Ketika nanny masuk ke ruang istirahat, terlihat mereka sudah berkumpul sambil mendiskusikan sesuatu. Chris, Hans, Kent, dan Collin duduk di sofa dengan muka yang serius. Nanny segera duduk, mengerti bahwa mereka membicarakan hal yang penting.
"Pertama-tama, saya adalah Christopher Verlant, putra pertama dari Marquis Verlant kerabat duke. Saya masih akan tinggal disini untuk sementara untuk menemani dan membantu Anne. Saya bisa melihat kalian adalah orang-orang yang sangat dekat dengan Anne. Berkat kalian, Anne bisa sampai disini dengan selamat. Untuk itu saya sangat berterima kasih."
"Sudah tugas kami untuk menjaga nona. Apakah benar hingga sekarang masih belum ada kabar mengenai nona Fricsia dan yang lainnya?" Hans sebenarnya sudah sangat ingin bertanya mengenai hal ini, tetapi ia tidak berani bertanya di depan Anne.
"Apakah kalian tidak ada ide dimana kira-kira anggota keluarga Voinn yang lainnya?"
"Duke dan Tuan muda Louis sedang berada di ibukota ketika penyerangan terjadi, sedangkan Tuan muda Verto sedang dalam perjalanan menuju Kastil Serene. Ketika kami pergi, nyonya sudah mengirimkan orang untuk mengabarkan Tuan muda Verto, jadi pasti ia juga sudah mengetahui mengenai penyerangan tersebut." Hans mengingat-ingat apa yang ia ketahui.
"Hmm, tetapi kita tidak tahu apakah Verto akan menuju ibukota atau Terra?"
"Tidak, nyonya mengatakan akan menunggu Verto dan pergi bersama menuju Terra. Melihat sifat dari Tuan Muda Verto, sepertinya ia akan pergi menuju ibukota. Terlebih karena ia juga sangat pandai berpedang, bahkan dibandingkan Tuan Muda Louis," jawab Kent. Ia sering berlatih pedang dengan Verto, sehingga cukup mengenali sifatnya. Verto tidak akan meninggalkan keluarganya dalam bahaya.
"Kaisar Terra mengatakan bahwa Verdant sudah kalah dari Wart. Berarti Duke, Louis, dan Verto kemungkinan tertangkap, kabur, atau … sudah meninggal seperti duchess."
"APA?! Duchess?? Apakah kabar ini dapat dipercaya? Bukankah duchess kabur ke Terra?" Hans tidak bisa percaya apa yang didengarnya.
"Kabar yang didapatkan dari tim pencari adalah Duchess Voinn tidak pernah pergi menuju Terra, melainkan menuju ibukota Verdant." Collin menjelaskan pesan yang diterimanya.
Chris kemudian menceritakan mengenai pertemuan mereka dengan kaisar, tragedi yang dialami Duchess Voinn, dan mengenai tim pencarian yang sudah dikerahkannya. Hans dan Nanny sangat sedih dan terpukul mendengar kabar itu.
"Nyonya …," Nanny mulai terisak merasa membayangkan Anne harus menghadapi kabar buruk ini sendiri. Ia bertekad tidak akan meninggalkan Anne sendiri lagi. Hans merangkul dan menepuk-nepuk punggung nanny berusaha menenangkannya.
"Aku akan pergi mencari Nona Fricsia dan yang lainnya. Aku bisa menyusup ke ibukota dan melihat keadaan disana. Karena sekarang Hans sudah kembali, aku bisa dengan tenang meninggalkan nona." Kent memang sangat ahli bersembunyi sebagai seorang assassin, ia pasti bisa menemukan mereka dengan lebih cepat.
"Sebaiknya kamu menanyakan pendapat Anne terlebih dahulu besok. Ia pasti tidak akan senang bila kamu pergi tanpa pamit." Hans tidak ingin melihat Anne kembali bersedih karena Kent yang pergi secara tiba-tiba.
"Utamakan untuk mencari jasad duchess terlebih dahulu. Kita harus menguburkannya dengan pantas. Kamu bisa memerintahkan para tim pencari untuk mengantarkan jasad itu ke Terra. Aku juga akan memberikan beberapa kertas sihir, agar bisa mengirimkan pesan dengan cepat." Chris tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi bila jasad duchess berada di tangan Wart.
"Baik Tuan. Saya akan segera berangkat setelah memberitahu nona besok."
Setelah mereka mulai tenang, Chris kembali melanjutkan ceritanya. Ia juga tidak lupa memberitahu mereka mengenai Anne yang sedang mempelajari sihir.
"Nona bisa menggunakan sihir??" Hans terlihat paling kaget mendengar mengenai hal ini.
"Sekarang Anne masih sangat pemula dan hanya bisa membuat bola cahaya kecil. Aku memberitahu kalian agar kalian tidak terkejut bila melihatnya. Jadi aku akan mencarikannya guru sihir juga dari Crotta."
"Wah, sihir cahaya terdengar keren! Aku sudah tahu dari dulu bahwa nona adalah gadis yang spesial!"
"Oh ya, Nanny untuk sementara tolong lanjutkan mengajari Anne hal-hal dasar dan cara untuk mengatur kediaman duke."
"Baik tuan." Nanny masih terlihat murung memikirkan Duchess Voinn yang sudah ia layani sejak ia masih muda.
"Baiklah, sepertinya kalian masih lelah karena perjalanan yang panjang. Silahkan beristirahat, kita lanjutkan lagi pembicaraan ini besok dengan Anne."
Mereka kembali ke kamar mereka masing-masing. Mereka pergi dengan hati yang berat, terlalu banyak yang terjadi hari ini.
--
Srekk
"Hngg …." Anne meregangkan tubuh ketika terbangun karena cahaya matahari yang memasuki kamarnya.
"Selamat pagi nona."
"Hmm ...? Apakah kamu pelayan baru?" Anne binggung mendengar suara yang asing.
"Ah, iya nona! Nona bisa mengetahuinya?"
"Saya hanya menebak karena suaramu terdengar berbeda dari pelayan yang biasanya."
"Nama saya Lucy, saya baru saja ditugaskan oleh Nanny Polla untuk menjadi pelayan pribadi nona. Saya masih baru dan sebelumnya saya bekerja di dapur."
Rasanya masih seperti mimpi bahwa nanny dan Hans sudah kembali. Anne tersenyum kecil mengingat pertemuannya kemarin.
Tok tok
"Nona sudah bangun?" Anne bisa mendengar suara nanny dari luar ruangan.
"Nanny!" Anne senang mendengar nanny mendatanginya.
"Nona, ini adalah Lucy, pelayan yang saya pilihkan khusus untuk nona karena ia adalah pelayan yang paling muda di sini."
"Semoga kita bisa berteman baik Lucy! Baiklah, sekarang tolong bantu aku berpakaian."
"Hahh … dan disinilah saya berpikir bahwa nona sudah dewasa." Nanny pura-pura terdengar kecewa melihat tingkah Anne.
"Hehe, setidaknya biarkan aku manja sepuasnya di depan nanny! Tenang saja, Lucy akan merahasiakannya." Anne masih kangen dengan pelukan hangat nanny.
"Baiklah nona, bila tidak ada siapa-siapa, oke?" Nanny membantu Anne membasuh muka dan bersiap untuk mandi.
--
"Pagi Anne, kamu terlihat lebih cerah hari ini. Apakah ini sihir terpendam nanny?" Chris menggoda Anne, ketika Anne memasuki ruang makan.
"Hehe." Anne hanya tersenyum malu, ia tidak bisa menutupi rasa senangnya.
"Silahkan nona." Kent membantu Anne untuk duduk.
"Ayo kita sarapan bersama Nanny! Kent dan Hans juga!"
"Tidak nona, saya tidak mungkin berani makan semeja dengan nona. Kemarin adalah pengecualian." Kent menjawab tegas.
"Em …, baiklah …." Anne terlihat sedikit kecewa atas penolakan Kent. Rasa meja ini terlalu besar bila hanya ia dan Kak Chris yang makan, walaupun sepertinya mereka sudah makan terlebih dahulu.
"Ini nona, peralatan makannya." Nanny membantu Anne menemukan alat makannya, dan mulai makan setelah para pelayan menyajikan makanan di hadapannya.
Hari ini sup yang disajikan terasa sangat enak. Sepertinya nanny sengaja menyiapkan sup kesukaannya. Setelah nanny kembali, rasanya seperti dirumah lagi. Anne tersenyum kecil membayangkan nanny yang sudah sibuk dari pagi.
"Anne, em …, jadi kemarin kami sempat berdiskusi sebentar," Chris yang sudah selesai sarapan berusaha memberitahu Anne hasil diskusi mereka kemarin malam.
"Hmm? Iya ada apa?"
"Aku sudah mencarikan guru untukmu, bagaimana Anne, apa kamu keberatan?"
"Oh, tentu saja kak. Aku memang harus belajar banyak, tidak bisa hanya mengandalkan nanny."
"Aku juga sudah meminta ibu mencarikan guru sihir untukmu dan Pangeran Reinhardt. Em, dan Kent mengatakan akan pergi mencari kakakmu."
"Kent?" Anne sontak memandang Kent di belakangnya.
"Iya nona, semakin cepat saya pergi semakin baik."
Dengan mengirimkan Kent untuk mencari, keluarganya pasti akan lebih cepat ditemukan. Semoga Kent bisa menyelamatkan mereka sebelum terlambat.
"Hmm …, baiklah. Bawalah juga beberapa ksatria bersamamu. Berhati-hatilah disana."
"Iya baik nona. Saya akan segera berangkat. Hans, tolong jaga nona." Kent mengingatkan Hans sebelum keluar.
"Tenang saja Kent." Hans memukul pelan pundak Kent.
--