Penderitaan dan penyesalan telah memenjara semua logika dan pikiran sehat Hana Aura. Adakah yang mampu membuat anaknya ini pulih kembali?
Seandainya saja ada, mau rasanya Amira memohon dan membayar berapa pun orang yang mampu membuat Hana kembali seperti dahulu.
Kasihan Aira, setelah kehilangan ayahnya, sang ibu pun terlihat terlalu syok untuk dapat memberikannya perlindungan dan kasih sayang.
"Jangan menjadi wanita yang rapuh, Han." Amira mengusap lembut jemari Hana.
Dia menggenggam tangan anaknya dengan erat, mencoba mengalirkan energi dan kekuatan pada buah hatinya yang sedang lara.
"Ibu sayang padamu," bisiknya dengan suara serak.
"Aku juga, Bu." Dalam menungnya, Hana ternyata memberi respon yang begitu menyentuh perasaan.
"Kamu menyayangi Aira juga, 'kan?" tanya Amira kembali.
"Iya, Bu." Suara Hana datar.
Amira meraih jemari anak perempuannya itu. "Berhentilah bersedih. Sudah saatnya kamu bangkit kembali, anakku."