Ketika mereka selesai makan malam, Marquis mengundang Anne untuk berbicara di ruang kerjanya. Anne kemudian menceritakan kejadian yang dialaminya dan bagaimana ia bisa sampai ke Kerajaan Crotta.
Tok, tok
"Ayah mencariku?"
"Oh Chris. Kita perlu membicarakan mengenai keadaan Kerajaan Verdant"
Chris duduk di samping Anne dan mendengarkan dalam diam. Marquis menjelaskan bahwa ia sudah mendengar mengenai penyerangan tersebut dan para bangsawan Crotta sedang merundingkan bagaimana cara untuk membantu. Ia berjanji akan berusaha meyakinkan bangsawan lainnya untuk ikut membantu.
"Saya juga sudah mendengar bahwa kamu akan segera berangkat ke Kekaisaran Terra. Biarkan Chris menemanimu bertemu dengan Kaisar Terra untuk meminta bantuan Terra. Apabila Terra bersedia untuk membantu, kita bisa merebut Verdant."
"Terima kasih banyak paman, saya sangat menghargai bantuan anda."
"Bagaimana Chris, apakah kamu bersedia membantu?"
"Tidak masalah"
Tok tok
"Ayah, aku juga akan pergi"
"Tidak Jeremy, lebih baik kamu pergi mencari keberadaan Verto di Verdant"
"Ah, tapi harus ada yang melindungi Anne! Aku bisa bertarung lebih baik dari Kak Chris!"
"Ayah akan memerintahkan beberapa ksatria untuk menemani mereka."
"Ehm, baiklah"
"Jadi, kapan kita akan berangkat?"
"Besok Chris, kita tidak punya banyak waktu. Baiklah Anne, kembalilah ke kamarmu dan beristirahat. Ayo, kalian juga harus berkemas dan beristirahat"
--
Jeremy mengantarkan Anne kembali ke kamarnya, dan entah bagaimana Chris juga mengikuti dari belakang.
"Hei Anne, Chris memang sedikit pendiam jadi jangan tersinggung. Aku akan segera menemukan Verto dan menghampiri kalian di Terra"
"Baik Kak Jeremy terima kasih"
"Kalau Chris terlalu membosankan, coba tanyakan mengenai Rose"
"Rose? Bunga?"
"HEY! Diam Jeremy!"
"Hahahahaha"
"Ada apa dengan Rose?"
"Tidak Anne bukan apa-apa, jangan dipikirkan"
"Hahahaha.. Oh lihat pengawalmu ada disana"
"Baiklah, selamat malam Anne. Hei, berhenti tertawa!"
"Terima kasih Kak Chris, Kak Jeremy. Selamat malam."
Anne bisa mendengar Chris memarahi Jeremy di kejauhan. Mereka terlihat sangat akrab, Anne kembali merindukan kakak-kakaknya.
"Kent kamu tidak perlu berjaga disini"
"Apakah nona baik-baik saja sendiri?"
"Tidak apa-apa Kent, pelayan ini akan menemaniku. Kastil ini juga sangat aman, lagi pula besok kita harus berangkat lagi."
"Baik nona, selamat beristirahat"
Malam itu sangat sunyi, tetapi mengetahui ia berada di tempat yang aman, Anne bisa tidur dengan nyenyak. Ia tidak sabar untuk bisa bertemu dengan keluarganya lagi.
--
Selesai sarapan Anne dan yang lainnya sudah berkumpul di depan kediaman Verlant. Terlihat dua kereta kuda sudah siap untuk berangkat. Keluarga Verlant sudah berkumpul di depan ketika Anne keluar.
"Ayah, apakah aku juga berangkat sekarang?"
"Apa kamu sudah siap berangkat?"
"Ya tentu saja! Lebih cepat lebih baik bukan?"
"Kau akan membawa berapa ksatria?"
"Emm 5 akan cukup kan?"
"Berangkatlah ketika kalian sudah siap"
"Hallo Anne, bagaimana tidurmu semalam sayang?" melihat Anne keluar, Marchioness menghampiri Anne dan memeluknya ringan.
"Anne, ini adalah dua pelayan yang akan menemanimu sepanjang perjalanan, dan akan ada dua pengawal yang berkuda bersama dengan pengawalmu diluar"
"Baik, terima kasih paman dan bibi atas bantuannya."
"Chris, tolong lebih berhati-hati di jalan. Kita tidak tahu apakah ada penyusup di Crotta."
"Perjalanan menuju Kekaisaran Terra membutuhkan waktu satu hari perjalanan. Ketika kalian menemui Kaisar, tolong sampaikan surat ini. Mungkin ini bisa membantu." Marquis memberikan sepucuk surat kepada Chris.
Mereka pun memulai perjalanan menuju perbatasan.
--
Perjalanan dengan Chris memang terasa canggung tanpa Jeremy. Terlebih lagi Chris jauh lebih tua dari pada Anne, bahkan lebih tua dari Kak Louis. Sepertinya Kak Chris sangat pintar, Crotta adalah Kerajaan dengan banyak ahli sihir, mungkin Chris bisa sedikit sihir?
"Ehm Kak Chris, apakah Keluarga Verlant dapat menggunakan sihir?"
"Kami bisa menggunakan sihir, ibuku salah satu penyihir yang cukup ahli. Tetapi sejak menikah dengan Ayah, ibu sudah tidak lagi mengajar sihir. Yah, tapi terkadang beberapa orang masih sering berkunjung untuk mendiskusikan sihir."
"Apakah Kak Chris bisa sihir?" Anne sangat mengagumi orang-orang yang bisa menggunakan sihir. Sayang sekali ia tidak sempat melihat sihir dari Marchioness. Anne belum pernah melihat secara langsung orang menggunakan sihir.
"Ah.. aku masih belum terlalu mahir menggunakan sihir.. Aku hanya bisa melakukan serangan ringan dan beberapa hal"
"Wah Kak Chris sangat keren. Pengguna sihir di Verdant sangatlah langka."
"Semua orang pasti memiliki kemampuannya masing-masing. Jeremy juga tidak bisa mengontrol sihirnya. Ia memiliki potensi, tetapi ia lebih menyukai menggunakan ototnya."
"Aku harap aku bisa ahli dalam sesuatu"
"Kamu ingin belajar sihir Anne?"
"Aku bisa belajar sihir? Bukankah aku harus lahir dengan talenta sihir untuk bisa belajar?"
"Semua orang memiliki sihir didalam tubuhnya, walaupun jumlahnya berbeda-beda. Kamu juga pasti memilikinya"
"Benarkah? Apakah aku bisa menambah jumlahnya?"
"Hahaha, iya tentu saja bisa Anne. Sihir akan semakin bertumbuh bila kita terus melatihnya. Aku bisa mengajarimu, setidaknya untuk melindungi dirimu sendiri bila terjadi sesuatu."
"Apakah aku bisa membuat bola api?"
"Untuk permulaan mungkin hanya bisa sebuah api kecil. Coba tutup matamu dan fokus hanya kepada suaraku"
"Tetapi disini sangat berisik. Baiklah akan kucoba"
"Apakah kamu bisa merasakan sesuatu dalam tubuhmu?"
"Hmm.. Aku bisa merasakan jantungku yang berdetak dan terasa hangat di sekitar perutku.. Rasanya aku bisa merasakan otakku yang bekerja, hehe"
"Coba fokus kepada panas yang kamu rasakan. Itu adalah pusat tubuhmu."
"Oh aku bisa merasakan panasnya mulai menyebar di dalam tubuhku"
"Bayangkan panas itu berjalan ke telapak tanganmu, kemudian ke jari-jarimu"
Chris menggenggam kedua tangan Anne dan menghadapkannya ke atas. Anne bisa merasakan panas itu menjalar ke seluruh tubuhnya tetapi tidak bisa mengontrolnya hanya ke tangannya.
"Bagaimana cara mengarahkannya hanya ke tangan.. Rasanya hanya berputar-putar di sekujur tubuhku.."
"Hahaha, memang akan sulit bila baru pertama kali. Coba bayangkan bahwa energi itu mengarah ke tanganmu. Untuk sekarang latihan saja untuk mengontrol pergerakan energi tersebut."
"Baik Kak Chris, terima kasih! Aku akan banyak berlatih"
Sepanjang perjalanan Anne sesekali berlatih mengontrol energi dalam tubuhnya. Ia tidak merasakan adanya perkembangan. Menjadi seorang penyihir memang tidak mudah, apakah ia benar-benar bisa menguasainya suatu saat nanti?
Setelah pelajaran sihir singkat, suasana kembali sunyi. Para pelayan yang berada disampingnya juga tidak banyak berbicara. Sepertinya Kak Chris sedang asik membaca buku. Berapa lama lagi kita akan sampai? Ah aku ingin berkuda dengan Kent saja.
Sudah lama Anne hanya terdiam, tanpa disadari Anne pun jatuh tertidur.
--
Duk
Ah, sepertinya aku tertidur.
"Ehm, Anne ...? Kau sudah bangun?"
Oh tidak, aku membenturkan kepalaku ke bahu Kak Chris.
"Ma- Maaf Kak Chris, aku tidak sengaja."
"Hahaha, tidak apa-apa. Apa salahnya tertidur?" Chris menahan kepala Anne tetap di bahunya.
"Kamu tidak apa-apa? Sepertinya tadi kamu bermimpi buruk ...."
Anne kembali mengingat mimpinya, semuanya gelap gulita. Tidak ada siapapun seberapa keras ia mencari dan memanggil. Kemudian Ia berada dalam suatu ruangan gelap dengan orang-orang yang berusaha mendobrak masuk. Ia sangat ketakutan dan hanya duduk di pojok ruangan sambil memeluk kakinya dan menangis.
Tanpa sadar Anne menitikkan air mata. Ia sangat merindukan keluarganya, ia sangat takut sendirian. Ibu ... kakak ... ayah ... kalian ada dimana ... jangan tinggalkan Anne ....
Chris bingung menghadapi Anne yang tiba-tiba menangis. Ia hanya bisa memeluknya canggung sambil menepuk-nepuk punggung Anne.
"Tidak apa-apa Anne, aku akan ada di sini."
"Ibu ...."
"Minum dulu Anne, dan tenangkan dirimu." Chris menyerahkan botol minum kepada Anne.
Perjalanan ini terasa sangat panjang, walau matahari bahkan belum terbenam. Chris membuka jendela kereta agar udara segar bisa masuk. Anne berhasil mengatur nafasnya dan mulai merasa tenang. Anne terus menatap keluar sepanjang perjalanan.
Chris mungkin tidak bisa merasakan apa yang dirasakan Anne, tetapi ia berharap keberadaannya bisa membuat Anne merasa lebih baik. Chris terus menggenggam tangan kecil Anne sepanjang perjalanan.
Bagaimana takdir bisa begitu tega melakukan ini kepada Anne? Apa saja yang sudah dialaminya sehingga bisa membuat Anne begitu ketakutan?
--