Jeremy menggenggam tangan Anne dan menuntunnya menuju kamar tamu, sedangkan Kent mengikuti dari belakang.
"Kamu tenang saja Anne, disini kamu akan aman. Oh ya, tolong antarkan pengawal Anne untuk berbenah."
Melihat Kent yang terus mengikuti, Jeremy memerintahkan salah satu pelayan untuk mengantarkan Kent ke ruang para pelayan.
"Tenang saja tuan pengawal, saya akan memerintahkan seseorang untuk membantu Anne."
Jeremy menambahkan melihat Kent yang tidak ingin meninggalkan Anne.
"Saya akan segera kembali, nona." Kent membungkuk dan akhirnya pergi.
--
"Kamu yakin tidak ingin tinggal sedikit lebih lama?"
"Tidak, kak Jeremy. Mengunjungi Kediaman Verlant adalah keputusan yang saya ambil sendiri. Sehingga keluarga saya akan khawatir apabila saya tidak segera tiba di Kekaisaran terra."
"Oh ya, bagaimana dengan kabar kakak-kakak mu? Apakah Verto sudah menjadi ksatria?"
"Belum, Kak Verto masih belajar di akademi, dan beberapa bulan lagi akan lulus."
"Hah! Aku harus membanggakan lencana ksatria ku ketika bertemu dengannya nanti!"
"Hehehe, Kak Jeremy sangat mirip dengan Kak Verto."
"Tidak! Aku lebih hebat! Aku sudah akan menjadi ksatria"
"Kak Jeremy sama berisiknya, hehehe."
"Ehm, aku tidak biasanya berisik Anne. Kastil ini sangat sunyi, jadi ... ah lihat, kita sudah sampai. Silahkan beristirahat Anne! Hei, panggil pelayan lainnya. Layani Anne dengan baik!"
Jeremy merasa empat pelayan tidak akan cukup membantu Anne berbenah.
"Ah, tidak apa-apa kak."
"Tidak boleh. Hei, pastikan untuk selalu menuntunnya oke? Ibu sudah menjelaskan bukan?"
"Iya, baik Tuan Muda."
Suasana langsung terasa sangat sunyi ketika Jeremy pergi meninggalkan ruangan itu. Para pelayan memperlakukannya dengan sangat sopan dan berhati-hati. Mereka bahkan membawakan banyak makanan berat dan ringan untuk Anne. Rasa sangat menyegarkan akhirnya bisa mandi.
--
Anne berusaha untuk tidur setelah selesai mandi, tetapi ia tidak mengantuk. Gaun yang disiapkan Marchioness terasa sangat lembut. Walaupun sedikit kebesaran, gaun ini masih sangat nyaman untuk dikenakan.
Rasanya sedikit membosankan ketika tidak ada orang yang bisa diajak berbicara. Anne berbaring sambil bersenandung kecil. Mungkin aku bisa menghampiri Marchioness? Ah sepertinya tidak baik mengganggu Marchioness lebih lama lagi.
"Ehm, apakah saya boleh berjalan-jalan di taman?" Anne mencoba bertanya kepada pelayan yang menunggu di kamarnya.
"Tentu saja nona. Apakah nona ingin disiapkan cemilan untuk dibawa ke taman?"
"Tolong siapkan teh saja."
"Baik nona, akan saya siapkan."
"Mari nona saya antarkan ke taman." Salah satu pelayan datang dan menuntun Anne berjalan.
"Terima kasih."
--
Udara di luar terasa sangat sejuk, mungkin karena sudah sore. Anne bisa mencium wangi berbagai bunga yang ada di taman, sepertinya Marchioness merawat taman ini dengan sangat baik.
"Anne! Sedang apa kamu di sini?"
Anne bisa mendengar seseorang memanggilnya dari kejauhan, dari suaranya sepertinya itu adalah Jeremy. Anne bisa mendengar suara Jeremy berlari mendekat.
"Hei, kamu tidak beristirahat? Perjalanan dari Verdant pasti sangat melelahkan bukan?"
"Ah tidak apa-apa Kak Jeremy. Kami sudah tiba di Crotta kemarin malam, sehingga saya sudah beristirahat di penginapan. Lagipula saya juga tidak mengantuk."
"Hmm baiklah, ayo aku temani berkeliling."
Jeremy meraih tangan Anne dan menuntunnya berkeliling. Anne bisa mendengar bahwa taman ini memiliki beberapa air mancur yang cukup besar. Mereka berkeliling sambil mengobrol santai ketika tiba-tiba Jeremy berhenti.
"Hmm? Ada apa kak Jeremy?"
"Ah, Ehm ini, lebih baik kita beristirahat di gazebo. Tapi ini ada tangga ... Hmm ...."
Sebelum Anne sempat menjawab Jeremy tiba-tiba mengangkatnya agar bisa naik ke gazebo.
"Ah!" Anne tidak sengaja berteriak karena terkejut.
"Ah, ada apa? apakah ada yang sakit?" Jeremy terkejut mendengar Anne menjerit.
"Ti- tidak apa-apa kak, aku hanya sedikit terkejut ...."
"Oh maaf, maaf. Aku akan lebih berhati-hati lain kali."
Para pelayan mulai menuangkan teh dan menyediakan cemilan di meja.
"Ini cangkirmu Anne." Jeremy memegang tangan Anne dan mengarahkannya kepada cangkir yang ada didepan Anne.
"Terima kasih. Apakah suasana di kastil ini memang selalu tenang seperti ini?"
"Yah, begitulah. Ayah dan kakak orang yang sangat pendiam. Ibu bisa mati bosan kalau aku tidak ada di rumah. Hahaha."
"Kak Jeremy memang sangat menyenangkan, tidak biasanya saya bisa langsung akrab dengan orang selain keluarga."
"Wah, melihat anak manis seperti kamu, ibu pasti jadi semakin menginginkan anak perempuan."
"Hehe, kak Jeremy juga sangat manis. Apakah Kak Jeremy hanya dua bersaudara?"
"Iya. Hanya kami berdua, aku dan Kak Chris. Bahkan aku pun bosan bermain dengan kak Chris, hahaha."
"Ah, sepertinya sudah mulai gelap kak, sebaiknya kita kembali ke dalam kastil."
"Eh? Bagaimana kamu bisa tahu?? Bukankah kamu ...."
"Iya aku memang buta, tetapi aku masih bisa sedikit melihat bila ada pencahayaan yang cukup."
"Wah, baguslah kalau begitu. Ayo kita kembali, ibu akan khawatir bila kita tidak terlihat ketika makan malam."
--
Jeremy menuntun Anne untuk langsung menuju ruang makan. Anne baru menyadari dirinya pasti sangat berantakan setelah berjalan-jalan di taman. Sebaiknya ia tidak menemui Marquis dengan penampilan seperti ini.
"Ehm kak, sepertinya saya perlu berbenah lagi sebelum menuju ruang makan."
"Ada apa Anne?"
Jeremy berhenti sebentar dan melihat Anne dengan bingung.
"Saya pasti terlihat sangat berantakan setelah lama berada di taman, lebih baik saya berbenah terlebih dahulu."
"Ah, tidak perlu Anne. Kamu terlihat baik-baik saja."
Puk puk
Jeremy membersihkan beberapa daun yang menyangkut dan menyeka keringat Anne dengan sapu tangannya.
"Nah sudah. Ayo, tidak apa-apa Anne. Aku biasanya terlihat lebih berantakan, apalagi setelah latihan."
Anne terlihat masih ragu, dan para pelayan yang mengikutinya dari tadi mulai merapikan rambut dan gaunnya.
"Tidak apa-apa nona. Kami sudah merapikannya." Salah satu pelayan meyakinkan Anne.
"Ayo, ayo!" Jeremy menarik tangan Anne untuk memasuki ruang makan.
Ruangan tersebut terlihat cukup besar dan terasa mewah, dan Anne bisa melihat bahwa Marquis dan Marchioness sudah duduk di ujung ruangan.
"Ayah! ini Anne dari Keluarga Voinn."
"Marquis, perkenalkan saya Anne de Voinn, putri kedua dari Duke Voinn."
"Hallo Anne, kamu bisa memanggil saya paman. Istriku sudah memberitahu mengenai kedatanganmu. Baiklah, mari kita nikmati dulu makan malam sebelum membicarakan hal yang membosankan."
Tidak seperti Anne bayangkan, sepertinya Marquis adalah orang yang sangat ramah dan menyenangkan.
"Anne sayang, apakah kamu membutuhkan bantuan untuk makan?" Marchioness bertanya mengingat keadaan Anne.
"Ah tidak apa-apa bibi, saya bisa makan sendiri. Terlebih lagi ruangan ini sangat terang."
"Baiklah, bilang saja bila kamu membutuhkan sesuatu. Saya sudah menyediakan pelayan untuk selalu menemanimu."
Jeremy menuntun Anne untuk duduk di sebelahnya. Anne bisa melihat Chris duduk di hadapannya, sepertinya Chris sangat pendiam. Mereka mulai menikmati makan malam dengan santai sambil berbincang ringan.
--