Chereads / Tembok Pembatas / Chapter 11 - Chapter 11 - Kembali Ke Titik Awal

Chapter 11 - Chapter 11 - Kembali Ke Titik Awal

di sore hari semua karyawan berkumpul di dekat bibir pantai sambil menikmati sunset yang sangat indah dengan suara ombak dan di temani api unggun, semakin mempercantik suasana.

"bagaimana kalau kita bermain game kejujuran?" salah satu karyawan mengusulkan bermain game sambil menjelaskan permainan itu untuk di mainkan bersama.

semuanya sepakat untuk bermain, mereka membentuk mengelilingi api unggun dan duduk di pasir, salah satu karyawan memutar botol dan botol itu berhenti di lena.

"apakah kamu sering kesal dengan saya?" sella langsung melemparkan pertanyaan kepada lena.

"iya, aku sangat kesal sekali dengan mu, karena kau sangat menyusahkan ku terutama dalam pekerjaan." lena langsung menjawab sella dengan jujur dan mengeluarkan unek-uneknya sambil tertawa.

permainan semakin seru, sudah setengah yang mendapat giliran bermain, bola masih berputar dan berhenti ke arah muza.

"pak muza, apakah ada orang yang bapak sukai di antara kami, yang saya maksud suka dalam arti menyukai lawan jenis loh pak, bapak paham kan?" lena langsung memberikan pertanyaan kepada muza dengan wajah yang antusias dan membuat semua orang langsung penasaran.

bona hanya melirik ke arah muza dengan wajah datar namun ia juga sangat penasaran dengan jawabannya.

"orang yang saya sukai? hmmm, saya rasa jawabannya sudah jelas, saya menyukai kalian semua, tapi kalau menyukai lawan jenis sepertinya..... tidak ada." muza menjawab dengan santai sambil tertawa, ia sempat melirik ke arah bona sebentar dan langsung menjawab dengan tegas membuat semua orang kecewa dengan jawaban muza termasuk bona.

bona hanya memasang wajah datar, ia merasa kecewa dengan jawaban muza, bahkan ia merasa bodoh karena sempat ge'er. ia hanya membuang napas panjang dan memalingkan wajahnya.

angin berhembus semakin kencang, dan api unggun sudah mulai padam, membuat cuaca semakin dingin di malam hari membuat semuanya langsung menyelesaikan permainan dan kembali ke hotel.

suasana hati bona sedang kacau, ia langsung pergi berjalan sendiri ke arah lorong-lorong hotel. muza yang melihat bona pergi ia langsung menyusulnya.

"kamu mau minum?" muza menyodorkan minuman kearah bona.

"tidak terimakasih pak." bona menjawab dengan singkat dengan wajar datar dan langsung pergi menjauh. muza merasa heran dengan sikap bona yang kembali dingin, ia hanya mengerutkan dahi sambil berpikir.

"kamu udah ngantuk? tumben, biasanya kamu suka bergadang?" muza kembali mengejar bona sambil bersikap hangat dan merangkul bona.

"iya pak, saya ngantuk. kalau begitu saya izin kembali ke kamar hotel." bona langsung melepaskan tangan muza dari pundaknya sambil berlari mengejar sella dan lena. muza hanya menggaruk-garuk kepalanya sambil merasa heran.

"lena sella tunggu." bona berteriak sambil berlari kecil menuju kearah mereka.

"malam ini kamu free? biasa kamu selalu di villa pak muza ngerjain laporan melulu." lena langsung menyela bona sambil merasa heran karena malam itu bona bisa bergabung dengan mereka karena biasanya ia selalu sibuk dengan muza.

"capek tau kerja terus, kitakan kesini untuk liburan bukan kerja, toh tinggal sedikit yang di kerjakan, biar pak muza aja yang ngerjain." bona menjawab dengan cengengesan dan mereka hanya tertawa sambil bergandengan.

***

kembalinya ke kamar hotel

"bona boleh tanya gak? kamu dengan pak muza kelihatan dekat banget sekarang, kalian pacaran ya?" tiba-tiba sella bertanya kepada bona dengan wajah yang serius. membuat bona terkejut dan terdiam.

"ya jelas gak lh, kan kamu denger sendiri yang di bilang pak muza tadi kalau tidak ada yang ia sukai di antara kita semua termasuk bona, toh bukannya mereka juga sering bersama karena urusan pekerjaan kerena bona sekretarisnya, iya kan bon?" saat bona ingin menjawab tiba-tiba lena langsung menyela dan menjawab pertanyaan sella.

"iya, benar yang di katakan lena." bona langsung menjawab sambil mengangguk kepala, ia merasa terbantu akan jawaban lena dengan pertanyaan sella yang tiba-tiba serius yang membuatnya bingung harus menjawab apa.

dari percakapan tadi membuat bona berpikir sejenak, merasa kata-kata lena ada benarnya juga, ia mungkin sempat keliru dengan sikap muza yang baik, namun kalau di pikir-pikir kembali muza bukan hanya baik dan perhatian dengannya saja tapi hampir kesemua orang. bona merasa ia harus kembali ke titik awal jangan sampai ia melewati batasnya sendiri