"Ini nona, total harganya adalah 2058 koin emas" Lelaki itu kembali dengan beberapa kotak yang diikat pita.
'Ah, aku tidak menyangka pin itu akan begitu mahal. Bagaimana ini? uangnya tidak cukup.'
"Tolong kirimkan tagihannya ke kediaman Voinn." Nanny menjawab sebelum Anne bisa berkata apapun.
"Baik, terima kasih nona." Lelaki itu membungkuk memberi salam.
"Apakah bisa seperti itu nanny?" Anne bertanya ketika Hans menuntunnya keluar.
"Iya tentu saja nona, bangsawan tidak membawa uang kemana-mana." Nanny menjawab santai.
"Oh, iya. Kalau boleh tahu, siapa nama pedagang itu?" Anne berbalik dengan cepat, memandang pemilik toko sihir tersebut.
"Namanya adalah Farrol. Farrol Akilanyc, nona." Jawabnya singkat.
"Hmm, baiklah. Terima kasih atas infonya."
'Farrol, semakin dipikirkan aku semakin penasaran dengan orang ini. Sepertinya ia bukan orang biasa.'
--
"Selamat datang nona. Saya sudah mendengar dari marchioness, anda melakukannya dengan sangat baik hari ini." Collin datang menyambut kepulangan Anne.
"Hehe, tentu saja Collin." Anne memberikan mantelnya kepada Collin dan berjalan masuk.
"Bagaimana dengan perjalanan anda?"
"Sangat menyenangkan. Oh ya, apakah guruku sudah datang?"
"Sudah, Nona Kiara sudah menunggu di ruang topaz bersama dengan marchioness. Apakah anda ingin menemuinya langsung atau beristirahat terlebih dahulu?"
"Antarkan aku langsung kesana. Tidak baik membuatnya menunggu lebih lama lagi." Anne sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan guru barunya.
--
Anne bisa mendengar marchioness dan Kiara sedang asik berbincang-bincang ketika Anne memasuki ruangan tersebut.
"Maaf sudah membuat anda menunggu, Nona Kiara." Anne sedikit membungkuk memberi salam sambil meminta maaf karena sudah membuatnya menunggu.
"Tidak apa-apa nona, saya yang seharusnya meminta maaf karena datang di saat yang tidak tepat." Nona Kiara langsung berdiri menyadari kedatangan Anne.
Nona Kiara adalah anak kedua dari Count Vohna. Ia tidak terlalu tinggi dan memiliki rambut hitam yang dipotong pendek sebahu. Ia bahkan tidak lebih tinggi dari marchioness dan hanya satu jengkal lebih tinggi dari Anne, mungkin hanya sekitar seratus enam puluh centimeter.
Jarang sekali Anne menemui perempuan bangsawan dengan rambut pendek, Ia pasti bisa dengan mudah mengenalinya. Anne langsung memperhatikan penampilan Kiara dengan seksama.
"Perkenalkan nama saya Annette de Voinn."
"Salam kenal nona Anne, nama saya adalah Kiara Vohna. Saya akan mengajarkan nona sejarah, politik, ekonomi, sains, dan bisnis."
"Wah, saya dengar anda sudah lulus dari Akademi Dellarino hanya dalam waktu tiga tahun. Anda pasti sangat pintar."
Marchioness sudah menceritakan sedikit mengenai Kiara sebelumnya. Karena Kiara tidak mahir menggunakan sihir, ia memutuskan untuk belajar di akademi yang ada di Verdant. Nona Kiara berhasil menjadi orang pertama yang lulus dari angkatannya.
"Ah, tidak nona. Masih banyak yang lebih pintar dari saya."
"Oh, apakah anda mengenal kakakku Verto? Karena kalian sepertinya dari angkatan yang sama."
"Em, sa- i- iya, saya mengenal Tuan Muda Verto." Kiara menjawab dengan malu-malu, ia tidak menyangka Anne akan menanyakan hal ini.
"Tidak perlu terlalu formal memanggilnya tuan muda, bukankah kalian teman?"
"Hahaha. Jangan terlalu mendesaknya, Anne. Kiara adalah anak yang sangat pemalu dan pendiam, berbeda jauh dengan kakakmu." Marchioness tidak bisa menahan tawanya membayangkan Verto dan Kiara yang berteman.
"Ah, saya tidak terlalu dekat dengannya …." Kiara menjawab dengan malu-malu dan semakin lama semakin menunduk.
"Hehe, tidak usah malu-malu, bagaimana sikap kakak ketika di akademi?" Anne tertawa kecil melihat muka Kiara yang sangat merah karena malu, tapi Anne sangat penasaran dengan kelakuan kakaknya.
"V- Verto juga sangat pintar … dan ramah … dan baik …."
Hmm, Anne sedikit tidak percaya kakaknya ramah. Seingatnya Verto sering berkelahi dan membuat ayah dipanggil ke akademi berkali-kali.
"Hahaha, Nona Kiara tidak perlu terlalu berlebihan memuji. Kakak bisa besar kepala bila mendengarnya."
"Baiklah, sudah cukup mengintrogasinya, Anne. Aku dan Kiara akan segera mengatur jadwal belajarmu agar bisa langsung memulai kelas besok. Kalian juga pasti lelah karena perjalanan yang panjang, kamu bisa kembali ke kamarmu duluan untuk beristirahat Anne."
Walaupun Anne masih ingin berbincang lebih lama lagi, ia setuju dengan saran marchioness. Anne memang sudah cukup lelah karena sudah sibuk sejak pagi.
"Baiklah, sampai jumpa besok nona Kiara." Anne meminta Hans menggendongnya menuju kamarnya. Rasanya ia sudah terlalu lelah untuk berjalan ke kamarnya.
--
"Kak Chris! Bagaimana dengan Choco? Kapan ia akan datang?" Anne bertanya dengan semangat ketika mereka sedang sarapan esoknya.
"Kandangnya akan siap dalam dua minggu. Kamu tenang saja Anne."
"Ah! Bukankah hari ini surat dari Kent akan datang?" Anne yang sedang menghitung-hitung hari kapan Choco bisa datang, menyadari bahwa sudah seminggu berlalu sejak terakhir mereka mendapat surat dari Kent.
"Hm, iya benar. Malam ini surat balasan akan datang."
"Aku juga ingin mendengar langsung suratnya malam ini! Jangan lupakan aku lagi seperti saat kemarin!"
"Ahaha … baik Anne, kami hanya khawatir mengenai isi suratnya."
"Aku juga harus mengerti dengan situasi yang kita hadapi agar tidak salah langkah. Lagi pula aku sudah besar, sebentar lagi aku akan berusia dua belas."
"Hahaha, dua belas masih kecil Anne sayang." Marchioness tidak bisa menahan tawanya, tapi memang ia tahu semua ini sudah membuat Anne menjadi jauh lebih dewasa dibandingkan sebelumnya. Sayang sekali ia masih ingin melihat Anne bertingkah kekanak-kanakan.
"Aku hari ini harus pergi ke istana untuk mengurus berkas-berkas yang harus diserahkan kepada kekaisaran, sejak Voinn resmi menjadi warga Terra. Maaf Anne, aku tidak bisa menemanimu latihan lagi hari ini."
"Tidak apa-apa Kak. Aku justru berterima kasih kakak bersedia membantuku mengurus kediaman Voinn. Aku akan belajar dengan cepat agar bisa membantu juga!"
"Hahaha, baiklah. Aku akan menantikannya. Aku akan pergi duluan, kalian santai saja menyelesaikan sarapan kalian."
--
Sepanjang hari Anne terus memikirkan surat itu.
"Anne? Apakah anda ingin mempelajari yang lain saja?" Kiara yang sedang mengajari Anne, bingung karena Anne tidak bisa fokus dengan pelajarannya.
"Ah, maaf. Aku sedang memikirkan sesuatu."
"Ada apa Anne? Apa terjadi sesuatu?" Kiara tentu saja sudah mengetahui apa yang terjadi kepada Verdant. Untunglah ia sudah lulus awal tahun ini, dan sudah kembali ke Crotta ketika penyerangan itu terjadi.
"Aku hanya mengkhawatirkan surat yang akan dibawakan oleh tim pencari. Mereka masih mencari Kak Louis dan Kak Verto. Semoga saja mereka bisa segera ditemukan."
"Bagaimana kalau kita belajar di luar saja hari ini? Cuaca juga sedang sangat sejuk."
"Benarkah? Hilda, tolong siapkan teh dan cemilan di taman!" Anne langsung bersemangat, ia memang butuh udara segar saat ini.
--
Tok tok
"Anda memanggil saya nona?" Collin memanggil Anne dari luar ruang emerald.
"Bagaimana Collin? Kak Chris sudah kembali? Suratnya sudah datang?"
"Tuan muda Chris sudah kembali tadi sore, dan sedang beristirahat di kamarnya. Suratnya akan tiba kira-kira satu jam lagi. Apakah nona ingin saya panggilkan Tuan Muda Chris?"
"Hm, tidak perlu. Tolong sampaikan saja kalau aku akan menunggu di sini." Anne sudah tidak sabar lagi menunggu surat itu, ia duduk dengan gelisah sambil meminum tehnya. Ini sudah gelasnya yang ketiga, lebih baik aku ke toilet sebelum Kak Chris dan yang lain datang.
--
"Oh, kamu sudah datang Anne. Bagaimana pelajaranmu hari ini?" Saat Anne kembali marchioness juga datang, tapi masih tidak ada tanda-tanda keberadaan Kak Chris.
"Menyenangkan! Nona Kiara sangat baik dan mengajarkan dengan sangat mudah di mengerti. Ia bahkan membiarkanku belajar di taman hari ini, karena cuaca sedang bagus."
"Baguslah, kalau kamu menyukainya."
"Wah, kalian semua sudah ada sudah disini. Aku baru saja mengambil surat balasannya." Chris memasuki ruangan dengan membawa selembar kertas.
"Ayo kak cepat bacakan, aku sudah tidak sabar." Anne dan yang lainnya sudah berkumpul dari tadi menantikan kedatangan Chris.
"Baiklah, akan kubacakan." Chris duduk dan mulai membacakan.
"Tuan Louis diselamatkan oleh warga Verdant dan sedang di rawat. Ia terluka parah dan lumpuh. Kami akan mengirimkan Tuan Louis segera setelah ia lebih baik. Kent sudah berhasil menyusup."
Semuanya terdiam menunggu Chris melanjutkan, tetapi Chris menurunkan kertas yang dibacanya. Sampai di situ saja pesannya.
--