RAHAYA diserbu rasa gelisah, melihat reaksi kedua pelayan rumah tangga di hadapannya. Begitu juga dengan ekspresi kedua satpam di depan gerbang yang menatapnya dengan pandangan horor.
Sebegitu menakutkankah dirinya di waktu dulu? Mengapa ia hanya memiliki sedikit bayangan tentang orang-orang yang ada di sekitarnya?
Rahaya makin diberangus rasa penasaran. Wanita itu hanya mampu menarik nafas panjang karena lagi-lagi gagal memancing ingatan tentang masa lalunya.
Sekarang, ditatapnya bergantian kedua orang pelayan yang masih berdiri dengan kepala menunduk dan tubuh gemetar di depannya.
"Tolong ambilkan aku air minum," kata Rahaya sambil meneguk liur.
Tenggorokan yang terasa kering dan dahi yang kian berdenyut. Rahaya diserbu rasa pening yang membuat rasa hausnya terasa lebih mencekik. Di raihnya air minum yang buru-buru disodorkan oleh mbok Asih.