Chapter 12 - 12.

"Wah, kamu sudah bisa mengumpulkan energi di tanganmu. Sekarang coba untuk melepaskannya keluar dari tubuhmu, sama seperti ketika sedang menghela nafas."

Anne tidak bisa membayangkan bagaimana bisa sesuatu yang ada dalam dirinya keluar begitu saja, tangannya tidak memiliki lubang seperti hidung! Anne hanya bisa membayangkan asap keluar dari tangannya.

"Tidak Anne, jangan mengepalkan tanganmu semakin keras dan menegangkan ototmu, justru kamu harus merenggangkannya."

Anne takut bila ia merenggangkan tangannya, energi tersebut malah akan kembali menyebar. Perlahan ia mulai mencoba untuk rileks dan kembali membayangkan asap yang keluar dari tangannya.

"Apa kamu bisa melihatnya Anne?" Chris memegang tangan Anne dan mencoba menyentuh energi tersebut.

Perlahan Anne membuka matanya dan sekilas melihat sesuatu berwarna kuning di tangannya, dan segera hilang. Ia kembali mencoba mengeluarkannya dengan mata terbuka. Setelah mencoba selama setengah jam akhirnya ia bisa mengeluarkannya lagi, tetapi hanya sedikit.

"Walaupun hanya keluar sedikit, untuk seorang pemula ini sudah sangat baik. Kerja bagus Anne! Jangan lupa untuk sering melatihnya agar jumlahnya semakin bertumbuh." Chris senang Anne tidak lagi muram, dan mengusap kepala Anne.

"Jadi kak, apa elemenku?" Anne sudah tidak sabar untuk segera mengetahui elemennya.

"Menurutku elemenmu kemungkinan besar adalah cahaya. Sekilas mungkin bisa saja terlihat sebagai elemen api atau listrik, tetapi ketika aku menyentuhnya, aku tidak tersengat ataupun merasakan panas."

"Cahaya! wah, itu terdengar keren! Apa yang bisa kukembangkan dari sihir cahaya? Apakah aku akan mempelajari jurus-jurus tertentu?"

"Pengguna sihir cahaya memang sangat jarang, dan kalaupun ada mereka biasanya tidak menggunakannya. Tetapi bukan berarti ini adalah elemen yang buruk. Aku akan mencari tahu lebih banyak lagi soal sihir cahaya."

"Yah, setidaknya aku bisa membuat cahaya ketika dalam kegelapan. Aku memang tidak berniat belajar sihir untuk melukai orang lain."

"Mungkin karena keinginanmu ini, maka kamu memiliki elemen cahaya"

"Eh..?? Apakah aku bisa mengatur elemenku?"

"Hahaha, bukan seperti itu Anne. Tubuhmu tahu apa yang paling kamu butuhkan sehingga menggunakan energi yang ada untuk membuat suatu elemen. Apakah kamu merasa sangat membutuhkan cahaya?"

"Ehm … tidak juga, tetapi memang aku merasa tidak bisa melakukan apa-apa tanpa adanya cahaya." Ia memang sering merasa takut dan gelisah ketika ia tidak bisa melihat apapun.

"Kamu tidak bisa mengubahnya ketika sudah mendapatkannya. Tetapi kamu bisa memaksimalkan penggunaannya. Mungkin suatu saat sihirmu akan berguna."

"Iya, baik. Aku akan terus berlatih."

"Hei lihat, sepertinya kita sudah dekat."

Anne kembali memperhatikan keluar jendela. Walau ia tidak bisa melihat seberapa indah Kastil Porta, ia bisa melihat taman yang dipenuhi bunga berwarna-warni dari kejauhan. Tidak seperti kastil-kastil keluarga Voinn di Verdant yang luas, Kastil Porta terlihat kecil sehingga tamannya bisa terlihat bahkan dari luar gerbang.

--

"Siapa kalian?" Terdengar suara penjaga dari luar.

"Kami membawa anggota keluarga Voinn. Tolong buka pintunya."

"Tunjukkan buktinya. Kami tidak bisa membiarkan sembarang orang masuk."

"Permisi, kami butuh bukti identitas anda." Seorang penjaga datang menghampiri kereta.

"Saya Annette de Voinn, ini insignia saya." Anne mengeluarkan insignia nya dan menunjukkannya.

"Maaf kan sikap kami nona, silahkan masuk."

"Tidak apa-apa tuan penjaga, kamu melakukan tugasmu dengan baik."

Anne merasa gugup ketika memasuki kastil tersebut. Sepertinya ada yang aneh dengan suasana kastil yang sangat sepi.

"Selamat datang Nona Annette. Saya Luke, kepala pelayan di kastil ini." Kepala pelayan memberi salam ketika Anne turun dari kereta dibantu oleh Chris. Luke terdengar masih muda, mungkin sedikit lebih tua dari Hans.

"Salam kenal Luke! Apakah ibuku sudah tiba disini?" Tanpa basa-basi lebih lanjut, Anne segera mencari ibunya.

"Belum nona, baru nona yang tiba di sini."

Mendengar jawaban Luke, Anne tidak bisa berkata apa-apa selama beberapa saat. Melihat Anne yang kecewa, Kent datang dan memegang tangan Anne. Setidaknya ia masih memiliki Kent disisinya.

"Tidak apa-apa Anne, kita istirahat dulu saja di dalam. Mereka pasti akan segera tiba." Chris juga mencoba menghibur Anne.

"Mari nona, saya akan siapkan coklat hangat dan tempat untuk beristirahat."

Kent menuntun Anne masuk ke dalam bersama dengan Chris dan Luke. Luke mengantarkan mereka ke ruang istirahat, sementara para pelayan mulai berdatangan membawakan berbagai makanan dan minuman.

"Kent bisakah kamu pergi untuk mencari ibu dan kakakku? Aku tidak tahu siapa lagi yang bisa mencari mereka sebaik dirimu."

"Tidak bisa nona, saya tidak bisa meninggalkan nona sendirian tanpa perlindungan."

Anne masih terlihat khawatir dan ingin segera mengetahui kabar keluarganya. Kent mengerti perasaan Anne, tetapi melindungi Anne adalah prioritas utamanya. Berhasil masuk ke Terra tidak menjamin keamanan Anne.

"Iya Anne, lebih baik mengirimkan pengawal yang lain saja." Chris juga merasa Anne akan lebih aman bila bersama Kent dibandingkan pengawal lainnya.

"Tetapi yang lain tidak akan bisa mengenali keluargaku. Ayolah Kent …." Anne mulai terlihat semakin gusar. Kent merasa sangat sedih melihat Anne yang sangat putus asa, dan ia tidak bisa meninggalkan Anne dalam kondisi seperti ini.

"Tidak nona, saya akan mengirimkan pengawal lain untuk pergi mencari. Saya akan pergi bila keadaan darurat dan mereka membutuhkan bantuan."

Anne merasa sangat takut keluarganya meninggalkannya sendiri, dan bila Kent juga pergi, tentu saja keadaan Anne akan menjadi semakin buruk. Saat ini Anne tidak dapat berpikir dengan jernih, mungkin setelah Anne merasa lebih tenang ia akan mengerti keputusan Kent.

"Saya akan segera memerintahkan para ksatria yang ada untuk pergi mencari," kata Luke yang segera memerintahkan penjaga yang ada di ruang tersebut untuk mengabarkan para ksatria.

"Luke, mengapa pelayan di kastil ini sangat sedikit?" Chris sudah merasa aneh melihat kastil yang sepi dengan pelayan yang hanya sedikit.

"Ah, itu …. Mohon maaf, tetapi anda adalah …," Luke merasa ragu untuk memberitahu Chris masalah Kediaman Voinn kepada orang asing.

"Saya adalah Christopher Verlant, kerabat dekat Voinn dari Crotta."

"Tidak apa-apa Luke, Kita bisa mempercaya Kaki Chris." Anne mengerti kekhawatiran Luke, terutama disaat Keluarga Voinn sedang tidak stabil.

"Setelah mendengar penyerangan yang terjadi, banyak pelayan yang akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja. Saya juga baru mengetahui setelahnya bahwa mereka juga membawa barang-barang bernilai dari kastil ini."

"Mereka …, mencuri?" Anne terkejut mendengar kabar ini. Mengapa keadaan keluarganya bisa menjadi sangat kacau seperti ini?

"Apakah kamu sudah bertindak mengenai masalah ini?"

"Sudah tuan, saya sudah mengirim beberapa pengawal untuk mencari dan menghukum mereka dengan pantas."

"Bawa mereka kembali kesini. Saya mengerti bahwa keadaan sedang tidak stabil, tetapi bukan berarti perlakuan mereka bisa dimaafkan."

"Baik tuan."

"Besok kami akan pergi menemui Kaisar Pitrus, bisakah kamu membuatkan janji temu dengan kaisar?"

Chris merasa bahwa mereka harus menemui kaisar secepat mungkin, walaupun anggota Keluarga Voinn lainnya masih tidak diketahui keberadaannya.

"Kaisar?" Luke terlihat sangat kaget mendengar mereka akan pergi menemui kaisar, terlebih lagi karena mereka berdua masih sangat muda.

"Iya benar Kaisar Terra, Pitrus. Apakah tidak mungkin?"

"Ehm, bisa. Tetapi itu akan sulit. Saya memerlukan cap dari Keluarga Voinn untuk bisa mengirim surat kunjungan resmi."

"Bagaimana bila menggunakan cap Keluarga Verlant, kemudian kita bisa menyebutkan Keluarga Voinn di surat tersebut."

"Kita bisa mencobanya, walaupun saya tidak bisa menjamin keberhasilannya. Saya akan segera menyiapkan suratnya. Tuan Chris dan Nona Anne bisa beristirahat terlebih dahulu. Saya sudah menyiapkan kamar dan pelayan untuk melayani."

"Baiklah, aku akan mengantarkan Anne ke kamarnya terlebih dahulu. Apakah para pelayan sudah mengetahui keadaan Anne? Tolong layani Anne dengan hati-hati."

"Baik, saya mengerti Tuan Chris."

Mereka pun berjalan menemani Anne hingga kamarnya.

"Terima kasih Kak Chris. Kamu juga pergilah untuk beristirahat Kent."

"Istirahatlah Anne." Jawab Chris singkat.

"Baik nona." Mereka pun pergi meninggalkan Anne dengan para pelayan.

--