Ujian mereka telah usai tinggal menunggu hasilnya apakah mereka akan naik atau tinggal kelas? Mereka sekarang beraktivitas merias panggung malam yang beda dari malam sebelumnya, para santri dan santriah seharusnya masih mengaji tapi malam sekarang mereka diperintahkan untuk mendekorasi panggung mempersiapkan acara yaitu perpisahan kelas 12 dan kenaikan kelas 10 kelas 11 tsanawiyah.
Ustadz Daffa sedang melihat bagaimana aktivitas calonnya yang sedang meniup balon disaat balon yang Ziah meledak ustadz Daffa terkekeh, Ziah dan Ara tertawa lepas.
"Ara dan Ziah sama-sama datang untuk menyempurnakan kekurangan kita Daff," ucap ustadz Arifin yang berada di samping sahabatnya, ustadz Daffa yang tau jika ustadz Arifin datang meliriknya sekali.
"Ya Fin, gue baru tau kalo yang namanya cinta itu indahnya seperti ini apalagi kalo sudah menikah," kekehnya.
"Beberapa hari lagi Daff, setelah acara ini selesai lo akan nikah."
"Bener tapi gue udah gak sabar."
"Emang lo udah siap semuanya?"
"Gue udah siap semuanya tinggal bicara persiapan udah."
"Enteng banget lo ngomong, udah siap maharnya?"
"Jauh hari udah gue persiapkan ubed."
"Udah siap berumah tangga dan nanggung resikonya?"
"Udah ubed gue udah siap," ucapnya gereget.
"Udah siap lo malam pertama?"
"U-d," ucapnya terhenti karena merasa pertanyaan ustadz Arifin ada yang salah dan dia ngelirik ke sahabatnya dengan wajah polos, ustadz Arifin terkekeh menahan tawa melihat kepolosan ustad Daffa.
"Apa sih Daf?" tawanya buyar.
"Kagak bener," ucapnya dan langsung meninggalkan ustadz Arifin yang sedang tertawa.
***
"Zi semuanya kemana? Kita keasikan sampe orang yang didekat udah nggak ada," ucap Ara melihat sekitar.
"Iya ya pulang yu ah Ra ini juga udah selesai."
"Eh Zi itu bukannya ustadz Daffa? Dia kesini Zi," ucapnya menunjuk dan ternyata benar ustadz Daffa mendatangi mereka.
"Pulanglah ke kobong sudah larut malam!" titah ustadz Daffa.
"Iya ustadz," ucap berdua dan akan pergi, ustadz Daffa sengaja membiarkan supaya mereka bisa beristirahat.
***
Tibalah sekarang dimana hari ini perpisahan kelas 12 dan kenaikan kelas, semua sudah berada di area acara menunggu acara dimulai.
Banyak santri yang berada di atas panggung mereka bersholawat sebelum acara dimulai.
ﻳﺎ ﻧﺒﻲ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ ، ﻳﺎﺭﺳﻮﻝ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ
Yâ nabî salâm 'alaika, Yâ Rosûl salâm 'alaika
ﻳﺎﺣﺒﻴﺐ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ ، ﺻﻠﻮﺍﺕ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻚ
Yâ habîb salâm 'alaika, sholawâtullâh 'alaika
ﺃﺷﺮﻕ ﺍﻟﺒﺪﺭ ﻋﻠﻴﻨﺎ ، ﻓﺎﺧﺘﻔﺖ ﻣﻨﻪ ﺍﻟﺒﺪﻭﺭ
Asyroqol badru 'alainâ, fakhtafat minhul budûru
ﻣﺜﻞ ﺣﺴﻨﻚ ﻣﺎ ﺭﺃﻳﻨﺎ ، ﻗﻂ ﻳﺎ ﻭﺟﻪ ﺍﻟﺴﺮﻭﺭ
Mitsla husnik mâ ro-ainâ, qotthu yâ wajhas-surûri
ﺃﻧﺖ ﺷﻤﺲ ﺃﻧﺖ ﺑﺪﺭ ، ﺃﻧﺖ ﻧﻮﺭ ﻓﻮﻕ ﻧﻮﺭ
Anta syamsun anta badrun, anta nûrun fauqo nûrin
ﺃﻧﺖ ﺇﮐﺴﻴﺮ ﻭﻏﺎﻟﻲ ، ﺃﻧﺖ ﻣﺼﺒﺎﺡ ﺍﻟﺼﺪﻭﺭ
Anta iksîrun wa ghôlî, anta mishbâhush-shudûri
ﻳﺎ ﺣﺒﻴﺒﯽ ﻳﺎ ﻣﺤﻤﺪ ، ﻳﺎﻋﺮﻭﺱ ﺍﻟﺨﺎﻓﻘﻴﻦ
Yâ habîbî yâ Muhammad, yâ 'arûsal-khôfiqoini
ﻳﺎ ﻣﺆﻳﺪ ﻳﺎﻣﻤﺠﺪ ، ﻳﺎ ﺇﻣﺎﻡ ﺍﻟﻘﺒﻠﺘﻴﻦ
Yâ mu-ayyad yâ mumajjad, yâ imâmal qiblataini
ﻣﻦ ﺭﺃﯼ ﻭﺟﻬﻚ ﻳﺴﻌﺪ ، ﻳﺎﮔﺮﻳﻢ ﺍﻟﻮﺍﻟﺪﻳﻦ
Man ro-â wajhaka yas'ad, yâ karîmal wâlidaini
ﺣﻮﺿﻚ ﺍﻟﺼﺎﻓﯽ ﺍﻟﻤﺒﺮﺩ ، ﻭﺭﺩﻧﺎ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻨﺸﻮﺭ
Haudlukash-shôfîl mubarrod, wirdunâ yauman-nusyûri
ﻣﺎ ﺭﺃﻳﻨﺎ ﺍﻟﻌﻴﺲ ﺣﻨﺖ ، ﺑﺎﻟﺴﺮﯼ ﺇﻻ ﺇﻟﻴﻚ
Mâ ro-ainâl 'îsa hannat, bissurô illâ ilaika
ﻭﺍﻟﻐﻤﺎﻣﻪ ﻗﺪ ﺃﻇﻠﺖ ، ﻭﺍﻟﻤﻼ ﺻﻠﻮﺍ ﻋﻠﻴﻚ
Wal ghomâmah qod adhollat, wal malâ shollû 'alaika
ﻭﺃﺗﺎﻙ ﺍﻟﻌﻮﺩ ﻳﺒﮑﻲ ، ﻭﺗﺬﻟﻞ ﺑﻴﻦ ﻳﺪﻳﻚ
Wa atâkal 'ûdu yabkî, wa tadzallal baina yadaika
ﻭﺍﺳﺘﺠﺎﺭﺕ ﻳﺎﺣﺒﻴﺒﻲ ، ﻋﻨﺪﻙ ﺍﻟﻈﺒﻲ ﺍﻟﻨﻔﻮﺭ
Wastajârot yâ habîbî, 'indakadh-dhobyun-nufûru
ﻋﻨﺪﻣﺎ ﺷﺪﻭﺍ ﺍﻟﻤﺤﺎﻣﻞ ، ﻭﺗﻨﺎﺩﻭﺍ ﻟﻠﺮﺣﻴﻞ
'Indamâ syaddûl mahâmil, wa tanâdau lirrohîli
ﺟﺌﺘﻬﻢ ﻭﺍﻟﺪﻣﻊ ﺳﺂﺋﻞ ، ﻗﻠﺖ ﻗﻒ ﻟﯽ ﻳﺎ ﺩﻟﻴﻞ
Ji tuhum waddam'u sã-il, qultu qif lî yâ dalîlu
ﻭﺗﺤﻤﻞ ﻟﻲ ﺭﺳﺂﺋﻞ ، ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﺸﻮﻕ ﺍﻟﺠﺰﻳﻞ
Wa tahammal lî rosã-il, ayyuhâsy-syauqul jazîlu
ﻧﺤﻮﻫﺎﺗﻴﻚ ﺍﻟﻤﻨﺎﺯﻝ ، ﻓﯽ ﺍﻟﻌﺸﻲ ﻭﺍﻟﺒﮑﻮﺭ
Nahwa hâtîkal manâzil, fîl 'asyiyyi wal bukûri
ﮐﻞ ﻣﻦ ﻓﯽ ﺍﻟﮕﻮﻥ ﻫﺎﻣﻮﺍ ، ﻓﻴﻚ ﻳﺎ ﺑﺎﻫﻲ ﺍﻟﺠﺒﻴﻦ
Kullu man fîl kauni hâmû, fîka yâ bâhîl jabîni
ﻭﻟﻬﻢ ﻓﻴﻚ ﻏﺮﺍﻡ ، ﻭﺍﺷﺘﻴﺎﻕ ﻭﺣﻨﻴﻦ
Wa lahum fîka ghorômun, wasytiyâqun wa hanînu
ﻓﻲ ﻣﻌﺎﻧﻴﻚ ﺍﻷﻧﺎﻡ، ﻗﺪ ﺗﺒﺪﺕ ﺣﺂﺋﺮﻳﻦ
Fî ma'ânîkal anâmu, qod tabaddat hã-irîna
ﺃﻧﺖ ﻟﻠﺮﺳﻞ ﺧﺘﺎﻡ ، ﺃﻧﺖ ﻟﻠﻤﻮﻟﯽ ﺷﮑﻮﺭ
Anta lirrusli khitâmun, anta lil maulâ syakûru
ﻋﺒﺪﻙ ﺍﻟﻤﺴﮑﻴﻦ ﻳﺮﺟﻮ ، ﻓﻀﻠﻚ ﺍﻟﺠﻢ ﺍﻟﻐﻔﻴﺮ
'Abdukal miskînu yarjû, fadl-lakal jammal ghofîru
ﻓﻴﻚ ﻗﺪ ﺃﺣﺴﻨﺖ ﻇﻨﻲ ، ﻳﺎﺑﺸﻴﺮ ﻳﺎﻧﺬﻳﺮ
Fîka qod ahsantu dhonnî, yâ basyîru yâ nadzîru
ﻓﺄﻏﺜﻨﻲ ﻭﺃﺟﺮﻧﻲ ، ﻳﺎﻣﺠﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻌﻴﺮ
Fa-aghitsnî wa ajirnî, yâ mujîru minas-sa'îri
ﻳﺎﻏﻴﺎﺛﻲ ﻳﺎﻣﻼﺫﻱ ، ﻓﻲ ﻣﻬﻤﺎﺕ ﺍﻷﻣﻮﺭ
Yâ ghiyâtsî yâ malâdzî, fî muhimmâtil umûri
ﺳﻌﺪ ﻋﺒﺪ ﻗﺪ ﺗﻤﻠﯽ ، ﻭﺍﻧﺠﻠﯽ ﻋﻨﻪ ﺍﻟﺤﺰﻭﻥ
Sa'id 'abdun qod tamallâ, wanjalâ 'anhul huzûna
ﻓﻴﻚ ﻳﺎﺑﺪﺭ ﺗﺠﻠﯽ ، ﻓﻠﻚ ﺍﻟﻮﺻﻒ ﺍﻟﺤﺴﻴﻦ
Fîka yâ badrun tajallâ, falakal washful hasînu
ﻟﻴﺲ ﺃﺯﮐﯽ ﻣﻨﻚ ﺃﺻﻼ ، ﻗﻂ ﻳﺎﺟﺪ ﺍﻟﺤﺴﻴﻦ
Laisa azkâ minka ashlân, qotthu yâ jaddal husaini
ﻓﻌﻠﻴﻚ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﯽ ، ﺩﺁﺋﻤﺎ ﻃﻮﻝ ﺍﻟﺪﻫﻮﺭ
Fa'alaikallâhu shollâ, dã-imân thûlad-duhûri
ﻳﺎ ﻭﻟﻲ ﺍﻟﺤﺴﻨﺎﺕ ، ﻳﺎ ﺭﻓﻴﻊ ﺍﻟﺪﺭﺟﺎﺕ
Yâ waliyyal hasanâti, yâ rofî'ad-darojâti
ﮔﻔﺮ ﻋﻨﻲ ﺍﻟﺬﻧﻮﺏ ، ﻭﺍﻏﻔﺮ ﻋﻨﻲ ﺍﻟﺴﻴﺌﺎﺕ
Kaffir 'annyadz-dzunûba, waghfir 'annîs-sayyi-âti
ﺃﻧﺖ ﻏﻔﺎﺭ ﺍﻟﺨﻄﺎﻳﺎ ، ﻭﺍﻟﺬﻧﻮﺏ ﺍﻟﻤﻮﺑﻘﺎﺕ
Anta ghoffârul khothôyâ, wadz-dzunûbil mûbiqôti
ﺃﻧﺖ ﺳﺘﺎﺭ ﺍﻟﻤﺴﺎﻭﻱ ، ﻭﻣﻘﻴﻞ ﺍﻟﻌﺜﺮﺍﺕ
Anta sattârul masâwî, wa muqîlul 'atsarôti
ﻋﺎﻟﻢ ﺍﻟﺴﺮ ﻭﺃﺧﻔﯽ ، ﻣﺴﺘﺠﻴﺐ ﺍﻟﺪﻋﻮﺍﺕ
'Âlimus-sirri wa akhfâ, mustajîbud-da'awâti
ﺭﺏ ﻓﺎﺭﺣﻤﻨﺎ ﺟﻤﻴﻌﺎ ، ﺑﺠﻤﻴﻊ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﺎﺕ
Robbi farhamnâ jamî'an, bijamî'ish-shôlihâti
وصلاة الله تغشا عد تحرير السطور
أحمد الهادی محمد صاحب الوجه المنير
Wa sholâtullâhi taghsyâ 'adda tahrîris-suthûri Ahmadal hâdî Muhammad shôhibal wajhil munîri
Sholawat berakhir semua santri turun dan digantikan dengan datang seorang pria naik keatas panggung dengan pakaian jubah berwarna biru dan ia akan memulai acaranya.
Susunan acara dia sebutkan satu persatu, selama berlangsungnya acara tak ada kendala apapun sampai di detik penutupan dan semuanya sudah selesai.
"Assalamu'alaikum ka Ziah," ucap seorang santriah tepat adik kelasnya.
"Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh," ucap Ziah tengah sedang sendirian memakan es cream di ujung kelas dekat taman.
"Ini ada kado dari seorang lelaki katanya untuk ka Ziah," ucapnya sambil menyodorkan sebuah kotak kecil dan Ziah menerimanya.
"Terima kasih, tapi kalo boleh tau dari siapa?" ucapnya fokus pada kotak kecil ketika Ziah bertanya adik kelasnya itu pergi tanpa pamit.
Ziah membuka isi kotak tersebut dan menyunggingkan sudut bibirnya ke atas, ada secarik kertas dari pengirim atas nama Calon Asyila Fauziah.
Ziah berdiri dan berlari ke taman mencari keberadaan calonnya itu.
"Ziah!" panggilnya lembut nan tegas dan sukses membuat Ziah berpaling ke suara itu namun hanya sumber suara tanpa ada wujudnya.
Ziah terus berputar mencari dimana sumber suara itu tapi tetap nihil.
"Ustadz Daffa," teriaknya sekencang mungkin sambil berlari kesana kemari.
"Ustadz Daffa, dimana? Ustad."
"Ustadz hiks hiks jangan tinggalin aku ustadz."
"Ustadz," ucapnya bersimpuh karena capeknya berteriak dan memanggil.
"Ziah," panggil Ara menepuk-nepuk sahabatnya karena Ara melihat Ziah sedang tidur di ujung kelas.
"Ah iya ustadz?"
"Hah ustadz? Ustadz siapa? Disini gak ada ustadz Ziah, jangan-jangan kamu ngimpiin ustadz Daffa ya?"
"Ko aku ada disini? Bukannya aku ada di taman ya?"
"Hadeuh, Asyila Fauziah kamu itu disini tidur baru aku bangunin, pantes susah bangun ternyata lagi ngimpiin calonnya," gerutu Ara.
"Jadi aku ngigo dong?" tanyanya polos.
"Tau lah," ucapnya meninggalkan Ziah yang masih memikirkan hal tadi.
Ziah terdiam memikirkan kronologi yang sudah terjadi dan dia sadar. Setelah 15 menit lamanya berpikir Ziah bangun dan mengejar Ara.
"Aaaaa Ara aku malu, kenapa sih nggak sekalian siram aja."
Ara yang jaraknya lumayan jauh tertawa.