"APAA?! Wah, mereka ternyata sangat berani. Lalu aku harus pergi dengan siapa?? Wah teganya mereka mengkhianatiku, yang selalu menjadi pasangan mereka."
Hera selama ini selalu menjadi pasangan mereka, walaupun akhir-akhir ini Parlo selalu datang dengan berbagai wanita lain yang ia dekati. Ia bahkan tidak menghadiri beberapa pesta karena Rein tidak mau menjadi pasangannya! Ia tidak pernah memiliki pasangan lain selain mereka! Bagaimana mereka mengkhianatiku yang selalu setia ini?!
"Ah, maaf Hera …." Anne merasa sedikit bersalah mendengar betapa kesalnya Hera. Ia tidak menyangka ternyata selama ini Rein selalu menjadi pasangan Hera. Apakah aku perempuan pertama yang ia ajak selain Hera?
'Anne, jangan berpikir yang aneh-aneh, pasti ini adalah karena perintah dari kaisar!' Tanpa sadar mukanya sedikit memerah. Kak Chris sudah memberitahunya mengenai pertanyaan kaisar kemarin. Tidak mungkin kaisar serius mengenai hal tersebut.
"Tidak apa-apa Anne, ini bukan salahmu. Mereka yang bersalah karena telah berani mengkhianatiku. Lihat saja nanti ketika aku pulang!" Hera sudah bertekad akan langsung menghampiri mereka begitu ia pulang nanti.
"Hahaha, mungkin sudah saatnya kamu juga mencari pasangan baru selain mereka." Walaupun Hera suka berkelahi dengan anak laki-laki, Anne yakin pasti ada yang ingin menjadi pasangannya. Lagi pula sebentar lagi ia juga sudah bisa menerima lamaran untuk bertunangan.
"Aku sangat membenci anak-anak yang nakal! Laki-laki yang seusiaku semuanya entah nakal ataupun sombong. Hans, bagaimana bila kamu menjadi pasanganku nanti?"
"I-itu akan sulit yang mulia, terlebih lagi mengingat perbedaan tinggi …."
"Huh benar juga. Sial, Kak Arthur juga sudah memiliki tunangan. Pokoknya pesta kali ini aku tidak mau berpasangan dengan mereka! Lihat saja aku akan mendapatkan pasangan yang lebih baik!"
"Bagaimana dengan Kak Chris? Kak Chris pasti akan bersedia menemanimu."
"Ide bagus Anne!! Mana Kak Chris? Aku akan langsung bertanya kepadanya."
"Kak Chris sedang tidak disini, tapi ia akan kembali pada saat makan siang. Baiklah Hans, hari ini sampai disini saja latihannya."
"Ah, tidak apa-apa Anne, lagi pula aku ingin melihatmu berdansa."
"Benarkah? Tapi aku masih belum terlalu mahir …."
"Hahaha, santai saja Anne, aku juga masih sering salah. Makanya aku hanya pernah berdansa satu kali."
"Emm baiklah, jangan menertawakanku ya!" Anne berdiri dan menyambut uluran tangan Hans dan ketika musik dimainkan, mereka mulai berdansa.
"Hmm" Hera duduk memperhatikan Anne sambil menikmati musik dan teh nya.
"Eh? Anne, kamu berdansa sambil menutup matamu?"
"Hehehe, iya." Anne menjawab singkat.
"Aku bisa lebih fokus bila menutup mataku. Lagi pula aku memang tidak bisa melihat, dan aku sedikit pusing bila berdansa sambil membuka mata. Semuanya terlihat buram dan berputar." Anne menjelaskan ketika sudah selesai berdansa. Ia pun kembali duduk di hadapan Hera.
"Hoo …, begitu. Apa kamu tidak takut akan terjatuh atau menabrak sesuatu?" Memang sebagian besar gerakan dansa dilakukan bersama pasangan, tetapi ada saat-saat mereka harus berpisah.
"Hehe, selama ini Kak Chris dan Hans tidak pernah melepaskan genggaman mereka. Bahkan ketika bagian dimana kita harus berpisah. Kak Chris merasa akan lebih aman bila seperti itu."
"Aaah, pantas saja aku tidak melihat kalian berpisah. Tapi tetap berpegangan tangan juga tidak buruk, aku bahkan tidak menyadarinya. Tapi memang, bila berdansa bersamaan dengan yang lainnya, perbedaan itu pasti lebih terlihat."
"Iya, tapi mungkin itu tidak apa-apa bukan? Mengingat kondisiku …."
"Bila ada yang berani meledekmu karena hal itu, katakan saja padaku oke? Tidak ada yang berani melawanku!"
"Hahaha, aku sangat beruntung memiliki teman yang sangat tangguh!"
"Memang ketika sedang berada di aula pesta kita tidak diperbolehkan membawa pengawal, tapi bila ada aku, kamu tidak perlu khawatir Hans!"
"Tentu saja yang mulia, saya percayakan nona kepada anda."
"Lihat saja suatu saat nanti aku akan mengalahkanmu dalam duel pedang!" Hera sangat ingin berduel dengan Hans sejak mengetahui bahwa ia berasal dari pasukan khusus Duke Voinn.
Tok tok
"Permisi nona, Tuan Muda Chris sudah kembali dan datang bersama dengan Marchioness Verlant. Mereka sudah menunggu di ruang Topaz." Terdengar suara Collin dari luar ruangan.
"Marchioness? Baik terima kasih Collin. Hans." Hans segera membantu Anne berdiri dan menuntunnya menuju ruang tamu.
"Ada apa tiba-tiba Collin selalu menyebut ruangan dengan nama permata?"
"Hehe, memang sejak dulu setiap ruangan yang ada di kediaman Duke Voinn diberi nama berdasarkan nama permata. Aku diharuskan untuk menghafalkannya, jadi Collin selalu menggunakannya agar aku lebih cepat mengingat nama semua ruangan." Ia sudah menghafalkan hampir semuanya, berkat bantuan Collin dan pegawai lainnya.
"Wah, keluarga pertambangan memang sangat berbeda yaaa …." Hera berjalan mengikuti Anne dan Hans.
Nama ruangan di setiap kediaman berbeda-beda berdasarkan pemiliknya. Kebanyakan menamakan berdasarkan nama bunga, kayu, hewan, warna, atau bisa apa saja. Tidak semua bangsawan menggunakan nama ruangan, tetapi memberikan nama khusus sangat penting untuk keamanan dan kerahasiaan kediaman tersebut.
--
"Anne, bagaimana kabarmu? Mengapa kamu terlihat sangat kurus sayang?" Marchioness segera menghampiri Anne dan memeluknya ketika mereka tiba.
"Selamat datang Marchioness Verlant. Saya baik-baik saja, terima kasih atas perhatiannya marchioness." Anne membungkuk memberi salam.
"Anne, aku turut berduka atas apa yang terjadi kepada Roine, ibumu." Marchioness kembali memeluk Anne dengan erat.
"Terima kasih marchioness. Aku sudah baik-baik saja sekarang." Anne membalas pelukannya.
"Selamat siang yang mulia. Ibu, ini adalah Putri Hera yang aku bicarakan di suratku." Chris sedikit terkejut melihat Hera datang bersama dengan Anne, sepertinya ia datang bermain lagi.
"Salam kenal yang mulia, saya Marchioness Verlant, ibu dari Christopher. Anda sangat cantik seperti yang diceritakan anakku."
"Ah, haha." Hera sedikit malu mendengar pujian dari marchioness. Walaupun ia tahu dirinya memang cantik, tentu saja.
"Anda pasti sangat lelah setelah perjalanan panjang, bagaimana bila kita melanjutkan pembicaraan sambil makan siang?" Collin mengatakan bahwa makan siang sudah siap, dan menyarankannya mengundang para tamu ke ruang makan. Ia senang memiliki Collin yang sangat sabar mengajarinya dan selalu membantunya mengambil keputusan.
"Wah, tuan rumah yang sangat perhatian. Terima kasih Anne." Rasanya Anne sudah semakin dewasa saja.
--
"Jadi, ada apa ibu tiba-tiba memutuskan untuk datang ke Terra?" Chris bertanya ketika mereka sudah mulai makan.
"Tiba-tiba? Ibu sudah dari ingin menemani Anne disini, tetapi ayahmu selalu menunda-nunda kepergian ibu dengan berbagai alasan. Tetapi setelah menerima surat terakhirmu, ayahmu sudah tidak bisa menghentikan ibu lagi."
"Em marchioness, bagaimana dengan keadaan Jeremy?" Anne sudah ingin menanyakan ini sejak marchioness datang.
"Dia baik-baik saja. Beberapa hari yang lalu ia sempat kembali ke Crotta, untuk mengikuti upacara pengangkatan para ksatria baru. Kemudian kembali pergi mencari Verto. Ia sangat kesal karena masih belum menemukannya."
"Apakah perlu menambahkan pasukannya?"
"Ah, tidak perlu Chris. Dia akan baik-baik saja. Sempat ada yang terluka cukup parah, tapi masih bisa ditangani. Fufufu, sepertinya kakakmu pintar bersembunyi Anne." Marchioness tertawa kecil mengingat muka Jeremy yang sebal.
"Apakah sudah bisa dipastikan bahwa ia masih hidup?"
"Oh, tentu saja ia masih hidup Chris. Jeremy berhasil menemukan warga Verdant yang pernah melihatnya. Hanya saja tempat mereka selalu berpindah-pindah dan banyak memasang jebakan. Jeremy sering tertipu dengan semua jebakan itu. Hahaha."
"Hah …, syukurlah Kak Verto baik-baik saja."
"Emm apa anda baik-baik saja yang mulia?" Chris heran melihat Hera dari tadi gelisah di tempat duduknya.
"Kak Chris! Jadilah pasangan dansaku!!" Mereka semua langsung terdiam mendengar permintaan Hera yang tiba-tiba.
--