Chapter 24 - 24.

"Oh iya, sepertinya aku sudah tahu bagaimana cara memasukkan sihir ke dalam kalung tersebut. Karena kamu sudah mengeluarkan sihirku, sekarang kamu bisa memasukkan sihirmu."

"Hmm, jadi kalung ini hanya bisa menampung satu sihir saja?"

"Iya, tetapi kamu bisa menyimpannya hingga sangat banyak. Kamu mau mencoba memasukkan sihirmu?"

"Ng!! Bagaimana caranya kak?"

"Sini aku contohkan …." Rein menuntun Anne untuk menggenggam permata tersebut dengan kedua tangan Anne.

'Ah, tangan Kak Rein terasa sangat hangat.' Muka Anne sedikit merona membayangkan betapa dekatnya mereka sekarang. 'Fokus Anne!' Anne terus mengingatkan dirinya.

"Coba fokus untuk mengeluarkan energimu dari kedua tanganmu." Anne menutup mata dan mencoba fokus. Anne sudah semakin mahir mengontrol energinya, ia juga merasakan bahwa energinya sudah lebih banyak dari sebelumnya.

"Bagus Anne! Kamu sudah bisa!" Rein melepaskan kedua tangannya dan membiarkan Anne tetap fokus mengontrol energinya.

Sepertinya Anne akan sangat mahir menggunakan sihirnya. Ia masih tidak percaya Anne baru mulai melatih energinya bulan lalu. Ia saja membutuhkan setengah tahun hanya untuk mengumpulkan air di sekitarnya.

"Sudah cukup Anne, jangan habiskan energimu. Kamu akan lemas bila kehabisan energi." Rein memegang tangan Anne perlahan, tidak ingin mengagetkannya.

"Baik Kak, terima kasih. Aku akan mengisinya kembali bila energiku sudah pulih."

"Permata itu akan berubah warna menjadi biru muda bila sudah penuh dengan energi."

"Anne, kamu sudah berhasil?" Hera berlari menghampiri mereka, sudah lelah bermain.

'Wah, sepertinya kalian bermain dengan sangat bersemangat." Anne mendengar suara Kak Chris dari belakangnya.

"Hera, kamu terlihat sangat kacau." Rein mendesah merasa malu dan pasrah melihat keadaan adiknya.

"Yang mulia, saya akan menyiapkan kamar tamu untuk Putri berbenah." Collin segera menawarkan melihat keadaan Hera yang penuh dengan keringat.

"Ya, sebaiknya kita kembali ke dalam saja. Tolong bantu Hera berbenah." Rein memerintahkan para pelayan Hera untuk membantunya berbenah. Untunglah mereka selalu menyiapkan pakaian untuk Hera berganti.

"Anne! Ayo temani aku!" Hera berjalan dengan riang menggandeng tangan Anne.

"Kak, bolehkah aku melihat-lihat perpustakaan?" Sambil menunggu Hera, ia ingin melihat koleksi buku duke disini.

"Tentu, aku akan mengantarkanmu kesana."

--

"Aku sudah selesai!" Hera keluar dari kamar mandi dengan para pelayannya.

"Wah, kamu mandi sangat cepat!" Anne sedang bermain dengan bonekanya di atas kasur, ketika Hera keluar. Lucy membantu Anne turun dari kasur dan menghampiri Hera.

"Hehe, tentu saja. Aku sangat hebat dalam banyak hal. Hmm, aku baru menyadarinya, tapi pelayanmu hanya satu Anne?" Hera bingung Anne hanya ditemani satu pelayan, walaupun Anne buta.

"Pelayan pribadiku hanya Lucy saat ini. Tetapi ia biasa dibantu oleh pelayan lainnya."

"Hmm, iya memang sebenarnya aku juga tidak membutuhkan banyak pelayan! Ibu memang sangat berlebihan." Hera merasa malu dan seperti anak kecil karena dilayani banyak pelayan. Ia baru menyadari bahkan Kak Rein tidak diikuti oleh para pelayan.

"Hihi, sebagai seorang putri memang harus memiliki banyak pelayan Hera." Anne tertawa kecil.

"Ayo kita segera turun, Kak Chris dan Kak Rein pasti sudah menunggu di ruang makan," ajak Anne ketika Hera sudah siap.

--

"Wah, kemana perginya singa tadi?" Rein meledek Hera, ketika mereka tiba di ruang makan.

"Hmph!!" Hera sebal dan berjalan sambil menghentakkan kakinya menuju tempat duduknya.

"Haha, anda sangat cantik, Putri." Kak Chris berdiri dan memberi salam kepada Hera. Ia menarik kursi dan mempersilahkan Hera untuk duduk.

"Terima kasih," jawab Hera singkat, sedikit merona. Mengapa kakaknya tidak pernah memperlakukannya seperti ini? Huh.

Chris kemudian membantu Anne untuk duduk di samping Hera. 'Ah pasti sangat menyenangkan bila bisa makan bersama seperti ini setiap hari.' Walaupun begitu ia sangat bersyukur Kak Chris bersedia menemaninya selama ini, bahkan Kak Chris tidak pernah membiarkan Anne makan sendiri.

"Oh iya, ini ada undangan untukmu." Rein menyerahkannya kepada Collin untuk memberikannya kepada Anne.

"Undangan?"

"Iya! Kak Luna akan mengadakan pesta debut sebagai peringatan sudah beranjak dewasa. Pasti akan sangat menyenangkan bila kamu bisa hadir di sana."

"Em …." Anne sedikit ragu untuk menerima undangan tersebut. Ia tidak pernah datang ke pesta dansa sebelumnya, kecuali pesta debut kakaknya, dan ia hanya berdiri diam bersama orang tuanya.

"Tenang saja Anne, aku akan menemanimu bila kamu mau." Kak Chris berbaik hati menawarkan untuk menemani Anne. Tidak baik menghadiri sebuah pesta tanpa pasangan ataupun keluarga.

"Baiklah, kapan tepatnya pestanya akan diadakan?" tanya Anne.

"Tidak perlu khawatir, pestanya masih bulan depan. Masih banyak waktu untuk mempersiapkan segalanya." Hera sangat senang Anne bersedia datang, setidaknya ia akan memiliki teman bicara di pesta tersebut.

"Baguslah nona, ini akan menjadi kesempatan yang baik juga untuk bisa bertemu dengan bangsawan lain yang ada di Terra." Nanny meyakinkan Anne.

Untuk bisa merebut kembali Verdant, ia membutuhkan koneksi sebanyak mungkin. Setidaknya ia harus bisa menunjukkan bahwa keluarga Voinn masih berdiri dengan stabil. Ini akan memudahkannya meyakinkan mereka agar bersedia membantu Verdant.

--

Setelah makan malam, mereka mengantar kepergian Rein dan Hera kembali ke istana.

"Sampai jumpa Anne!! Aku akan main lagi!"

"Hati-hati Hera!" Rein menegur Hera yang berlari menuju kereta. Anne melambaikan tangannya kepada Hera yang menengok dari dalam kereta.

"Terima kasih Kak, sudah berkunjung." Anne membungkuk memberi salam kepada Rein.

"Aku akan merasa sangat terhormat untuk mendapatkan dansa pertama denganmu. Ah, ayah masih menantikan jawabanmu." Rein membungkuk dan berbisik di telinga Anne. Ia kemudian mengelus pelan kepala Anne dan masuk ke dalam kereta.

"Anne?" Kak Chris bingung melihat Anne yang masih diam terpaku ketika kereta sudah pergi.

Dansa?! Ia tidak pernah belajar dansa! Apa yang harus ia lakukan? Apa maksudnya dengan kaisar yang menunggu jawaban?

"Anne?" Kak Chris memanggil dan menepuk pelan bahu Anne, karena ia yang masih tidak merespon.

"Ah, aku tidak bisa berdansa." Anne yang tanpa sadar mengatakan apa yang ada di pikirannya.

"Oh, hahaha. Aku akan membantumu. Untuk seseorang yang pintar bernyanyi seperti dirimu, dansa pasti akan sangat mudah." Chris tertawa kecil melihat Anne yang gugup menghadapi pesta pertamanya.

"Benarkah?" Anne tidak yakin ia akan sempat mempelajarinya dalam waktu satu bulan.

"Aku juga bisa berdansa nona!" Hans berkata tiba-tiba. Ah, aku sempat lupa ada Hans dibelakangku. Ternyata Hans benar-benar bisa bersikap professional di depan bangsawan lain. Selama ini Anne tidak banyak bertemu dengan orang lain, ia masih belum terbiasa dengan perubahan sikap Hans.

"Nona harus segera istirahat. Jangan coba-coba mengajak nona bermain lagi." Nanny memperingati Hans dengan tegas.

"Oh nona pasti sangat lelah hari ini, ayo nona saya antarkan ke kamar nona." Hans menggendong Anne perlahan.

"Hoaam …." Hari ini memang terasa sangat panjang. Apakah Kent baik-baik saja di luar sana?

Mendengar Anne menguap, Hans yang tadinya berniat untuk berlari lagi, mengurungkan niatnya dan berjalan pelan. Ia sangat merindukan Anne yang ceria dan usil, tetapi ini masih lebih baik dibandingkan ketika pertama kali ia tiba di kastil ini. Semoga Anne bisa kembali tersenyum dengan cerah seperti dulu lagi.

"Jadi nona, apa yang pangeran bisikkan tadi?" Hans bertanya penasaran.

"Ng, em, bukan apa-apa Hans. Bukan sesuatu yang penting. Ah Kak Chris, Kak Rein mengatakan bahwa kaisar menunggu jawabanku. Apa kakak mengerti maksudnya?"

"Apa? Kaisar? Hah … tidak mungkin kaisar serius kan?" Chris terdengar khawatir mendengar perkataan Anne.

'Apakah aku melupakan sesuatu yang penting?' Pertemuannya dengan kaisar sangat singkat, tidak mungkin ia bisa melupakan kejadian hari itu.

'Hm, apakah ini tentang kerajaannya? Aku akan memikirkannya lagi besok.' Anne sudah terlalu lelah untuk berpikir.

"Selamat malam nona, pengawal ini akan berjaga di depan sini. Panggil saja kapan pun nona membutuhkan sesuatu."

Sebagai pengawal pribadi Anne, Hans memiliki kewenangan untuk memberikan perintah kepada semua pengawal dan ksatria yang ada di kediaman ini. Terlebih lagi setelah kepala pasukan Kastil Yunne ikut pergi bersama dengan Kent. Hans secara tidak langsung memiliki otoritas tertinggi di kediaman ini setelah Collin dan Nanny.

Nanny segera membantu Anne mandi dan bersiap untuk tidur. Anne yang kelelahan langsung tertidur pulas segera setelah nanny membaringkannya di atas tempat tidur.

--