Chapter 8 - 8.

Tok tok

"Permisi, ini saya sudah membawakan makanan dan air hangat."

"Baik, terima kasih."

Kent membuka pintu dan meletakkan nampan makanan di meja dan mengambil baskom berisi air hangat dan menaruhnya di meja lain. Kent memberikan sejumlah uang untuk membayar makanan dan sedikit tip untuk pegawai tersebut.

"Nona, saya sudah siapkan air hangat. Ini handuk untuk membasuh."

"Iya, terima kasih."

Anne mengambil handuk tersebut dan membasuh mukanya dan setelah itu membasuh tangan dan kakinya. Kent merasa perlu membantu Anne, tetapi tidak tahu harus berbuat apa. Ia hanya duduk dengan canggung menunggu Anne selesai.

"Kent, bisa tolong bantu Anne melepas baju pelindung ini? Ikatannya sangat rumit dan sulit untuk di lepas."

"Oh, iya baik nona." Kent dengan canggung membantu Anne.

Kent kemudian membantu Anne untuk duduk dan menyuapinya makan. Anne memang bisa makan sendiri, tetapi karena pencahayaan di ruangan ini hanya sebatas lampu mana, Anne hampir tidak bisa melihat apa-apa.

"Sudah cukup Kent. Kent juga harus makan sesuatu."

Kent menuntun Anne kembali ke ranjang, untuk beristirahat dan kemudian ia juga makan.

"Apakah kita akan langsung menuju Kekaisaran Terra besok?" Anne bertanya sambil berbaring.

"Memang lebih baik bila kita bisa sampai di Kekaisaran Terra secepatnya. Sebaiknya nona beristirahat saja dulu malam ini. Besok baru kita membicarakan rencana selanjutnya."

Setelah menghabiskan makanannya dan memastikan Anne sudah tidur, Kent keluar untuk memastikan keadaan sekitar. Setelah yakin tidak ada yang berbahaya, Kent mengunci pintu dan jendela sebelum akhirnya tidur di kursi sambil memegang pedangnya.

--

Kent terbangun sejak subuh dan kembali berkeliling untuk memantau keadaan sekitar. Ketika kembali, Kent meminta pegawai penginapan untuk menyiapkan sarapan dan perbekalan mereka.

Anne terbangun dan menyadari bahwa Kent tidak ada di ruangan tersebut. Anne sempat merasa takut, tetapi mencoba untuk tenang dan percaya bahwa Kent tidak akan meninggalkannya sendiri.

Anne mencoba bangun dan bersiap-siap. Anne mencari baju pelindungnya dan mencoba menggunakannya sendiri, sebelum Kent kembali. Akan sangat memalukan bila Kent harus membantunya lagi.

Anne akhirnya menyerah, setelah mencoba untuk ketiga kalinya. Anne kembali duduk di ranjangnya, lebih baik ia memikirkan rencana selanjutnya. Selagi berada di Kerajaan Crotta, apakah ia bisa meminta bantuan Crotta untuk melawan Kerajaan Wart?

Anne mungkin masih anak-anak, tetapi Kerajaan Crotta dan Kerajaan Verdant sudah lama bersekutu. Anne ingat ia memiliki saudara jauh yang tinggal di Crotta, kalau tidak salah Nanny mengatakan bahwa Paman Verlant tinggal di Crotta.

Klak

"Ahh, maaf nona. Saya tidak tahu nona sudah bangun."

"Tidak apa-apa Kent, tidak perlu terlalu kaku."

"Nona bisa beristirahat lagi, sekarang masih subuh."

"Kent bisakah kita meminta bantuan Kerajaan Crotta untuk melawan Kerajaan Wart?"

"Kerajaan Crotta sepertinya juga sudah mendengar kabar mengenai penyerangan Wart, tetapi saya tidak yakin mereka bisa membantu. Terlebih lagi nona masih di bawah umur dan tidak bisa mengajukan permohonan resmi."

"Yah, kita bisa mencobanya. Anne bisa meminta bantuan Paman Verlant. Kita harus pergi menghampiri Paman Verlant hari ini."

"Baik nona, saya akan mencari tahu lebih lanjut mengenai kediaman Verlant."

Setelah menyelesaikan sarapan, mereka pergi untuk mengumpulkan informasi mengenai Kediaman Marquis Verlant. Marquis Verlant tinggal di ibu kota Crotta, kira-kira dua jam perjalanan. Tanpa menunggu lebih lama, mereka langsung menghampiri kediaman Marquis Verlant.

--

Mereka tiba di Kediaman Verlant pada siang hari. Musim panas di Kerajaan Crotta terasa sangat panas, mungkin karena Crotta berada di selatan. Kent juga tidak lagi menggunakan jubahnya.

"Apakah ini adalah kediaman Verlant."

"Benar, Marquis Verlant sedang tidak ada di tempat. Apakah anda sudah membuat janji sebelumnya?"

"Belum. Tetapi ini adalah Nona Annette dari Keluarga Voinn, kerabat jauh dari keluarga Verlant."

"Silahkan tunggu disini sebentar, saya akan mengabarkan Marchioness Verlant."

Salah satu penjaga kediaman Verlant segera pergi untuk mengabarkan kedatangan Anne. Kediaman Verlant tidak sebesar kastil-kastil Voinn, tetapi termasuk kastil yang cukup besar untuk seorang Marquis. Seseorang datang menghampiri mereka, ia terlihat seperti kepala pelayan kediaman Verlant.

"Silahkan masuk Nona Annette. Mari saya antarkan kepada marchioness."

Kent menggenggam tangan Anne dan menuntunnya masuk mengikuti kepala pelayan tersebut. Kepala pelayan tersebut sempat terkejut melihat kelakuan Kent, tetapi memutuskan untuk tidak mengatakan apapun.

--

"Permisi marchioness, Nona Annette sudah tiba."

"Oh iya, silahkan masuk."

"Salam Marchioness Verlant, Saya Annette de Voinn, putri kedua dari Duke Voinn dan ini adalah Kent, pengawal pribadi saya." Anne membungkuk memberi salam.

"Annette, Apa kamu baik-baik saja? Saya sudah mendengar tentang penyerangan Kerajaan Wart. Ada apa tiba-tiba putri kecil Voinn berkunjung ke Crotta?"

"Marchioness, bisakah anda membantu saya mendapatkan bantuan dari Kerajaan Crotta untuk melawan Kerajaan Wart? Saya khawatir Kerajaan Verdant tidak bisa mengatasi serangan tiba-tiba yang dilakukan Kerajaan Wart."

Anne mencoba untuk berbicara setenang mungkin walaupun ia sangat gelisah dengan keadaan Kerajaan Verdant.

"Keadaan di Verdant sedang sangat kacau Marchioness, para warga yang tidak tahu apa-apa banyak yang ditangkap dan dirampas harta bendanya. Para bangsawan banyak yang lari untuk berlindung, sehingga Kerajaan Verdant tidak akan bisa bertahan lama."

Anne sempat terkejut mendengar kepala pelayan Verlant membantunya menjelaskan. Sepertinya Marquis Verlant memiliki beberapa intel di Kerajaan Verdant.

"Sudah lama sekali saya tidak pergi ke Verdant. Nona kecil ini sudah sangat besar dan pintar sekarang."

Marchioness Verlant perlahan menghampiri Anne dan memeluknya erat, terlihat sangat terharu kepada keberanian Anne. Ia tidak menyangka Anne bisa tumbuh dengan baik walau dengan kekurangan yang dimilikinya. Ia masih ingat dengan jelas ketika ia harus datang ke Kerajaan Verdant untuk menemani Duchess Voinn yang sedang bersedih karena keadaan Anne.

Anne sangat terkejut hingga melepas genggaman Kent, yang dari tadi digenggamnya erat.

"Bagaimana kalau Annette tinggal disini untuk sementara? Masalah Verdant, memang sedang dibicarakan oleh para bangsawan Crotta, Marquis juga sedang pergi untuk membicarakannya dengan Raja."

"Terima kasih atas tawarannya Marchioness, tetapi saya harus segera pergi menuju Kekaisaran Terra. Keluarga saya akan menunggu disana."

"Baiklah, tetapi setidaknya tinggalah untuk semalam. Saya akan berusaha sebisa mungkin agar Crotta bisa membantu Verdant."

Tok, tok

"Ibu, apakah ada tamu?"

Seorang lelaki muda memasuki ruangan. Ia terlihat cukup tinggi, mungkin seumuran dengan Kak Verto.

"Oh, Jeremy. Ini Annette putri kedua Duke Voinn dari Kerajaan Verdant."

"Perkenalkan saya Annette de Voinn."

"Oh hai Anne. Apa benar kamu buta? Aku mendengarnya dari para pelayan."

"Jeremy!! Jangan berbicara seperti itu!" Marchioness terkejut mendengarkan perkataan anaknya.

"Tidak apa-apa marchioness. Memang benar saya buta."

"Oh Anne, tolong maafkan perkataan Jeremy. Bagaimana bisa kamu bersikap sangat tidak dewasa! Sebentar lagi kamu akan menjadi ksatria!"

"Yah, dia kan juga saudara jauhku. Tidak perlu basa-basi yang tidak penting. Bagaimana keadaan di Verdant, Anne?"

"Anne datang kemari untuk meminta bantuan Crotta dalam melawan Wart. Keadaan sedang tidak stabil disana. Jadi perlakukan Anne dengan baik, dan jangan bicara sembarangan."

"Wah, apakah kita akan ikut berperang? Akhirnya aku bisa ikut dalam perang! Kerajaan Crotta selalu menghindari perang, membosankan."

"Jangan bilang seperti itu Jeremy. Perang bukan hal yang menyenangkan, kamu akan menyesal berkata seperti itu ketika menghadapinya."

"Jadi Anne akan tinggal di sini?"

"Tidak, Kak Jeremy. Saya harus pergi ke Kekaisaran Terra secepat mungkin."

"Aku bisa mengantarkanmu ke sana, bagaimana bu?"

"Tidak, lebih baik kakak mu yang menemani Anne. Kamu bahkan belum resmi menjadi ksatria."

"Tidak ada waktu untuk menunggu acara pengangkatan, aku kan sudah berhasil melewati ujiannya"

"Nanti kita bicarakan lagi setelah ayah dan kakakmu kembali. Sekarang antarkan Anne ke kamar tamu untuk beristirahat dan jangan ganggu Anne."

"Iya, baiklah. Ayo Anne."

"Terima kasih banyak marchioness." Anne membungkuk memberi salam lagi.

--

*Anne ternyata bersikap sangat dewasa ketika berbicara dengan orang lain selain keluarganya. Anne ingin menjaga nama baik keluarganya, apapun yang terjadi kepada Verdant.*