seharusnya kamu lebih serius saat belajar." Rein meledek Parlo karena harus terus mengikuti kelas tambahan karena tidak serius belajar dan membolos.
"Hei, kamu sudah terlalu lama menuntun Anne, sekarang giliranku! Aku masih belum memaafkanmu karena sudah mengajak Anne ke pesta duluan," Parlo masih kesal mengingat Anne lebih memilih Rein. Kalau Anne bisa melihat wajahku, dia pasti lebih memilih aku dibandingkan Rein yang culun itu!
*Ps: jangan percaya. Rein lebih ganteng, luar dalem.
"Nona, apakah saya perlu membatalkan jadwal belajar anda hari ini? Nona Kiara sudah menunggu di ruang quartz (ruang belajar)." Collin menghampiri Anne dan berbisik di telinganya.
"Tidak perlu Collin, mereka ingin bertemu dengan guru baruku. Panggil saja Nona Kiara ke ruang emerald. Marchioness juga sudah menunggu disana."
--
"Selamat siang yang mulia" Marchioness dan Kiara memberi salam ketika mereka memasuki ruang emerald.
"Selamat siang." Mereka membalas singkat.
"Jadi ini adalah guru barumu Anne? Ia sangat berbeda dari bayanganku, ia begitu … muda."
Parlo yang tadinya tidak tertarik bertemu dengan guru Anne, sama sekali tidak menduga guru Anne hanya sedikit lebih tua dari dirinya, dan begitu cantik! Ia terlihat begitu berbeda dari nona-nona muda di Terra.
'Ah, coba saja guruku seperti Nona Kiara, aku pasti akan lebih semangat belajar! Dibandingkan dengan kakek nenek itu.' Ia tidak mengerti mengapa ibunya memilih guru-guru yang sudah lanjut usia atau bapak-bapak.
"Jaga ucapanmu Lo," Rein mengingatkan Parlo, tidak ingin Nona Kiara tersinggung.
"Senang bertemu dengan anda, yang mulia."
Kiara membungkuk memberi salam dengan malu-malu. Ia sudah sangat gugup sejak Collin mengatakan Anne akan memperkenalkannya kepada para tamu. Ia tidak pernah bertemu dengan keluarga kerajaan sebelumnya, bahkan ia hanya pernah melihat sekilas Keluarga Kerajaan Crotta.
"Walaupun Nona Kiara masih muda, ia adalah lulusan terbaik Akademi Dellarino. Ah, dan ia mengenal Kak Verto!" Anne menjelaskan dengan bangga.
"Ah, anda terlalu memuji saya Anne," Kiara menjawab malu-malu.
"Marchioness Verlant, saya dengar anda yang akan mengajarkan Anne sihir? Bisakah anda mengajari saya juga?" Tanya Rein ketika mereka semua sudah duduk.
Kapan lagi ia bisa belajar langsung dari sesama pengguna sihir air? Rein sudah sering mendengar bahwa Marchioness Verlant salah satu penyihir terhebat di Crotta.
"Kamu masih ingin belajar sihir? Bukannya sihirmu payah?" Parlo tahu Rein sedang sangat tertarik mempelajari sihir, walaupun sihirnya terlihat biasa saja.
"Setidaknya lebih baik dari sihirmu." Rein meledek Parlo, yang bahkan masih tidak tahu ia memiliki energi sihir atau tidak.
"Tentu saja itu adalah sebuah kehormatan, yang mulia. Saya akan mengunjungi istana untuk membicarakan jadwal pelajaran anda lebih lanjut."
"Aku tidak apa-apa bila mengikuti pelajaran bersama dengan Anne." Akan lebih menyenangkan bila bisa belajar bersama.
"Atau kalian bisa datang ke istana setiap minggu untuk belajar!" Hera menyarankan, jelas-jelas dengan maksud tertentu.
"Tentu saja tidak bisa yang mulia, kalian tidak akan bisa fokus mengikuti pelajaran dengan baik. Setiap elemen sihir juga memiliki cara belajar dan perkembangan yang berbeda. Lagi pula kemampuan kalian juga pasti berbeda."
Belajar bersama memang dibutuhkan sesekali, agar meningkatkan semangat untuk belajar. Mungkin ia akan mengadakan kelas bersama sesekali, bila memungkinkan.
"Hmm, baiklah. Aku akan memberitahu ibuku mengenai hal ini. Anda bisa datang ke istana setiap hari selasa, aku tidak memiliki banyak kelas hari itu."
"Baik yang mulia. Saya akan segera mengunjungi istana."
--