"Mas Dedy dan Rania bagaimana, apa setuju juga?" tanya Lidya.
"Bagaimana, Yah?" tanya Rania.
"Jika Keyla dan Tristan sudah setuju dan siap lahir batin untuk menikah, saya juga setuju," jawab Dedy.
"Baiklah kalau semuanya sudah setuju, besok kita bisa memulai semua persiapannya!" ucap Lidya penuh semangat.
Setelah itu mereka makan malam bersama, selesai makan mereka membicarakan kembali soal acara pernikahan, mereka semua sepakat kalau acara pernikahan akan diadakan di rumah Keyla dan proses ijab kabul akan dilaksanakan di masjid sekitar yang ada di sekitar rumah Keyla. Dirasa semuanya sudah selesai dan semua sudah sepakat keluarga Lidya pun berpamitan untuk pulang.
Setelah keadaan rumahnya sepi, Keyla kembali masuk ke dalam kamar, setelah pembicaraannya dengan Tristan, Keyla menjadi semakin yakin untuk membuktikan semuanya kepada Tristan kalau Keyla memang tidak tergiur sedikit pun dengan kekayaan yang dia miliki, apa semua lelaki yang berasal dari keluarga kaya raya seperti itu? Selalu berpikiran bahwa wanita hanya ingin mengincar hartanya.
Cukup lama Keyla termenung di balkon kamarnya, menikmati semilir angin malam kota Jakarta, tanpa dia sadari jika Dedy sudah berada di kamarnya, bahkan saat Dedy mengetuk pintu kamar Keyla pun, putrinya itu tidak menyadari sama sekali.
"Kenapa melamun di sini?" tanya Dedy sambil menepuk pelan pundak Keyla.
"Astaghfirullahal'adzim, Ayah ngagetin Key aja," sahut Keyla yang merasa sangat terkejut.
"Masa sih? Padahal Ayah udah ketuk pintu dulu, emangnya kamu gak dengar?" tanya Dedy, Keyla hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
"Ngapain di sini, angin malam gak baik untuk kesehatan, Sayang," ucap Dedy.
"Key cuma mau cari angin segar sebentar, Yah," ucap Keyla.
"Apa yang kamu pikirkan, kamu ragu dengan pernikahan ini?" tanya Dedy.
Pertanyaan Dedy membuat Keyla terdiam. Bukan hanya ragu, tapi Keyla tidak menyangka kalau dia akan menikah dengan Tristan, lelaki yang selalu dipuja oleh banyak wanita ternyata memiliki sifat yang sangat angkuh. Bahkan, Tristan adalah atasannya di kantor.
"Key!" panggil Dedy.
"Iya, Yah?" tanya Keyla.
"Jujur sama Ayah, Nak, sebelum semuanya terlambat, kamu ragu untuk menikah dengan Tristan?" tanya Dedy.
"Enggak, Yah, Key gak ragu dengan pernikahan ini," jawab Keyla berbohong, dia memikirkan alasan apa yang tepat untuk menutupi keraguannya dari sang ayah.
"Lalu kenapa?" tanya Dedy dengan alis yang terangkat, sebagai seorang ayah, perasaannya tidak dapat dibohongi, Dedy sangat yakin jika Keyla tidak sepenuhnya menerima perjodohan ini.
"Key cuma takut, kalau ...." seakan tau apa yang akan dikatakan lagi oleh putrinya, Dedy langsung menarik Keyla ke dalam pelukannya, dia sangat tau apa yang dirasakan oleh putrinya, Keyla takut semua yang terjadi di masa lalu akan terulang lagi.
"Ayah mengerti, Nak, mintalah kepada Allah agar semuanya berjalan dengan lancar dan baik-baik saja!" ucap Dedy sambil membelai rambut putrinya, Dedy pun melepaskan pelukannya dan mengecup kening putrinya dengan penuh sayang.
"Jangan melamun lagi, pasrahkan semuanya sama Allah, sekarang kamu istirahat, calon pengantin gak boleh sedih," goda Dedy dan putrinya hanya tersipu malu, Dedy pun tertawa melihat wajah putrinya yang merah merona.
"Ya Allah, salahkah jika aku meminta kebahagiaan untuk kedua orang tuaku, biarkanlah pernikahanku kali ini berjalan sesuai dengan harapan kedua orang tuaku, aku hanya ingin melihat mereka bahagia, walaupun aku tidak tau apakah aku akan bahagia menjalani pernikahan ini, tapi aku sangat yakin jika skenario yang telah engkau tulis, lebih indah dari skenario yang sudah aku rencanakan." ucap Keyla di dalam hatinya.
***
Keesokan harinya, seperti biasa, pagi sekali Keyla sudah bersiap untuk pergi ke kantor, namun kali ini Keyla terlihat sangat berbeda dari biasanya, hari ini Keyla merasa tidak bersemangat untuk pergi ke kantor, hal itu dapat dilihat dari raut wajah Keyla yang lesu, Dedy dan Rania pun heran melihat sikap Keyla yang tidak seperti biasanya.
"Kamu kenapa, Nak? Apa kamu sakit?" tanya Dedy khawatir.
"Enggak, Yah, aku baik-baik aja!" jawab Keyla.
"Benarkah, kamu gak kayak biasanya," ucap Dedy.
"Beneran, Yah, Key baik-baik aja, Dania mana?" tanya Keyla karena belum melihat keberadaan adiknya.
"Masih di kamar, kamu kayak gak tau adik kamu, dia kan orangnya nyantai, kalau sudah dipanggil baru keluar," jawab Dedy.
"Hari ini kamu bisa pulang lebih cepat, kan?" tanya Rania.
"In sya Allah, memang kenapa, Bun?" jawab Keyla.
"Hari ini tante Lidya mau ke sini, katanya mau ajak kamu ke butik untuk fitting baju pengantin," ucap Rania.
"Oh, Key usahakan pulang lebih awal Bun, Key berangkat dulu," pamit Keyla.
"Kamu sarapan dulu, Sayang," ucap Rania.
"Nanti aja di kantor, Bun, Key udah telat," ucap Keyla terburu-buru.
"Tunggu sebentar, kamu bawa makanan, biar nanti sampai kantor kamu langsung makan." ucap Rania, dengan segera dia menyiapkan bekal makanan untuk Keyla.
"Terima kasih, Bun," ucap Keyla lalu mengecup pipi bundanya.
"Dek, kamu mau berangkat bareng sama Kakak gak?" tanya Keyla saat Dania baru saja keluar dari kamarnya.
"Enggak Kak, lagian aku gak ada kelas pagi, hari ini," jawab Dania.
"Oke kalau begitu, Kakak berangkat duluan, assalamu'alaikum!" ucap Keyla lalu menyalami kedua orang tuanya.
"Wa'alaikum salam!"
Keyla pun berangkat menuju kantor, Keyla berharap semoga saja hari ini dia tidak bertemu dengan Tristan lagi, sama seperti biasanya, Keyla masih sangat malas untuk bertemu dengan lelaki angkuh yang menurutnya sangat menyebalkan, dia tidak bisa membayangkan apa yang terjadi setelah mereka menikah nanti, apa dia sanggup kalau setiap hari harus berhadapan dengan lelaki itu.
"Ya Allah, semoga saja ini adalah keputusan yang tepat." batin Keyla berucap.
***
Pagi-pagi sekali, Tristan sudah berada di ruangannya dengan setumpuk berkas di hadapannya, tapi tidak satu pun berkas itu disentuh oleh Tristan, yang dia lakukan hanya bersandar di kursi kebesarannya sambil sesekali tersenyum membayangkan wajah Keyla.
Menarik juga, Tristan jadi merasa sangat tertantang, baru kali ini ada gadis yang tidak tertarik oleh pesonanya dan kekayaan yang dia miliki, kita lihat saja nanti sampai kapan Keyla bersikap seperti itu kepadanya.
"Ryan, ke ruanganku sekarang juga!" ucap Tristan kepada Ryan di telpon.
Tak berapa lama, Ryan pun datang ke ruangan Tristan.
"Ada apa, Kak?" tanya Ryan yang langsung duduk di kursi yang ada di hadapan Tristan.
"Kamu cari tau masa lalu Keyla!" perintah Tristan membuat Ryan terkejut, karena ini pertama kalinya Tristan meminta untuk menyelidiki masa lalu seorang gadis kepadanya.
"Kakak yakin?" tanya Ryan dengan alis yang terangkat.
"Tentu saja," jawab Tristan.
"Rupanya, Kakak sudah mulai tertarik kepada wanita itu, tidak biasanya Kakak memintaku untuk mencari tau masa lalu seorang gadis." ucap Ryan tersenyum jahil.
Bersambung....