"Apa maksudmu?" tanya Tristan dengan kening yang berkerut.
"Tidak perlu berpura-pura bodoh seperti itu, aku rasa kau cukup pintar untuk mencerna sendiri apa maksud dari ucapanku," jawab Keyla.
"Hey Nona, kau pikir aku ini paranormal yang bisa menebak apa yang ada di dalam pikiranmu?" tanya Tristan.
"Dengarkan aku, Tuan CEO yang terhormat, bukankah kemarin kau setuju jika pernikahan kita akan dilangsungkan dengan sederhana, itu artinya orang lain tidak perlu mengetahui kalau kita akan menikah, cukup keluarga dan kerabat terdekat saja yang tau, kau sudah mengerti, sekarang buka kuncinya!" jawab Keyla dengan geram, Tristan pun membuka kunci pintu ruangannya dalam diam dan membiarkan Keyla pergi.
"Kenapa aku tidak berpikir sejauh itu, menarik sekali, dia membuatku semakin tertantang." ucap Tristan dengan seringainya.
Sebenarnya Tristan hanya ingin tau apa yang akan Keyla lakukan saat dia hanya berduaan dengan Tristan di ruangannya. Keyla memang berbeda dengan wanita lain, jika wanita yang berada di ruangan Tristan bukanlah Keyla, sudah dipastikan jika wanita itu akan berusaha terus menggoda Tristan.
Lagi-lagi Tristan dibuat penasaran dengan sikap Keyla, Tristan juga tidak keberatan kalau berita pernikahannya tidak diketahui oleh banyak orang, karena Tristan masih mencari musuh keluarganya yang saat ini sedang bersembunyi, jadi dia harus berhati-hati dan harus terus berusaha keras melindungi keluarganya, itu juga yang menjadi salah satu alasan Tristan belum ingin membina rumah tangga, dia takut akan kehilangan orang yang sangat dia cintai lagi.
***
Setelah dari ruangan Tristan, Keyla segera pergi ke ruangannya dengan wajah kusut, sebelum dia masuk, teman-teman sekaligus bawahannya langsung menghujani Keyla dengan berbagai macam pertanyaan.
"Key, tadi pak bos nyariin lo, lo gak apa-apa, kan?" tanya Cindy.
"Pak bos yang hot itu gak apa-apain lo, kan?" tanya Rena.
"Terus lo ngapain di ruangan pak bos, lo buat masalah apa sampe dicariin pak Bos, meleleh deh hati gue lihat wajah tampannya itu," ucap Cindy.
"Ya ampun, mimpi apa gue semalem pagi-pagi kayak gini liat malaikat yang turun ke bumi, mood booster banget gak sih," ucap Rena.
"Kalian tuh kenapa heboh banget sih!" ucap Keyla dengan kesal.
"Diih ditanya malah sewot, kan kita khawatir Key, gak biasanya pak bos dateng langsung nyariin karyawan," ucap Cindy.
"Gak ada apa-apa dan gak terjadi apa-apa, udah balik kerja lagi, aku juga gak mood bahas dia, pekerjaanku masih banyak!" ucap Keyla, dia segera masuk ke ruangannya.
Keyla merasa sangat malas untuk menjawab pertanyaan dari teman-temannya, walaupun dia menjabat sebagai manger dia tidak mau dipanggil ibu, dia meminta kepada semua tim-nya untuk memanggil nama saja, Keyla pun mulai bekerja dengan perasaan dongkol yang tersisa karena perbuatan Tristan.
Kali ini Keyla harus segera menyelesaikan semua pekerjaannya, karena Keyla sudah berjanji untuk pulang lebih awal kepada Rania. Hingga jam makan siang pun, Keyla memilih untuk melanjutkan pekerjaannya, pukul tiga sore, semua pekerjaan Keyla sudah selesai, Keyla pun bersiap untuk pulang, saat sampai rumah dia sudah disambut dengan kedatangan Lidya dan Anaya.
"Kamu kok sendirian, Tristan mana?" tanya Lidya.
"Tristan?" tanya Keyla tidak mengerti.
"Iya, Tristan kan Mama ajak juga, tadi dia bilang mau bareng sama kamu berangkatnya langsung dari kantor," jawab Lidya.
"Tadi aku lupa kasih tau Keyla, Ma!" ucap Tristan yang ternyata sudah berdiri di belakang Keyla.
"Oh, Mama kira kamu gak jadi ikut," ucap Lidya.
"Ya udah, Ma, kita pergi sekarang aja!" ajak Naya.
"Kamu sama Keyla ya Tian, Mama sama Rania ikut mobil Naya," ucap Lidya.
"Kenapa aku cuma berdua sama Tristan, Tante?" tanya Keyla, dia tidak setuju kalau satu mobil dengan Tristan, apalagi hanya berdua.
"Jangan panggil Tante dong, Sayang, panggil Mama, emangnya kenapa kalau kamu berdua sama Tristan? Kalian kan sebentar lagi akan menikah, anggap aja kalau kalian lagi pendekatan," jawab Lidya.
"Tapi, Ma-!" ucapan Keyla terhenti karena Lidya kembali menyela ucapan Keyla.
"Udah gak apa-apa, Tristan gak gigit kok, kalau dia macem-macem sama kamu, kamu bilang saja sama, Mama!" ucap Lidya.
Lalu Keyla melihat kepada Rania dan memberikan isyarat lewat mata, agar bundanya melarang Keyla untuk berduaan di mobil dengan Tristan, tapi ternyata Rania malah tersenyum dan mengangguk setuju. Keyla menghela nafasnya dengan panjang dan tidak ingin berharap lagi jika keinginannya akan terjadi.
Lidya, Rania dan Anaya pun berangkat lebih dulu, sementara Keyla masih diam mematung di tempatnya.
"Apa kau hanya ingin berdiri di situ?" tanya Tristan dengan ketus, lalu dia menggandeng tangan Keyla agar mereka segera pergi.
"Lepasin gak tangannya, aku risih kamu terus memegang tanganku, gak boleh pegang-pegang belum halal!" jawab Keyla dengan kesal.
"Apa kamu ingin pernikahan kita di percepat?" tanya Tristan dengan alis yang terangkat, tapi Keyla tidak menjawab apa-apa dia segera melepaskan tangannya yang dipegang oleh Tristan.
Saat sampai di teras rumah Keyla, ada seorang pria yang datang lalu memberikan sebuket bunga mawar merah kepada Keyla, saat ditanya siapa yang mengirim bunga ini, orang itu tidak menjawab, dia malah langsung pergi begitu saja.
Keyla menghela nafasnya dengan panjang, lalu dia mengamati buket bunga itu, ternyata ada sebuah kartu yang terselip di sana, Keyla pun mengambil kartu itu dan membacanya perlahan.
"Hai Sayang, apa kabar? Maafkan aku karena sudah menyakitimu, kau harus selalu ingat kalau aku masih sangat mencintaimu." seperti itulah isi kartu ucapan yang ada di sana.
Setelah membaca kartu ucapan itu, Keyla langsung meremas kartunya hingga tak berbentuk dan membuang buket bunganya ke tempat sampah, Keyla sudah tau siapa yang mengirimkan buket bunga itu kepadanya.
Keyla tidak ingin membuka ruang lagi di hatinya untuk lelaki pengecut seperti dia, tapi dari mana dia tau alamat rumahnya yang sekarang, apakah selama ini dia selalu memperhatikan dan memata-matai Keyla?
Mengingat hal itu, Keyla terperanjat lalu dia menengok ke kanan dan ke kiri, mungkin saja saat ini orang itu sedang memperhatikan dia tak jauh dari rumahnya, tapi tidak ada hal yang mencurigakan di sana, Keyla pun bernafas dengan lega untuk saat ini.
Tristan yang sejak tadi memperhatikan sikap Keyla yang aneh menjadi semakin penasaran dengan masa lalu Keyla, lalu siapa orang yang sudah mengirimkan bunga itu untuk Keyla dan kenapa Keyla malah membuangnya, apa mungkin seseorang dari masa lalu Keyla yang saat ini masih mencintai Keyla? Tapi kenapa Keyla terlihat tidak suka, malah dengan sengaja membuang bunga itu. Ah ... Banyak sekali pertanyaan yang ingin Tristan lontarkan kepada Keyla, namun itu tidak mungkin, Tristan harus mencari tau semuanya sendiri.
Bersambung....