"Benarkah? jika begitu kau masih belum ada seorang pun yang memiliki mu Jasmine? itu berarti masih ada kesempatan bagiku untuk menjadi teman dekatmu..."
Bisikan lelaki itu membuat Jasmine merasakan sensasi listrik yang seolah menyetrum habis tubuhnya, Kenzo memang selalu saja membuat gadis ini merasakan hal yang sebenarnya tidak ingin dia rasakan. Apalagi dengan kata-kata yang dilontarkannya, apa maksudnya itu?! apa dia berusaha untuk membuat jarak diantara keduanya semakin dekat?! atau mungkin hanya sebuah permainan kata-kata.
"Apa maksud dari perkataanmu itu Kenzo?" tanya Jasmine dengan wajah bingungnya.
Lelaki itu menggelengkan kepalanya, "Bukan apa-apa, aku hanya senang jika kau benar masih sendiri dan belum memiliki seorang lelaki pun yang spesial di dalam hidupmu. Karena dengan begitu kita bisa lebih dekat dari sebelumnya."
"Dekat? ah iya kita bisa menjadi teman yang sangat dekat, lagi pula di kota sebesar ini aku masih belum memiliki banyak teman. Jika kau mau kita bisa berteman akrab."
Bodoh!
Jasmine dengan mudah terjebak dalam permainan kata-kata yang diberikan oleh lelaki tampan ini, harusnya dia meminta lebih dari sekedar teman. Iya dengan maksud memperjelas hubungan yang tengah mereka jalani, apalagi ketika keduanya pernah melakukan hal yang selalu dilakukan oleh para pasangan muda lainnya.
"Tatapan mu hangat sekali Jasmine, pasti banyak orang yang sangat suka denganmu. Oleh karena itu mustahil jika gadis seperti dirimu masih belum memiliki kekasih di di dalam hidupnya," goda Kenzo kepada gadis itu.
Jasmine tersenyum kecil, "Kau berlebihan, tidak banyak orang yang memujiku seperti itu. Karena mereka mengira jika aku ini orang yang sangat aneh karena tidak terlalu banyak bicara dan lebih sering diam."
"Wah benarkah? rasanya kau lebih banyak bicara dibandingkan dengan diriku, apa orang-orang tidak salah menilai jika kau ini jarang sekali bicara?" tanya Kenzo dengan senyum manisnya.
Gadis itu menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, "Ah itu juga aneh, padahal biasanya aku banyak bicara hanya di depan Rifan. Tapi entah mengapa ketika bertemu denganmu berbeda sekali hehe.."
"Mungkin karena kau nyaman denganku Jasmine? ah aku percaya diri sekali ya hehe.."
Kedua orang ini saling bergurau satu sama lain sampai akhirnya menikmati makanan yang Kenzo bawa dengan sengaja, padahal belum sempat untuk mencuci wajah nya akan tetapi Jasmine terlihat begitu lahap menyantap makanan favoritnya itu. Mood yang tadinya hancur karena ada yang mengganggu tidurnya kini kembali dengan baik, Kenzo memang tidak salah membawa oleh-oleh untuk gadis manis ini.
Kurang lebih 30 menit mereka makan akhirnya selesai juga, Jasmine mengajak Kenzo untuk menonton televisi fan lelaki itu pun menurutinya. Kini mereka tidak banyak bicara dan hanya fokus pada sebuah drama tengah malam yang sedang tayang. Perlahan lengan lelaki itu mulai tersampai di bahu Jasmine, karena tidak sadar gadis itu pun masih fokus pada acara dihadapannya. Sampai tak lama sebuah senggolan di dadanya membuat Jasmine refleks memukul lengan Kenzo keras.
"Kenzo!" bentak gadis itu refleks.
Lelaki itu menatap heran, "Hah kenapa? apa aku melakukan sesuatu yang salah lagi?"
Melihat ekspresi Kenzo yang kebingungan seperti itu, Jasmine berfikir mungkin lelaki ini memang tidak sengaja menyenggol dada miliknya. Oleh karena itu dia pura-pura untuk melupakan semua itu dan kembali fokus pada film yang sedang mereka tonton.
"Kau bekerja dimana Kenzo?" tanya gadis itu penasaran.
"Aku ini seorang model," jawab Kenzo.
"Wah pantas saja gayamu fashionable sekali jika kau seorang model, hebat ya orang-orang yang tampan dan memiliki tubuh seperti dirimu bisa dengan mudah menjadi model. Jika aku mana bisa?! tinggiku saja tidak sampai 170, menyedihkan! belum lagi dengan lemak yang menumpuk ini. Aku sangat iri padamu Kenzo, kau pasti sangat terkenal disana," ucap Jasmine dengan wajah murungnya.
Kenzo mengusap kepala gadis itu, "Kenapa kau iri? kau juga memiliki pekerjaan yang tentunya pasti sangat kau sukai, jadi kita bisa jalani semua itu dengan senyuman. Jujur sebenarnya aku juga tidak terlalu suka di dunia model, hanya saja ibuku yang membawa aku kesana."
"Ibu? wah pasti ibumu juga sangat cantik dan fashionable sama seperti dirimu, karena bukankah buah tidak akan pernah jatuh jauh dari pohonnya?!" goda Jasmine kepada lelaki itu.
Ekspresi Kenzo langsung berubah ketika Jasmine mengatakan hal yang sebenernya tidak pernah ingin dia dengar, seumur hidupnya dia tidak pernah ingin disamakan dengan wanita yang tidak bertanggung jawab itu. Iya wanita yang meninggalkan anak dan juga suaminya yang sedang sakit hanya karena lelaki lain, oleh karena itu Kenzo begitu mengutuknya.
"Aku tidak pernah ingin sama dengan wanita iblis itu," ucap Kenzo dengan wajah datarnya.
Sementara itu menyadari jika ucapannya salah, Jasmine pun meminta maaf dan berjanji tidak akan mengatakan hal seperti itu lagi. Dia terlalu ceroboh karena tidak menanyakan terlebih dahulu apa yang terjadi dengan keluarga lelaki tampan ini.
"Maafkan aku Kenzo, aku tidak bermaksud untuk membuat mood mu hancur," ucap Jasmine dengan wajah penuh rasa bersalah.
"Tidak apa, dia memang ibuku. Wanita yang sudah melahirkan aku ke dunia, hanya saja aku tidak terlalu menyukainya. Terlebih dengan sikap nya itu."
Jasmine jadi sangat penasaran tentang apa yang terjadi dengan kehidupan Kenzo dimasa lalu, karena ketika mereka membicarakan tentang sang ibu ekspresi lelaki ini langsung berubah. Tatapan hangat yang tadinya terlihat hangat mulai berubah, gaya bicaranya pun membuat Jasmine semakin merasa heran.
Apa dia seorang psikopat?! kenapa memiliki sisi yang berbeda seperti ini?! wah benar-benar persis seperti tokoh cerita yang aku baca dalam novel. Namun tetap saja dia membuatku semakin tertarik dan penasaran tentang bagaimana cara dia hidup, apakah aku bisa lebih dekat denganmu Kenzo?! iya mungkin lebih dari sekedar teman biasa...