Chereads / Istri Kedua Tuan Muda / Chapter 27 - Ayo Kita Mandi

Chapter 27 - Ayo Kita Mandi

"Kamu mau kemana sayang," ucap Arga, menahan tangan sang istri.

"Aku mau mandi mas, udah risih banget tubuhku. Setelah itu akan aku siapkan makan malam untuk kita berdua," jawab Fely, menatap suminya yang masih dalam keadaan mata terpejam.

"Ya sudah ayo kita mandi," ucap Arga, dengan langsung membuka matanya.

Seketika Fely terdiam dan menatap suaminya yang menatap dirinya balik penuh senyuman.

"Kenap kamu?" heran Arga menatap sang istri yang seketika bengong.

Fely tetap terdiam dengan mata yang terus saja menatap Arga. Karena, merasa tak nyaman dengan tatapn sang istri Arga pun langsung bangkit dari tidurnya dan mendekati sang istri yang sejak tadi menatap dirinya dengan penuh makna.

"Ayo kita mandi," ucap Arga lagi. Lelaki itu langsung menggendong tubuh istrinya dan membawanya masuk kedalam kamar mandi.

"Aku harap kali ini kamu tidak melakukan hal yang konyol seperti beberap jam yang lalu," bisik Arga pada telingan Fely.

Wanita itu terus saja menatap suaminya dengan segala tatapan yang menimbulkan nafsu yang sangat sulit di tahan.

Dengan penuh kehati-hatian Arga meletkan tubuh sang istri kedalam bak mandi, dan begitu pun tak selang beberapa detik dirinya pun ikut masuk kedalam bak mandi tersebut.

"Lalu setelah ini kita akan apa?" tanya Fely, dengan pertanyaan yang terlihat polos sekali.

Perlahan-lahan Arga medekati tubuh sang istri hingga sangat dekat sekali sampai tak menyisahkan untuk sela untuk Fely bergerak.

"Aku tak ingin membuang waktu, yang ada," bisik Arga dengan nada yang lembut pada telingan sang istri.

Lalu dirinya beralih pada bibir Fely yang merah merona,

"Aku sangat mecintaimu Fely," ucap Arga.

Kata-kata terakhir yang lelaki itu ucapkan sebelum dia mengucup bibir sangat istri dengan gerakan yang ganas. Hinggam membuat Fely merasa kesulitan untuk bernafas.

"Sayang," keluh Fely, mendorong tubuh dengan sangat kuat.

"Ada apa? Apa kamu tidak suka dengan apa yang aku lakukan?" heran Arga merasa kesal, karena tadi ia sudah sampai pada kenikmatan yang sesungguhnya.

"Aku sulit bernafas," ujar Fely.

"Ya sudah, aku akan melakukan dengan gerakan yang santai," jawabn Arga sambil tersenyum.

Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Fely, wanita itu hanya mengangguk tanpa basi basi lagi Arga langsung melahap mulut sanga istri dengan gerakan yang santai.

Sepasang pasturi itu, terus saling menikmati satu sama lain.

"Jangan hentikan mas," ucap Fely, dengan tangan yang melingkar pada leher Arga dengan erat.

Tetapi hal itu tak berlaku pada Arga, tangan lelaki itu terus saja meraba tubuh sangat istri hingga ia berhenti pada buah dada Fely.

"Ahh ahhh ahhh, sayang," desah wanita itu pada telinga Arga.

"Teruslah medesah sayang, aku suka dengan suara itu," sahut Arga, tersenyum menatap wajah sanga istri.

"Aku sangat menyukai kedua buah mu ini sayang," sambil memainkan puting Fely sambil menghisap penuh nikmat.

"Ya sudah hisaplah sayang, jangan di tunda lagi," pinta Fely,

Wanita itu terus saja mendesah sambil mengigit bibirnya, tubuhnya terasa menggelitik saat suaminya menghisap kedua buah dadanya dengan perlahan-lahan, Arga sangat menyukai suara istrinya mendesah, maka dari itu dirinya terus saja memainkan puting tersebut sambil menghisapnya. Sampai Fely datang pada puncaknya.

Tak ada lagi seseorang yang menggangu kesenangan mereka berdua, maka dari itu Fely dan Arga meloskan saja suara desahan mereka. Karena baginya bila di tahan akan terasa tak enak.

"Mas, apapun yang terjadi jangan pernah tinggalkan aku. Aku sangat menyayangimu," ucap Fely, mengelus-elus rambut Arga.

Lelaki itu yang masih pada posisi pertama, menumpangi tubuh sang istrinya sambil menghisap kedua buah dada tersebut dengan terus menerus.

"Mas, aku berkata padamu. Apakah kamu mendengar permintaanku?" ucap Fely kembali.

Arga yang sedang nikmati menghisap kedua buah dada tersebut, seketika dirinya menghentika gerakan itu saat sangat istri memanggilnya untuk yang kedua kalinya.

"Tanpa kamu minta, aku pun tidak akan meninggalkanmu Fely. Karena, kamu adalah wanita pertama dan terakhir untukku," jawab Arga tersenyum, sambil mengecup bibir sang istri.

"Aku bahagia, dan aku merasa beruntung sekali mas, karena, lelaki sepertimu tak akan ku temui lagi di dunia ini," ujarnya, tersenyum, dan membiarkan Arga melanjutkan adegannya lagi.

Setelah hampir 2 jam berendam di dalam bak dan memuaskan hasrat yang masih tersisa. Dan kini, mereka pun selesa dan bersiap-siap untuk makan malam berdua.

"Mas, kita mau makan malam dimana?" tanya Fely, membantu Arga mengancingkan baju.

"Kamu ikut saja, pasti kamu suka," jawab lelaki itu berwajah sumringah.

Apa pun yang menajdi pilihan Arga, Fely mencoba untuk menyetujuinya meski terkdang berlawanan dengan kata hatinya, namun Fely mencoba untuk percaya yang apa yang menjadi keputusan bagi Arga.

"Ayo berangkat, udah selesai, kan?" ajak Arga, mengacungkan tangannya. Agar Fely menganndeng tangannya.

"Udah kos mas," jawab Fely tersenyum.

Meski tak tau tujuannya kemana, yang terpenting bagi Fely ialah, dirinya bersama dengan Arga, dimana pun dan kemana pun.

Malam ini terasa sangat indah, lampu gemerlap terpajang pada setiap sudut, begitu pun dengan langit-langit yang terang oleh bintang. Fely, merasa malam ini langit mendukung dirinya pergi bersama dengan suami tercintanya.

***

Gisell masih merasa tak percaya kenapa harus dirinya yang di ajak Zayn seminar, padahal ekspestasinya dirinya akan di ajak jalan-jalan lalu makan ataupun membeli barang. Namun, lelaki yang ada di sampingnya ini sangat aneh dan benar-benar aneh sekali. Untuk pertama kalinya ia di ajak dalam acara seminat bisnis.

"Duh gusti, gua mana paham acara begitu. Pasti disana banyak orang-orang berattitude," batin Gisell, karena perasaanya sangat tak tenang denga ajakan Zayn.

"Zayn, gua enggak percaya diri. Pasti disana banyak orang yang berattitude, dan orang-orang berpangkat," ujar Gisell.

"Udah, percaya diri aja. Aku cuma minta kamu temenin aku aja kok, enggak lebih," sahut Zayn sambil tersenyum.

"Tapi, pakaian aku begini? Nanti yang ada aku jadi sorotan dan kamu bakalan malu," ucap Gisell.

"Kalau tau gitu, mah gua enggak akan pakek pakaian yang begini," lanjutnya.

"Udah jangan di pikirkan, kita ke butik dulu ya. Kamu pilih-pilih baju yang cocok untuk kamu," balas Zayn.

"Hah! Tapi Zayn, guaa,"

"Hustttt! Diam," potong Zayn.

Melihat tinggkah Zayn pada dirinya membuat Gisell merasa sangat heran sekali, kenapa ia menemukan lelaki yang baik-baik. Seperti Arga dan kali ini dirinya di pertemukan Zayn yang sangat baik hati seperti malaikat.

Meskipun hidupnya tak pernah seberuntung orang-orang di luaran sana, namun di sekelilingnya selalu di hadirkan orang-orang baik yang selalu membantu dirinya dalam menjalan hidup dan memenuhi kebutuhan kakaknya.

"Nah, udah sampai. Sekarang kamu masuk, dan pilih baju mana yang cocok untuk kamu. Aku akan tunggu kamu di luar," ucap Zayn menatp Gisell.

"Iii-iini kamu seriusan?" gugup Gisell merasa tak percaya, dengan apa yang ada di depan matanya.

"Iya serius dong, nyatanya kita sudah ada di depan buktik. Udah buruan turun, saya enggak punya banyak waktu," gumam Zayn menatap arloji yang ada di tangannya.

"Iyaa-iya, gua enggak bakalan lama-lama kok," jawab Gisell, dengan nada yang gugup. Laluu ia segera turun dan masuk kedalam butik tersebut.

Gisell malam ini merasa di perlakukan sangat spesial sekali oleh Zayn. Entah ada apa di balik semua ini. Wanita itu tak ingin berfikir yang macam-macam terlebih dahulu karena dirinya pun yakin bila Zayn adalah orang yang baik.