Chereads / Lantunan Cinta / Chapter 9 - BAB 8

Chapter 9 - BAB 8

Ziah dan Ara kini mereka sedang bersantai-santai, pakaian yang mereka bawa sudah tertata rapi.

"Eh kalian sini!" ajak salah satu santriyah.

"Em karena kalian baru, disini aku akan kasih tau aturan-aturan yang berlaku dipesantren, siap tidak siap kalian harus kena sanksi jika kalian melanggarnya, aturan dikobong kalian harus membersihkan sesuai jadwal yang ditentukan, terus bermurojaah bersama, ada lagi untuk aturan yang dipesantren kalian harus menjaga nama baik, mengikuti kegiatan2 dipesantren ini, dan yang tentunya tidak ngobrol dengan lawan jenis kecuali kepentingan, aku rasa itu cukup apakah kalian mengerti?" tanyanya dan diangguki oleh Ziah dan Ara.

"Eh kenalan dulu yuk! Masa iyya kita sekbong nggak saling kenal, tak kenal maka ta'aruffan, kenalin nama aku Dian."

"Aku Ziah salam kenal ya," ucap Ziah senyum ramah.

"Aku Ara salam kenal buat kalian semuanya."

"Aku Jamilah disini aku sebagai ketua kobong, semoga kalian betah ya."

"In Syaa Alloh, kalo kamu? Sama kamu?" Tunjuk Ara pada yang lainnya.

"Aku Fania, kalo dia Ismi biasalah dia kalo dah baca novel gak bisa diganggu."

"Ish apaan sih Fan," ucap Ismi jutek tak terima.

"Hey sudah malah berantem ya, kamu Ismi kalo ada yang lagi ngomong atau apa dengerin dulu!" nasehat Jamilah.

"Hmm."

"Ya sudah sekarang kita siap2 yuk! sebentar lagi kajian siang dikelas," ajak Jamilah.

"Mil2 pematerinya siapa?" tanya Dian semangat.

"Katanya sih Ustadz idaman mu itu loh," kekeh Jamilah.

"Wah yang bener? Aduh calon idaman ku jadi pemateri, bikin aku makin cinta aduh," 

"Hey, Dian jangan gitu dong, pastinya juga Ustadz cintanya sama aku," hayal Fania.

"Heh kalian tuh pada ngarep banget sih, emangnya Ustadz mau gitu sama kalian?" Pd banget jadi orang," ucap Ismi langsung pergi diledeki Dian dan Fania.

Ziah dan Ara hanya melihat tanpa berkata apapun, namun yang dipikiran Ziah adalah Ustadz idaman, siapa dia? 

"Eh kalo boleh tau ustad idaman yang dimaksud kalian siapa?" tanya Ara, Ziah yang mendengarkan perkataan sahabatnya langsung menoleh, seolah-olah Ara tau apa yg ada dipikiran Ziah.

"Dia itu___," ucapan Dian dipotong oleh Jamilah.

"Udah ayuk ah nanti juga tau, sekarang kita pergi! Telat terus dihukum baru tau rasa."

***

Semua santriwan dan santriwati sudah berada didalam kelas, tapi masih ada juga yang diluar, meskipun santri putra dan putri disatukan tetap ada pembatas.

Ruangan kelas menjadi rame ketika ustad sedang berjalan ke arah kelas.

"Hey Ustadz ganteng udah dateng," ucap salah satu santriah heboh.

Jelas semakin heboh saja isi ruangan kelas, namun diam seketika disaat ustad masuk ruangan kelas.

"Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh," ucap Ustadz.

"Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh," ucap santri dan santriah serempak, apalagi santriah semangat yang membara tanpa berkedip.

"Hmm sudah siap dengan kajiannya? Saya tak menginginkan ada santri ataupun  santriah yang tidur, ngobrol atau bengong, semuanya tertuju pada materi kali ini, paham!" ucap ustad dengan nada dingin namun berwibawa.

"Paham Ustadz," ucap serempak.

"Katanya ada santriah baru dikelas ini? Perkenalkan nama saya Daffa Anshari," ucap ustad memperkenalkan diri.

"Materi kajian kali ini halalkan atau tinggalkan."

"Perempuan 90% Perasaan 10% Akal. Sedangkan laki-laki 90% Akal, 10% perasaan. Dan gunanya adalah merupakan lebihan masing-masing sebagai penyempurna. Dimana laki-laki menyelesaikan dengan logikanya. Sedangkan perempuan dengan rasanya, misalnya mendidik anak dengan kasih sayang. Ketika kita menikah, Rahmat Allah yang paling utama untuk digapai.

Cara mendapatkan rahmat Allah adalah melakukan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang Allah larang. Saat kita tengah berusaha mendapatkan jodoh dan ingin menikah. Keberkahannnya terletak pada cara kita menggapai jodoh tersebut seperti apa. Karena hisab untuk menjatuhkan sesuatu dosa atau pahal terletak pada cara memperolehnya. Semua aktivitas juga tergantung pada niat aktivitas itu dilakukan. Sama dengan menikah, menikah tergantung niat menikah untuk apa. Jarak Khitbah dan nikah jangan terlalu lama. Karena, jika wanita terlalu lama setelah khitbah, maka dikhawatirkan mampu membuat wanita tergrlincir. Alias mampu jatuh pada ikhtilat sampai khalwat.

Baik laki-laki maupun perempuan wajib saling menjaga. Keduanya harus punya strategi untuk membatasi hati dan diri agar tidak jatuh pada ikhtilat dan khalwat," jelas ustad melirik ke arah santriwan santriwati, tatapan ustad tepat dimata Ziah mereka saling pandang, namun Ziah sadar dia sedang ditatap jadi memalingkan wajahnya dan ustad melanjutkan lagi penjelasannya.

"Bicara tentang cinta tentu akan menjadi bahasan yang menarik terutama untuk kaum hawa, namun terkadang kita sering terjebak dalam sebuah ikatan cinta yang salah. Banyak dari kaum adam mengatakan "Aku mencintaimu karena Allah" tapi sesungguhnya itu hanyalah barisan kata yang terucap tanpa mendalami makna kata-kata tersebut. 

Mayoritas perempuan tentu akan tersihir dengan kalimat tersebut dan tingkat kerajinan beribadah akan terlihat misalnya seperti ini "Dek, sholatnya jangan ditunda ya. Makan juga jangan lupa biar asam lambungmu gak naik". Bagi mereka yang sedang diperhatikan seperti ini akan berpikir bahwa dia jodoh yang tepat. Tapi tahu kah kalian hal ini bisa jadi boomerang karena mereka akan tepat waktu  beribadah ketika diingatkan serta rasa cinta yang dimilikipun semakin meluas dan mampu menyesatkan hati dalam cinta yang keliru bahkan mengarah untuk berpacaran. "Aku mencintaimu karena Allah" dengan cara yang benar ketika kita mampu menjaga pandangan dari lawan jenis serta menjaga hati dalam kadar kagum yang sewajarnya. Menyebutnya dalam doa di sepertiga malam adalah langkah bijak yang bisa kita lakukan untuk memaknai rasa cinta itu sendiri.

Dalam Islam rasa cinta yang benar saat diri ini mampu mensamuderakan cinta dan memaknai rasa cinta kita kepada Dia Yang Maha Mencinta. Cinta yang indah adalah ketika dua raga menjadi satu jiwa yang diikat dalam sebuah mahligai pernikahan. Rasa cinta yang hadir dengan kasih sayang dan nikmat dari Sang Maha Cinta akan abadi seperti kisah cintanya Rasulullah dengan Khadijah. Realitanya banyak dari kita menginginkan kisah cinta yang dipenuhi hasrat seperti Romeo and Juliet padahal sesungguhnya kisah cinta mereka bukanlah cinta yang indah.

Sebagai Muslimah yang bijak harus mampu menjaga cinta untuk dia yang sudah digariskan oleh Dia Sang Pemilik Cinta. Halalkan atau tinggalkan adalah pilihan yang harus kamu ambil untuk meraih cinta impian sehidup dan sesurgamu, itu materi yang dapat saya sampaikan, apakah ada yang ingin ditanyakan?" Tanya ustad.

Lagi dan lagi Ustadz menatap Ziah, yang ditatap hanya menundukkan kepala merasa malu.

"Ustadz bagaimana kalo cara melihat laki-laki serius?" tanya santriwati.

"Baik saya akan jawab, jika kamu ingin meliht laki-laki serius dia yang mampu kerumah mu meminta restu kedua orangtuamu, dia yang mampu memakaikan cicin dijari manismu buka umbar kata2 manis, segitu cukup?" Tanya ustad, hanya anggukan sebagai jawaban dia merasa cukup.

"Ada lagi?"

"Baik kalo begitu saya pamit, terimakasih atas perhatiannya assalamu'alaikum watohmatullohi wabarokatuh," ucap Ustadz keluar dari kelas.

"Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh," serempak santriwam santriwati langsung keluar dari kelas.

"Ra kita ke perpus dulu yu!" ajak Ziah.

"Ayo, katanya ada buku novel-novel gitu kayaknya seru deh."

Mereka berdua pergi ke perpustakaan yang berada di dekat kelas mereka namun berjarak 5 langkah saja.