Kaila memegang benda itu dengan tangannya lalu memasukkan milik Theodor ke dalam mulut dia lagi. Kali ini dia sendiri yang memaju mundurkan kepalanya.
"Kamu memang paling mudah paham dengan apa mau aku," kata Theodor.
Tangan Theo yang sebelah kiri memainkan puncak bukit kembar Kaila, sedangkan yang satu lagi menggoda milik Kaila yang seperti dilanda banjir.
"Arghh, Theo!" teriak Kaila.
Kaila terus berteriak nikmat ketika merasakan tangan Theodor dengan intens menggoda mutiara miliknya dan sesekali menggesek-gesek lubang milik dia yang ingin sekali dimasuki. Dia berusaha menyadarkan otaknya agar tidak meminta.
Wajah Theodor begitu bahagia saat mendengar suara. Bahkan wajah Kaila yang benar benar menikmati ini semua membuat hari dia makin berwarna.
"Lakukan sebisa kamu, Sayang," kata Theodor.