Chapter 26 - 26.

"Nanny cepat bantu aku berpakaian." Anne sudah bersemangat dari pagi, sudah tidak sabar untuk melanjutkan pembicaraan dengan yang lainnya. Mereka selalu menganggapnya sebagai anak kecil, apa salahnya tidur larut sesekali?

"Iya nona. Jangan terburu-buru, nanti anda bisa tersandung." Nanny memanggil pelayan lain untuk membantu menyiapkan Anne. Sepertinya ia harus memilih pelayan lainnya.

"Ayo Hans, bawa aku turun." Anne mengangkat kedua tangannya, meminta Hans menggendongnya.

"Siap nona!" Hans mengangkat Anne dan menggendongnya turun ke ruang istirahat, dimana yang lain sudah menunggu.

"Oh, Anne. Aku dengar nanny sudah memberitahumu semalam." Kak Chris menyapa Anne, ketika mereka masuk ke ruang istirahat.

"Iya kak, jadi apa yang akan kita lakukan? Kita harus menyelamatkan ayah secepatnya!" Anne menepuk-nepuk dada Hans, minta diturunkan.

"Anne …. Kita pasti akan menyelamatkan duke, tetapi sekarang bukan saat yang tepat. Mereka menahan duke dan jasad duchess di istana Verdant dan sudah mengambil alih kekuasaan di Verdant. Akan sulit untuk melakukan keduanya di saat yang bersamaan, terlebih lagi kita tidak memiliki kekuatan yang cukup."

Chris mencoba menjelaskan, ia mengerti perasaan Anne, tetapi situasi mereka saat ini sangat tidak menguntungkan mereka. Istana Verdant sudah berhasil mereka kuasai, menandakan bahwa seluruh keluarga kerajaan sudah meninggal. Mereka memindahkan pusat pemerintahan Wart kesana menunjukkan bahwa istana tersebut sudah dipenuhi oleh pasukan Wart.

"Duke pasti sekarang masih sangat sedih karena kepergian duchess, kita harus memastikan duke tidak melakukan hal berbahaya, seperti …." Hans tidak berani melanjutkan kalimatnya, ia tidak ingin Anne bersedih kembali ketika baru saja ada harapan baru.

"Seperti bunuh diri? Aku sudah besar Hans, tidak perlu ditutup-tutupi." Anne melanjutkan kalimat Hans.

"Maaf nona, saya tidak bermaksud ...."

"Aku sudah memikirkannya semalaman, dan karena itulah kita harus segera menyelamatkan ayah! Terlebih lagi ayah sedang terluka parah, bila tidak ditangani dengan baik, hal ini bisa berakibat fatal."

"Dari pesan yang dikirimkan oleh Kent, sepertinya masih ada harapan bahwa louis masih hidup. Kita harus memprioritaskannya juga. Ia pasti juga terluka cukup parah karena peperangan yang terjadi." Chris merasa lebih baik mereka menemukan Louis terlebih dahulu. Mungkin saja Louis berada dalam keadaan yang kritis.

"Hmm ..., tapi aku juga sangat khawatir dengan keadaan ayah. Setidaknya kita harus memberikan pesan bahwa aku dan kakak masih hidup. Dengan begitu ayah pasti akan merasa lebih tenang. Apakah ada cara untuk bisa mengirimkan pesan? Bagaimana dengan kertas sihir ini?" Anne tahu ayahnya tidak mungkin melakukan hal bodoh, tetapi memberitahu keberadaannya setidaknya akan membuat ayahnya berusaha untuk bertahan.

"Tidak bisa Anne, untuk bisa mengirimkan pesan seperti ini, kita harus menuliskan nama dan lokasi penerima dengan benar. Penerima pesan juga harus sudah siap dengan kertas sihir untuk bisa menerima pesan tersebut. Oleh karena itu, pengiriman surat sudah harus dijadwalkan terlebih dahulu," jawab Chris menjelaskan.

"Bagaimana kalau kita mengirimkan seseorang untuk menyusup masuk dan memberikan pesan secara langsung?" Anne mencoba memberi ide. Bila mereka bisa mengetahui letak ayahnya dipenjara dan tempat jasad ibunya disimpan, itu akan sangat menguntungkan mereka.

"Mungkin hanya Kent yang bisa melakukannya dengan baik. Bila kita sampai ketahuan mengirimkan penyusup, mereka bisa saja mendapatkan informasi mengenai nona secara paksa." Hans tahu Kent bisa dipercaya dan tidak akan membocorkan rahasia dan keberadaan mereka.

"Baiklah, kita akan memberitahu Kent dalam dua hari. Sebelum ia pergi kita sudah bersepakat untuk mengirim pesan setiap minggu dan akan dibalas dua hari setelahnya."

"Bagaimana dengan keadaan mereka disana, apakah baik-baik saja sejauh ini?" Anne khawatir mereka terluka bila bertemu dengan pasukan Wart.

"Mereka adalah ksatria yang terlatih dan mereka ada bersama Kent, jadi tenang saja nona. Walaupun mereka adalah ksatria, mereka juga dilatih untuk bertahan hidup dan merawat luka mereka sendiri."

Hans percaya mereka tidak akan kalah dengan mudah, karena mereka adalah ksatria yang dilatih oleh duke. Bahkan Hans pernah menjahit lukanya sendiri dalam peperangan yang terjadi beberapa tahun yang lalu.

"Iya Kent juga tidak menuliskan apa-apa, sepertinya tidak ada korban jiwa atau yang terluka parah sejauh ini." Chris membaca kembali pesan dari Kent dengan cepat.

"Baguslah kalau begitu. Semoga mereka bisa segera menemukan Kak Louis."

"Baiklah, kita akan membicarakannya lagi nanti, setelah sarapan." Chris merasa pembicaraan mereka sudah cukup lama, dan Anne masih belum sarapan.

--

"Anne!! Aku datang lagi!!" Anne bisa mendengar seseorang memanggilnya dari lantai bawah.

"Yang mulia, mohon berhati-hati. Anda bisa terjatuh." Collin yang menyambut Hera berjalan dengan cepat mengikuti Hera yang sudah berlari menuju kamar Anne.

Hera sudah tidak pernah lagi menunggu Anne turun menyambutnya, ia sudah merasa seperti di rumahnya sendiri dan berkeliaran dengan bebas. Hera bahkan sudah tidak pernah lagi mengirim pemberitahuan akan datang terlebih dahulu.

"Anne ada dimana Collin?" Ia bertanya kepada Collin karena Anne tidak ada di kamarnya. Ia sudah tahu bahwa Anne hampir tidak pernah pergi dari kastilnya.

"Nona sedang berlatih dansa bersama Hans di ruang emerald, yang mulia." Collin menjawab singkat. Collin bisa berjalan dengan cepat mengejar Hera dan bahkan tidak terlihat terengah-engah. Sepertinya ia memiliki stamina yang bagus walaupun bukan seorang ksatria.

"Dansa? Wah! Aku ingin melihatnya! Antarkan aku kesana Collin."

Hera tidak mengetahui hal ini karena sudah beberapa hari tidak berkunjung dan Anne tidak pernah menyebutkannya di suratnya. Setelah mendengar Anne sudah lebih baik, permaisuri membatasi kunjungannya. Ia tidak bisa lagi membolos kelas-kelasnya dengan alasan ingin mengunjungi Anne.

Tok tok

"Permisi nona, Putri Hera ingin bertemu dengan anda."

"Masuk saja Hera, Collin."

"Waw, Hans kamu terlihat berbeda." Hera terkejut melihat Hans dengan baju formal, bukannya seragamnya.

"Haha, tentu saja aku harus berdandan bila ingin berdansa dengan nona cantik."

"Uhh." Hera merinding mendengar kata-kata Hans.

"Hahaha." Anne tertawa mendengar mereka. Ia senang Hera sudah semakin akrab dengan Hans.

"Anne, sejak kapan kamu belajar berdansa? Kamu tidak perlu memaksakan diri bila tidak bisa, karena dansa bukan sebuah kewajiban. Aku saja hanya pernah berdansa sekali."

Hera tidak terlalu suka mendatangi pesta dansa, dan biasanya hanya sibuk makan atau berjalan-jalan di taman sepanjang pesta. Ia sangat penasaran dengan taman dari kediaman para bangsawan. Lagipula ia tidak ingin berdansa dengan Parlo atau Rein, yang biasanya adalah pasangan yang mendampinginya.

"Hehe, aku hanya ingin mencoba mempelajarinya. Selama ini aku berpikir bahwa aku tidak mungkin bisa berdansa karena keadaanku, tetapi ternyata tidak."

Ia sangat senang ternyata berdansa tidak sesulit yang dibayangkannya, terlebih lagi bila memiliki partner seperti Kak Chris dan Hans yang mahir dalam memimpinnya berdansa. Bahkan ketika ia melupakan beberapa gerakan, pasangan dansanya dapat memimpin, dan tidak akan ada yang menyadarinya. Ia bahkan tidak perlu khawatir akan menabrak sesuatu, karena akan ada yang menjaganya.

"Wah, baguslah kalau begitu. Kamu akan berdansa dengan Kak Chris disana?"

"Ah, em … aku masih belum menentukan pasangan untuk pergi ke pesta tersebut …"

"Hmm? Bukan kah sudah pasti Kak Chris? Apakah Kak Chris akan mengajak orang lain?" Walaupun tidak wajib datang bersama pasangan, satu orang hanya bisa membawa satu pasangan. Itu adalah tradisinya.

"Ah, bukan begitu. Aku mendapatkan beberapa undangan untuk menjadi pasangan dansa, dan masih belum menentukan yang mana yang harus kupilih."

"Wah!! Bagaimana bisa? Aku pikir kamu hanya mendapat permintaan dari Kak Chris? Siapa itu Anne?"

"Itu …, dari Kak Chris, Kak Rein, dan Kak Parlo …." Anne berkata pelan, sedikit malu memberitahu Hera. Ia mendapatkan surat dari Rein dan Parlo beberapa hari yang lalu,

--