Perhatian!
Di chapter berikut ini akan berisi adegan kekerasan dan penuh darah, penulis berharap kepada para pembaca tersayang dapat memutuskan sendiri bahan bacaan yang dirasa bijak. Dimohon untuk tidak meniru maupun mempraktekannya.
Kieran dan Darcel memasuki ruangan yang tak lain adalah kamar sang tuan muda yang kini disulap menjadi kamar perawatan gadisnya. Begitu derit pintu terdengar, pandangan Dracella jatuh pada sosok Darcel yang tengah menggenggam sebuah rantai, di sana gadis berambut senja yang tampak berantakan berjalan mengekor⸺mengikuti dengan langkah terseok. Dracella berdehem menyadari permainan yang hendak dimulai. Karena butler dan tunangannya itu gagal membuka mulut si tikus, maka dirinyalah yang akan mengambil alih tugas itu. Untung saja dirinya memiliki otak jenius sehingga dapat dengan mudah memahami dan menyesuaikan diri dengan situasi, sekalipun ia baru saja siuman.