hujan mengalir dengan deras ditambah hangatnya tubuh muza saat berada didekat nya semakin membuat jantung bona berdetak semakin kencang ia sangat takut kalau suara detak jantungnya terdengar oleh muza
bona mencoba sebisa mungkin menjauh dari muza namun suasana yang ramai dan berdempetan karena banyaknya orang yang juga berada di sana untuk berteduh.
tiba-tiba datang segerombolan wanita yang juga ikut berteduh di sana. ternyata salah satu di antara mereka mengenal muza.
"muza, masih ingat gak sama aku, mike?" ia berbicara kepada muza sambil mendekatinya.
"ah mike, masih ingat dong." ternya muza dulu 1 kampus dengan mike, mereka tanpa asik berbincang-bincang satu sama lain tentang masa kuliah yang dulu.
hal tersebut membuat bona berpikir sejenak, "kenapa aku berdebar-debar, dia hanya baik tidak lebih." bona berbicara dalam hati sambil menjauhi muza dan ia pergi dari tempat itu ke arah pantai bahkan membiarkan hujan membasahi tubuhnya.
muza menyadari kalau bona tidak ada didekatnya tetapi ia terhalangi oleh mike yang memegang lengannya.
hujan semakin lebat dan tidak berhenti-henti, muza semakin khawatir dengan bona karena ia tak melihat bona di mana pun.
muza mencoba mencari bona kesan kemari namun ia tak menemukan.
"sel, kamu tau bona dimana? muza menghampiri sella dan mencoba bertanya kepada sella namun ia pun tak mengetahui dimana bona.
"coba aku tanya lena ya pak, mungkin ia sudah di kamar hotel dengan lena." sella sambil menghubungi lena yang dari tadi di kamar hotel karena sedang tidak enak badan dan muza hanya mengangguk sambil berharap dapat kabar yang baik.
"maaf pak, kata lena dari tadi dia sendirian, bona belum ke kamar hotel." sella langsung memberitahukan muza saat dapat kabar dari lena.
muza semakin khawatir, ia mencoba mencari di sekitar pantai, bajunya sudah basa kuyup dan terlihat menyatu dengan tubuhnya terlihat jelas lika-likuk tubuhnya yang berotot semakin terlihat gagah.
akhirnya dari kejauhan muza melihat bona yang berada di dekat batu besar sehingga ia sulit terlihat, ia sedang duduk di sana dan membiarkan sebagian tubuhnya menyatu dengan air pantai.
muza menghembuskan napas panjang, sambil geleng-geleng kepala, karena bona terlihat seperti anak kecil yang sedang mandi hujan sekaligus mandi air pantai.
muza mencoba mencari payung, dan membawa jaketnya yang kebetulan belum basah karena selama ia mencari bona ia tak menggunakan jaket.
bona hanya terdiam sambil merasakan seluruh tubuhnya basah baik karena hujan atau pun air pantai, itu sedikit membuatnya tenang dan menghilangkan pikiran yang aneh-aneh atas kejadian sebelumnya, sebenarnya ia tak tau apa yang ia lakukan semuanya terjadi secara spontan.
"kau senang main air?" suara muza yang mengagetkan bona dengan tiba-tiba sambil memayungi bona dengan raut wajah yang kesal membuat bona tersadar dari lamunannya lagi.
ia merasa seperti dejavu, itu semakin membuatnya kesal. bona langsung berdiri dan menatap wajah muza dengan lekat-lekat.
"kau tidak perlu lakukan ini, aku tak perlu di kasihani, urus saja urusan mu jangan ikut campur urusan orang lain." bona berbicara dengan keras kepada muza bahkan dengan kasar, ia tak memperdulikan bahwa orang yang ia marahi itu adalah atasannya.
muza terkejut dengan sikap bona yang tiba-tiba marah kepada, ia merasa tidak melakukan suatu kesalahan, seharusnya ia yang harus marah karena sudah ke sana-kemari mencarinya karena sangat khawatir padanya.
namun perlakuan yang ia dapatkan malah sebaliknya bahkan ia mendapatkan kata-kata kasar dari bona seperti bukan dirinya saja karena semarah-marahnya bona tidak pernah seperti itu selama ia mengenalnya, muza sedikit terkejut.