Chereads / BROKEN [21+] / Chapter 7 - Maaf dan terima kasih

Chapter 7 - Maaf dan terima kasih

Brukkk!

Jasmine menutup pintu rumahnya dengan sekali tarikan hingga membuat Kenzo terkejut bukan main, lelaki itu bahkan sampai membulatkan matanya dengan wajah yang syok kemudian mundur perlahan ke belakang.

"Kau baik-baik saja Jasmine?" tanya Kenzo kepada gadis itu.

Jasmine yang sejak tadi terlihat heboh sendiri menatap ke arah Kenzo dengan tajam, "Kenapa kau mengatakan hal seperti itu di depan Rifan?! kau ingin dia tahu tentang apa yang terjadi diantara kita?! astaga Kenzo jangan sampai kau gegabah seperti itu!"

Kenzo mengedipkan matanya beberapa kali, apa yang salah dengan perkataan dia tadi? bukankah dia hanya ingin mengucapkan rasa terima kasihnya? atau mungkin lelaki bernama Rifan itu adalah kekasih dari Jasmine?! dia benar-benar tidak mengerti.

"Begini, aku tidak mengerti kenapa kau begitu marah tentang hal tadi, apa jangan-jangan lelaki itu adalah kekasihmu Jasmine?!" tanya Kenzo dengan wajah bingungnya.

Plakkk

Sebuah pukulan kencang mendarat di bahu lelaki tampan dan kekar ini, "Tentu saja bukan! dia itu adalah teman satu kantorku, hanya saja kau jangan asal bicara di depan dia karena Rifan sangat cerewet dan juga rasa penasarannya tinggi. Dia mungkin akan terus melempar kan aku beribu pertanyaan besok, apalagi dengan kedatanganmu yang tiba-tiba begini. Oh maafkan aku Kenzo! duduklah dulu, aku terlalu banyak bicara barusan."

Lelaki itu pun baru bisa bernafas lega setelah Jasmine menghentikan ocehannya, dia pun duduk di sofa dengan makanan yang langsung Kenzo letakan di atas mejanya. Untuk menghindari kejadian yang sama, lelaki ini mengeluarkan ponsel yang ada disaku celananya, berniat untuk meminta nomber ponsel Jasmine. Agar jika dia hendak berkunjung lagi kemari, dia atau pun lelaki bernama Rifan tadi tidak akan salah paham lagi.

Berikan aku nomber ponselmu!" ucap Kenzo lantang sembari menyodorkan ponselnya kepada Jasmine.

"Tunggu dulu! kau pergi tanpa pamit kemarin, lalu sekarang meminta nomber ponselku begitu saja. Apa yang sedang kau rencanakan sebenarnya?!" tanya Jasmine dengan tatapan penuh curiga.

"Kau marah tentang kemarin malam? maaf karena aku tidak berpamitan bahkan tidak berterima kasih atas semua yang kau berikan serta lakukan padaku. Oleh karena itu kita mulai dari awal lagi dan aku ingin berkenalan denganmu lebih dari sebelumnya, jadi maukah kau memberikan nomber ponselmu padaku?" tanya Kenzo dengan senyuman manis diwajahnya.

DEG !!

Sialnya jantung Jasmine tiba-tiba berdetak kencang saat ini, padahal itu hanya sebuah senyuman biasa. Namun kenapa bisa dia sampai terpengaruh seperti ini?! jangan katakan jika Jasmine mulai menyukai lelaki asing yang baru saja datang di kehidupannya ini. Pelet Kenzo memang tidak pernah meleset, dia mampu menaklukkan semua wanita dengan begitu mudah hanya dengan sebuah senyuman dan kata-kata manisnya.

Jasmine pun langsung duduk disamping lelaki itu sembari memberikan nomber ponselnya dengan begitu mudah tanpa ada kendala sedikit pun, Kenzo terlihat begitu senang sekarang karena bisa mendapatkan kontak gadis cantik yang membuat pikiran nya teralihkan beberapa waktu terakhir ini.

"Terima kasih, aku akan menyimpannya Jasmine," ucap Kenzo dengan senyuman manisnya.

"Hm!" jawab gadis itu singkat.

Kenzo membuka bungkusan yang dia bawa sejak pulang dari rumah Fina tadi, setidaknya untuk kembali menghangatkan suasana yang terasa begitu dingin ini. Jasmine pun menatapnya dengan perasaan ingin, itu adalah makanan yang digemari oleh gadis-gadis pada umumnya termasuk dia juga.

"Makanlah, semoga sesuai dengan seleramu. Oh iya aku juga membawa minumannya juga, ngomong-ngomong terima kasih untuk semalam dan maaf juga karena pergi tanpa pamit ketika pagi. Sebenernya aku sempat melihatmu sebentar di kamar, hanya saja kau tertidur sangat lelap sehingga aku tidak tega untuk membangun mu. Sekali lagi aku minta maaf ya jika membuatmu kesal," ucap Kenzo dengan tatapan yang hangat.

Kesal? iya tentu saja itu hal yang dirasakan oleh Jasmine tadi pagi, apalagi ketika semalam mereka melakukan hal yang seharusnya tidak untuk dilakukan. Lelaki itu pergi seolah todak terjadi apapun diantara mereka, sedangkan Jasmine harus menanggung segala perasaan dan juga bayangan mesum yang baru saja dia rasakan sekali seumur hidupnya. Akan tetapi karena sudah meminta maaf dan menyesali semuanya, apalagi yang harus gadis ini permasalahkan?! selain memaafkannya.

"Iya harusnya kau bangunkan saja aku tadi pagi, karena aku juga butuh penjelasan darimu. kenapa kita harus melakukan ini dan itu padahal kau bukanlah siapa-siapa bagiku, dan walau pun memang kita hidup dijaman yang bebas tetap saja harga diri itu nomber satu!" tegas Jasmine yang seolah dirinya polos, padahal dia senang sekali membaca komik dan novel-novel genre dewasa.

"Maaf, aku benar-benar tidak tahu jika kau itu masih perawan dan baru pertama kali melakukanya denganku. Tapi aku melakukan semua itu dengan perasaan yang jujur tanpa menyesalinya sedikit pun, dan aku harap kau juga merasakan hal yang sama pula. Jadi apa kau menyesali apa yang sudah terjadi diantara kita?" tanya Lelaki itu dengan wajah yang serius.

"I--ya entahlah, bisa dibilang aku juga terbawa oleh suasana kemarin malam. Jadi mungkin aku juga tidak menyesali semua itu terjadi, dan jika boleh jujur kau adalah lelaki pertama yang menyentuh tubuhku seperti itu."

Kata-kata Jasmine membuat Kenzo sedikit lega, itu berarti jika mereka masih terus bisa bertemu setiap saat. Apalagi ketika gadis itu tidak menyesali sedikit pun tentang apa yang terjadi diantara mereka, membuat gairah lelaki ini semakin bersemangat saja untuk lebih dekat dengannya kemudian meninggalkan Fina serta wanita-wanita lainnya.

Kenzo mengusap rambut Jasmine dengan lembut, memberikan efek aneh kepada gadis itu hingga membuatnya sedikit merasa geli.

"Syukurlah jika kau juga tidak menyesali apa yang terjadi diantara kita berdua, dan aku harap kau tidak akan pernah memutuskan hubungan diantara kita juga. Oh iya ngomong-ngomong kau bekerja dimana? lalu kemana orang tuamu pergi sehingga kau tinggal sendirian disini?" tanya Kenzo kepada gadis itu.

Jasmine menatap dengan raut wajah yang berbeda dari sebelumnya, "Aku bekerja di kantor percetakan, dan untuk kedua orang tuaku. Mereka sudah meninggal 5 tahun yang lalu dalam sebuah kecelakaan tragis, oleh sebab itu aku tinggal sendirian. Karena para saudara-saudara dari ayah dan ibu tidak pernah ingin aku sampai merepotkan mereka, menyedihkan sekali bukan kisah hidupku ini? hehe."

Kenzo menyesal telah menanyakan itu semua, dia juga selama ini tinggal seorang diri. Walau pun sebenarnya masih ada seorang ibu yang hidup namun entah dimana keberadaannya, Kenzo lebih memilih untuk tidak ikut bersamanya. Bukan tanpa sebab karena sejak kecil dia sangat membenci wanita yang sudah melahirkan dia ke dunia ini karena suatu masalah.

"Maafkan aku Jasmine karena sudah membuatmu mengingat kembali kenangan menyedihkan itu, sebenarnya tinggal sendiri lalu menjalani kehidupan mandiri itu sangat keren. Tidak heran jika lelaki bernama Rifan itu begitu mengkhawatirkan dirimu, dia pasti sangat dekat denganmu bukan?" tanya Kenzo kepada gadis itu.

Jasmine tertawa kecil, "Iya kami memang tumbuh bersama dan bekerja di perusahaan yang sama juga. Akan tetapi hanya sebatas teman, tidak lebih dari itu."

"Benarkah? jika begitu kau masih belum ada seorang pun yang memiliki mu Jasmine? itu berarti masih ada kesempatan bagiku untuk menjadi teman dekatmu..."