Wajah Sintia yang semula resah berubah menjadi tegang. Kedua mata melebar dan ia bergeming sesaat, serasa batu besar menghantamnya hingga meluluh lantakkan tulang-tulangnya. Dia lemas, saat tahu Ayara menyaksikan perbuatan terkutuknya dengan Alex.
Ternyata ketika melihat Sintia keluar rumah, Ayara mengikuti dari belakang dan melihat ibunya masuk ke dalam mobil Alex. Sintia dan Alex terlalu fokus dengan perbuatan amoral mereka, sehingga tidak tahu ada sepasang mata mengawasinya di balik jendela belakang mobil.
Ayara syok melihat sesuatu yang tidak patut ia lihat dengan kedua matanya. Usianya memang masih lima tahun, tapi ia sudah paham jika sesuatu yang dilakukan ibunya merupakan suatu pengkhianatan dan perbutan tercela.
"A-adrian, maafkan aku!" lirih Sintia, ia mendekati Adrian dan mencoba memohon ampun pada suaminya itu. Dia bersimpuh agar Adrian memaafkannya.
"Lepaskan dan diamlah Sintia! Kau bisa membangunkan Ayara!" bentak Adrian.