Matahari mulai terbenam ketika Anne menyadari bahwa perutnya berbunyi. Ini sangat memalukan dan sangat tidak anggun, Anne bisa merasakan mukanya mulai memerah karena malu. Sepertinya Kent tidak menyadarinya, karena ia masih fokus melihat sekeliling sambil melaju.
Beberapa saat kemudian Kent melambat dan berhenti. Kent kemudian turun dan menurunkan Anne dari kuda.
"Maaf nona, saya tidak menyadari bahwa nona belum makan sejak pagi."
"Aah, eh, tidak apa-apa Kent!" Anne tergagap, karena terkejut dan malu.
"Saya sudah biasa tidak makan berhari-hari dalam perjalanan. Maafkan saya nona."
Kent membantu Anne untuk duduk kemudian mengambil sesuatu dari dalam tasnya.
"Ini nona, saya masih menyimpan roti ini, tetapi saya tidak membawa selai."
"Oh, tidak apa-apa Kent! Vena sudah menyiapkan beberapa potong roti di dalam tasku. Kent juga harus makan sesuatu karena perjalanan masih panjang."
"Saya tidak apa-apa nona, saya tidak lapar. Silahkan nona makan dan beristirahat, saya akan berjaga di sini." Terpaksa Anne menerima roti yang ditawarkan Kent.
'Mengapa ia tidak mau makan? apa ia merasa bersalah karena tidak menyadari bahwa aku menahan lapar dari tadi?' Anne khawatir karena Kent memiliki tubuh yang kurus dan kecil, tidak seperti Hans.
Anne bisa merasakan mukanya yang masih merah dan panas. Ia bisa mendengar Kent sedang memeriksa kuda tak jauh dari tempatnya duduk. Perlahan-lahan pandangan Anne semakin buram, seiring dengan matahari yang mulai terbenam.
Biasanya Anne akan mulai merasa gelisah, apalagi bila tak ada seorangpun didekatnya saat ia tidak bisa melihat. Tetapi Anne sangat senang Kent tetap membuat suara-suara di sekitarnya sehingga ia tahu Kent selalu ada didekatnya.
Kent sepertinya sibuk memeriksa perbekalan dan isi tas yang ada di kudanya. Kent juga sesekali bersiul kecil sambil berjalan di sekitar Anne. Anne makan secepat yang ia bisa, rasanya aneh hanya dirinya yang makan dan beristirahat. Akhirnya Kent berhenti dan duduk diam di dekatnya.
"Ini nona, saya sudah siapkan air." Melihat Anne sudah selesai memakan rotinya Kent segera memberikan segelas air.
"Terima kasih Kent."
--
Mereka masih beristirahat selama beberapa saat karena Anne masih sangat lelah setelah berkuda lebih dari lima jam. Kent juga pasti lelah, walau tidak berkata apa-apa. Mereka duduk diam sambil menikmati angin sore yang berhembus pelan. Anne akhirnya bisa merasa lebih tenang setelah beristirahat dan menikmati suasana yang tenang.
Walaupun keadaan sedang sangat kacau, Anne berusaha berpikir positif dan percaya kepada keluarga dan para pembantunya. Hans adalah prajurit terlatih, mereka pasti bisa bertahan dan menemukan jalan keluar.
"Apakah Kent tidak khawatir dengan keadaan keluarga Kent?" Anne tiba-tiba bertanya setelah lama diam.
"Tidak, saya tidak punya keluarga. Saya sudah tinggal di panti asuhan sejak kecil."
"Ah, Maaf Kent, Anne tidak tahu ...."
"Hahaha tidak apa-apa nona, memiliki keluarga belum tentu sebuah keberuntungan. Banyak para pengawal lain yang kabur dari rumah karena sering dipukuli orang tuanya."
"Iya, Anne juga sangat bersyukur memiliki keluarga yang sangat baik. Tetapi bagaimana Kent bisa sampai ke Kerajaan Verdant?"
"Waktu saya berumur tiga belas tahun saya kabur ke Verdant ketika saya akan dijual sebagai budak oleh orang tua asuh saya. Kerajaan Yull dipenuhi oleh pegunungan sehingga saya bisa dengan mudah kabur dan bersembunyi."
Kerajaan Yull berada di utara Kerajaan Verdant dan Kekaisaran Terra dan sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh pegunungan yang ditutupi salju hampir sepanjang tahunnya. Walaupun bisa kabur dengan mudah, bertahan hiduplah yang sangat sulit. Kent pasti telah mengalami berbagai kesulitan dan keadaan yang mengancam nyawanya.
"Syukurlah Kent berhasil kabur. Apakah Kent langsung mendaftar sebagai kesatria di Verdant?"
"Pendatang dari luar Kerajaan Verdant sangat sulit untuk bisa menjadi ksatria. Sebelumnya saya bekerja sebagai tukang kebun dan setelah resmi menjadi warga Verdant, saya baru bisa mengikuti pelatihan sebagai ksatria."
"Kent pasti sangat berbakat hingga sudah bisa menjadi ksatria kediaman Duke pada usia yang sangat muda."
"Masih banyak ksatria yang lebih baik dari saya. Sebaiknya kita melanjutkan perjalanan agar bisa sampai sebelum larut malam."
"Iya, ayo berangkat."
--
Sudah hampir larut malam ketika mereka tiba di gerbang perbatasan. Anne bisa merasakan keberadaan dinding sihir yang menyelubungi karena dinding itu mengeluarkan suara-suara aneh. Walaupun sudah memiliki dinding sihir, Kerajaan Crotta tetap dikelilingi oleh tembok batu yang cukup tinggi.
Tidak pernah dekat dengan sumber mana yang sangat besar membuat Anne sedikit mual. Walaupun Anne sudah hampir muntah, Kent terlihat baik-baik saja. Anne bisa melihat dua penjaga yang berjaga di depan gerbang dan dua lagi diatas menara pantau.
"Tunjukkan identitas kalian!"
Para penjaga maju dan menghalangi gerbang. Walaupun Kerajaan Crotta bukanlah kerajaan besar, mereka memiliki penjagaan yang sangat ketat. Hal ini juga yang membuat warga Verdant memilih untuk melarikan diri ke Kekaisaran Terra dibandingkan Kerajaan Crotta.
Sebelum turun dari kuda, Anne memberikan insignianya kepada Kent. Kent menyerahkan insignia tersebut dan mengatakan beberapa hal yang tidak bisa di dengar Anne. Para penjaga itu kemudian mundur dan sedikit membungkuk memberi hormat kepada Anne.
Kent kemudian menuntun kudanya untuk masuk melewati gerbang tersebut. Anehnya Anne tidak merasa apapun ketika melewati dinding sihir tersebut. Sepertinya bagian pintu gerbang dari dinding sihir tersebut bisa dimatikan sementara.
Suasana di dalam sangatlah sunyi, karena sudah hampir tengah malam. Mereka berjalan dalam diam sambil mencari tempat untuk bermalam. Terdapat beberapa kedai makanan dan toko-toko yang sudah tutup.
Kent akhirnya berhenti di suatu tempat, Anne hanya bisa melihat terdapat cahaya samar-samar. Sepertinya memang tidak ada penginapan besar di sekitar sini.
"Nona, kita sudah sampai."
Kent membantu Anne turun dari kuda dan kemudian menggendongnya. Setelah masuk ke dalam penginapan dan mendapatkan pencahayaan yang lebih baik, Anne sudah bisa melihat sedikit.
"Apakah ada kamar kosong di sini?"
"Iya, masih tersedia beberapa kamar kosong. Anda ingin tinggal berapa lama di desa ini?"
"Saya butuh dua kamar yang berdekatan untuk satu malam sa-"
"Ah, Kent jangan tinggalkan Anne sendiri." Anne menghentikan Kent yang sedang berbicara dan menggenggam erat jubah Kent.
"Ah tapi ..., baik nona. Satu kamar untuk satu malam." Kent sempat ragu, tetapi mengingat keadaan Anne, memang lebih baik tidak meninggalkan Anne sendiri di malam hari, terutama di tempat asing.
"Baik, untuk satu kamar harganya adalah satu perak. Ini kunci kamarnya. Apakah anda akan makan malam dulu atau langsung beristirahat?"
Untunglah mata uang yang digunakan di berbagai kerajaan rata-rata sudah sama, yaitu emas, perak, dan perunggu. Hal ini dilakukan agar mempermudah perdagangan antar kerajaan.
"Tolongkan antarkan saja makanan hangat dan air hangat."
"Baik, mari saya antarkan ke kamar terlebih dahulu."
Mereka mulai berjalan lagi ke lantai dua. Anne sudah mulai merasa mengantuk dan menguap. Tanpa sadar Anne mulai tertidur sambil bersandar pada Kent. Ketika sampai di kamar, Kent menurunkan Anne perlahan. Anne terbangun kemudian melepaskan tas dan belatinya kemudian memberikannya kepada Kent. Kent menuntun Anne untuk duduk di atas ranjang dan kemudian menyimpan barang bawaan mereka.
--
*Walaupun Kent seringkali terlihat tidak peduli, ternyata Kent adalah orang yang bisa diandalkan.*