"Fina, sikapmu itu semakin menyebalkan saja!"
Kata-kata yang keluar dari mulut lelaki itu membuat Fina terdiam seketika, berani sekali Kenzo mengatakan hal yang secara tidak langsung melecehkan harga dirinya sebagai seorang wanita cantik yang di inginkan oleh setiap lelaki. Sikap dan semua perhatian yang harusnya Kenzo banggakan malah dia anggap sebagai sesuatu yang sangat menyebalkan, terlebih dengan keegoisan dan juga rengekan dari Fina membuat dia semakin muak setiap saatnya.
Jika bukan karena uang dan juga tawaran pekerjaan yang mempengaruhi karirnya, Kenzo tidak akan pernah mengencani Fina yang super centil dan kegatalan itu. Lelaki ini mungkin akan memilih para wanita lain yang lebih mudah dia kendalikan, bukan malah dia yang dikendalikan oleh wanita kaya raya ini. Namun yang menjadi permasalahannya saat ini adalah jika sampai Kenzo memutuskan hubungan dia dengan Fina, apakah sang Boss akan memecatnya dari pekerjaan ini? terlebih dia bisa bekerja kemari adalah karena campur tangan wanita menyebalkan itu juga. Akan tetapi jika terus-menerus dikendalikan seperti boneka, Kenzo juga tidak akan bisa tahan lebih lama dari ini.
Wanita itu menatap tajam ke arah lelaki yang merupakan kekasihnya itu, dia sangat kesal karena sikap cemburunya yang dibilang wajar malah dianggap sebagai hal yang sangat menyebalkan. Fina berfikir, apa yang sebenarnya lelaki itu inginkan?! semua pekerjaan, uang, hubungan yang pasti dan juga kehormatan telah dia berikan untuk lelaki yang sangat dicintainya itu. Tidak banyak yang Fina inginkan kecuali sebuah balasan perasaan atas apa yang selama ini dia rasakan, namun Kenzo masih tetap bersikap biasa layaknya seorang lelaki yang memperlakukan teman perempuannya bukan seorang kekasih.
"Apa maksud dari perkataanmu itu Kenzo? kau menyebut aku sebagai wanita yang menyebalkan? berani sekali kau!" bentak Fina.
Semua orang yang ada disana langsung menatap ke arah mereka berdua dan jujur saja membuat situasi sedikit tidak nyaman, karena tidak suka diperhatikan lelaki tampan ini pun menyeret Fina ke ruangan ganti agar mereka bisa bicara lebih leluasa lagi.
"Hey jangan tarik aku seperti itu dasar sialan!" umpat Fina kesal.
Kenzo melepaskan cengkraman yang tadinya sangat erat di lengan wanita itu, mereka pun saling menatap satu sama lain sampai akhirnya mengeluarkan isi hari masing-masing yang sempat terpendam begitu lama. Sekarang Kenzo tidak akan pernah perduli lagi dengan pekerjaan yang selama ini tengah membesarkan namanya, dia sangat lelah terus dijadikan boneka oleh wanita yang kini menjadi kekasihnya itu.
"Kita akhiri saja semuanya bagaimana? aku muak dengan sikapmu yang begitu pengatur selama ini," ucap Kenzo tanpa basa-basi lagi.
Fira tertawa kencang sembari menatap tajam lelaki yang ada dihadapannya, ini adalah sebuah penghinaan pertama yang baru wanita itu dapatkan dari seorang lelaki. Terlebih karena popularitas nya sebagai model yang luar biasa tinggi, namun harus mendapat perlakuan memalukan dari seorang lelaki yang bisa dibilang derajatnya jauh dibawah Fina.
"Kau bilang apa Kenzo, akhiri semuanya? wah hebat sekali," ucap Fina sembari menepuk-nepukkan tangannya dihadapan Kenzo.
Lelaki itu tersenyum kecil, "Jangan pura-pura bodoh Fina, kau itu wanita berpendidikan bukan? jadi sekali ucapan saja pasti sudah sangat kau pahami."
Plakkk!
Sebuah tamparan keras mendarat dipipi Kenzo, mata wanita itu terlihat berkaca-kaca. Dia masih tidak terima karena sudah diputuskan begitu saja oleh Kenzo, terlebih dengan semua hal yang sudah wanita ini berikan kepadanya. Harta, tubuh serta banyak hal lain yang sudah dia korbankan lalu lakukan untuk mendapatkan hati seorang Kenzo. Namun tanpa alasan yang jelas, lelaki itu malah mencampakkan dia begitu saja.
"Dasar lelaki tidak tahu diri kau Kenzo! kau pikir selama ini siapa yang membantumu hah? jika bukan karena aku dan juga ayahku, kau akan jadi gelandangan diluar sana!" bentak Fina murka.
"Oh jadi kau perhitungan dengan semua yang sudah kau berikan padaku? baiklah jika begitu. Karena mulai sekarang kita tidak ada hubungan apapun, aku akan keluar dari perusahaan ini. Sampai jumpa Fina, semoga kau bahagia dengan harta kekuasaan yang kau miliki sekarang."
Kenzo berjalan keluar dari ruangan itu untuk segera pergi dari perusahaan yang sudah membesarkan namanya itu, mungkin ini adalah hari terakhir bagi dia untuk bekerja dan menikmati popularitas yang sudah membahagiakan dirinya. Menghasilkan begitu banyak uang sehingga Kenzo bisa membeli rumah serta kendaraan walau pun mungkin tidak terlalu mewah, akan tetapi semua itu cukup untuk mengganti rugi harga dirinya yang sudah dibeli oleh wanita bernama Fina itu.
Brummm
Dengan kecepatan tinggi, Kenzo melesat pergi meninggalkan tempat itu. Entah kemana lelaki ini akan mencari tempat merenung, namun yang pasti dia akan pergi sangat jauh untuk menenangkan pikirannya yang sedang kalut. Akan tetapi setelah melepaskan wanita si pengatur itu, Kenzo merasa begitu lega dan setidaknya bisa mengurangi beban hidup yang selama ini mengikat kedua kakinya begitu kuat.
Lagi pula dia masih memiliki Jasmine dan juga wanita-wanita cantik lainnya untuk dia jadikan sebagai mangsa barunya. Dari pada harus bertahan dengan wanita pengatur seperti Fina.
"Baiklah Kenzo, ayo kita dekati gadis cantik itu sekarang."
Karena sudah tahu jika Jasmine tengah pergi ke swalayan hari ini, dia pun berencana untuk menyusulnya ke sana. Dan dalam waktu yang super singkat lelaki ini pun sampai, dia mengambil ponsel yang ada didalam sakunya kemudian menelpon gadis itu. Beberapa kali belum ada jawaban sampai akhirnya Jasmine pun menjawab, mereka pun berencana untuk bertemu disebuah tempat.
"Kenzo!"
Suara teriakan seorang gadis membuat lelaki ini melirik kesana-kemari, dan ternyata itu adalah Jasmine. Dia datang bersama seorang lelaki yang tak lain adalah Rifan, orang yang semalam Kenzo temui di depan rumah Jasmine. Kenzo tersenyum kecil sembari menatap lelaki itu, dia merasa jika Rifan adalah halangan baginya untuk mendapatkan Jasmine. Oleh karena itu lelaki ini berencana untuk menyingkirkan sebuah parasit yang menempel pada benda berharga yang sangat Kenzo inginkan.