"Kenzo, apa aku membuat mood mu hancur? maaf aku tidak bermaksud menyinggung tentang masa lalu yang tidak ingin kau kenang."
Lelaki itu tersenyum kecil, dia mengusap rambut Jasmine dengan begitu manis. Tidak ada maksud untuk membuat gadis itu merasa tersinggung dengan segala ucapannya, namun memang Kenzo tidak suka saja jika disangkut pautkan dengan sang ibu. Walau mungkin dia sendiri yang memulai pembicaraan itu, sungguh Kenzo benar-benar menyesalinya.
"Kenapa harus meminta maaf? aku yang salah bukan kau Jasmine, lagi pula aku sendiri yang memancing pembicaraan itu terjadi. Jadi sudahlah jangan pikirkan apapun lagi okay?" ucap Kenzo kepada gadis itu.
"Iya terima kasih Kenzo, aku masih merasa tidak enak sungguh."
Lelaki itu tersenyum sembari menatap gadis yang ada disampingnya itu, "Kau ingin melakukan sesuatu agar moodku kembali baik?"
Lagi-lagi tatapan hangat yang memabukkan Kenzo berikan kepada Jasmine, dan tentu saja langsung membuat jantung gadis ini berdetak tak karuan. Situasi yang sebenarnya selalu ingin Jasmine hindari, namun entah kenapa begitu mudah terjadi diantara mereka. Kenzo memang sangat mudah membuat para wanita takluk dihadapannya, bukan hanya Jasmine namun para wanita cantik lainnya juga. Oleh karena itu tidak heran jika Kenzo dijuluki sebagai seorang playboy oleh beberapa orang yang mengenalnya, karena itu memang terbukti nyata tanpa ada segelembung kebohongan yang dibuat-buat.
"Pikrian mu pasti sangat jorok sekarang, jujur saja padaku," goda Kenzo kepada gadis itu.
Bughh!!
Sebuah pukulan yang cukup keras mendarat tepat di dada lelaki itu, Jasmine sangat malu karena apa yang dikatakan oleh Kenzo tepat sasaran. Saat ini pikrian nya sedang sangat kotor! iya tidak perlu dijelaskan lagi karena beberapa jam yang lalu seperti biasa Jasmine selalu membaca novel dewasa yang begitu dia sukai. Sebuah romansa anak muda yang sedang bergairah di usia mereka sekarang, bahkan setiap scene nya membuat Jasmine merinding seluruh tubuh. Membangkitkan gairah sampai sekarang ketika mengingat novel itu walau sekilas, dan beberapa adegan memang terkadang selalu mengingatkan dia tentang Kenzo.
Apakah lelaki ini orang yang ada di dalam novel itu?! kenapa setiap ucapan dan tingkah lakunya selalu mengingat Jasmine dengan tokoh utama yang ada didalam novel.
"Siapa yang kau bilang mesum? bukankah itu kau Kenzo?! dasar menyebalkan!" bentak Jasmine dnegan wajah yang malu-malu kucing.
Cup
Sebuah kecupan manis mendarat dibibir Jasmine dengan sangat tepat, gadis itu seketika terdiam dengan wajah yang penuh perasaan bingung. Kenapa dia selalu diam ketika Kenzo menciumnya? apa mungkin karena rasa penasaran yang ada dipikiran Jasmine? atau mungkin memang tanpa sadar gadis ini sudah jatuh hati padanya. Padahal ini adalah pertemuan mereka yang kedua, tapi lelaki itu berbuat seolah Jasmine kekasihnya.
Hubungan yang sebenarnya membuat gadis itu bingung, kenapa bisa sampai seperti ini? dekat namun hanya seorang teman. Dia bukan seorang pelacur atau pun wanita bayaran yang lelaki itu sewa, namun kenapa bisa dengan mudah disentuh begitu saja.
Kenzo masih menatap hangat Jasmine dengan senyuman manis yang terpancar dari wajahnya, dia bahkan menyingkirkan rambut yang menghalangi gadis cantik ini.
"Kau ingin menjadi teman baikku Jasmine?" tanya lelaki itu.
"Teman baik? seperti apa maksudmu?" tanya Jasmine dengan wajah yang penuh kebingungan.
Lagi-lagi Kenzo memberikan sebuah kecupan manis dibibir gadis itu dan membuat Jasmine semakin dibuat pusing. Hubungan apa yang ingin mereka jalin sebenarnya? teman dekat atau mungkin hal yang lain? jujur saja jika Jasmine masih belum berpengalaman tentang hal percintaan atau pun teman dekat lainnya. Karena berpacaran saja gadis ini belum pernah.
"Kau masih tidak mengerti tentang teman dekat? apa aku harus menjelaskannya padamu?" tanya lelaki itu dengan smirk khasnya.
Menjelaskan? apa yang akan lelaki ini jelaskan lagi padaku?! batin Jasmine.
Kenzo semakin mendekatkan wajahnya ke arah Jasmine, lelaki itu bahkan seolah tanpa beban membuat jantung si gadis berdetak tidak karuan. Jika boleh memilih, Jasmine ingin sekali mundur dan mendorong lelaki itu dari hadapannya. Namun Kenzo adalah Kenzo, dia tidak akan pernah melepaskan mangsa yang ada di dekatnya begitu saja, terlebih karena Jasmine adalah gadis yang sangat menarik dimata lelaki ini.
"Kejadian kemarin adalah sebuah penjelasan yang sudah sangat rinci, apa kau ingin aku melakukannya lagi padamu Jasmine?" goda Kenzo kepada gadis itu.
Jasmine memalingkan wajahnya, dia tidak bisa menahan tawa dan rasa malu yang ada didalam pikirannya. Terlebih karena pertanyaan yang langsung dilontarkan Kenzo padanya membuat otak gadis ini berlarian kemana-mana, dia masih mengingat secara jelas bagaimana lelaki itu memperlakukan Jasmine kemarin malam. Bahkan rasanya saja masih begitu terasa dengan jelas, dari mulai ciuman, sentuhan, bahkan seks pertama yang Jasmine rasakan didalam hidupnya.
"Kenapa memalingkan wajah seperti itu? kau masih mengingat semuanya dengan jelas Jasmine?" goda Kenzo kepada gadis itu.
"Kenzo sudahlah! kau membuatku malu sungguh, kenapa terus mengungkit kejadian waktu itu? itu adalah pengalaman yang sangat mengejutkan jadi sudah hentikan!" ucap Jasmine dengan wajah nya yang merah.
Kenzo tertawa kecil kemudian merangkul gadis itu dengan sebelah tangannya, lelaki ini bahkan mencubit pipi Jasmine yang terlihat begitu menggemaskan. Sikap manis yang biasanya ditunjukkan oleh seorang lelaki kepada kekasihnya kini lelaki ini lakukan pada Jasmine, hal yang membuat hubungan ini semakin terasa rumit. Terlebih karena Kenzo sendiri yang mengatakan jika mereka adalah teman, namun kenapa harus melakukan hal-hal seperti dilakukan oleh pasangan pada umumnya?!
"Maaf jika sikapku selalu membuatmu tidak nyaman Jasmine," ucap Kenzo kepada gadis itu.
Jasmine menyapanya dengan sangat berhati-hati, dia hanya mencoba mencari tahu apa sebenarnya tujuan lelaki mendekatinya secara tiba? padahal mereka dipertemukan dengan ketidak sengajaan, bahkan malam pertama yang mereka lewati pun terjadi tanpa direncanakan. Memang pernah terjadi jika cinta datang secara tiba-tiba dan tidak direncanakan, namun apakah rasanya seperti ini? karena jujur saja jika Jasmine benar-benar bodoh dalam hal percintaan. Dia memang sudah banyak memiliki teori dari dalam novel-novel yang sudah gadis ini baca sampai tamat, namun apakah semua itu bisa dia jadikan sebagai patokan?! rasanya tidak mungkin.
"Kenzo, sebenarnya kenapa kau ingin berteman denganku? apalagi kita kan belum mengenal satu sama lain dengan baik," tanya Jasmine dengan wajah bingungnya.
Kenzo menatap dengan tatapan yang begitu hangat, dia tahu jika gadis ini pasti merasa kebingungan dengan situasi yang sedang dia ciptakan sekarang. Memang siapa saja yang mengenal akan merasa aneh ketika seorang lelaki asing tiba-tiba masuk kedalam kehidupan seorang gadis yang sebenarnya mereka sendiri tidak mengenal begitu baik. Namun bukankah itu maksud dari sebuah pertemanan?! memulai semua dari awal hingga mereka bisa saling mengenal dengan baik.
"Kau ini polos sekali, apakah kau belum mengerti tentang cara berteman? kita memulai sesuatu dari nol alias tidak mengenal satu sama lain. Kemudian lambat laun semua akan mulai berubah," ucap Kenzo kepada gadis itu.
Jasmine menganggukkan kepalanya, semua yang dikatakan Kenzo adalah benar, namun tetap saja ada satu hal yang sampai sekarang mengganggu pikirannya.
"Apakah seorang teman juga bisa saling berciuman?!"