"huaappp, selamat pagi" sambil merenggangkan kedua tangan lena berjalan ke arah jendela dengan tertatih, ia langsung membuka jendela. sinar matahari menyinari ruangan itu. membuat sella dan bona langsung terbangun.
"woi, tutup jendelanya, masih ngantuk ni." sella berbicara dengan menutup mata sambil terus mengomel kepada lena.
"bangun-bangun, ini sudah siang, lebih baik kita cepat-cepat beres-beres nanti siang kan kita mau cek out." lena mencoba membangun kedua sahabatnya itu.
"sarapan yuk, mumpung ini sarapan gratis terakhir kita, harus makan banyak-banyak jangan ada yang tersisa." setelah selesai mandi sella dengan semangat mengajak kedua sahabatnya untuk pergi sarapan pagi itu.
"wah, lama sekali kalian turunnya apa semalam kalian bergadang?" ucap zaza salah satu rekan kerja mereka saat mereka bertiga sampai di restoran hotel untuk sarapan sedangkan yang lainnya sudah hampir selesai sarapan.
"ini ini bona ni susah banget di bangunin." lena mecoba menjelaskan keadaan.
"iya maaf-maaf semalaman kan aku gak bisa tidur." bona mencoba menjelaskan
dari kejauhan bona melihat muza sedang asik berbincang dengan rekan kerjanya yang lain, bahkan tidak melirik kearahnya sama sekali.
"apakah hanya aku yang dek dekan saja, sepertinya ia biasa saja." sambil sarapan bona berbicara dalam hati dengan kesal melihat kearah muza.
karyawan yang lain sudah banyak kembali ke kamar hotel untuk packing karena sekitar jam satu siang mereka harus segera cek out.
"tidur kalian nyenyak?" muza menghampiri mereka bertiga.
saat bona melihat wajah muza jantung berdebar kencang ia langsung memalingkan wajahnya.
"aduuh, ngapain juga dia kesini, cepat lah pergi cepat lah pergi." bona berbicara dalam hatinya mengharapkan muza segera pergi menjauh darinya.
namun bukannya pergi malah muza menarik bangku kosong di samping bona dan langsung duduk.
"seperti kamu kurang tidur bona, apakah semalaman kamu bergadang?" dengan suara yang lembut dan sedikit mencondongkan badannya ke depan, muza mencoba melihat wajah bona yang tertutup rambut dan menggoda bona.
"saya tidur sangat nyenyak semalam pak, saya permisi dulu ke toilet." Dengan mencondongkan badannya ke belakang, bona langsung menjawab muza dengan gagap dan pergi, bahkan saat lena mencoba berbicara dengannya, bona tak menghiraukannya, ia berjalan sangat cepat dan buru-buru sampai tidak mendengarkan apa yang dikatakan lena.
"aku bisa gila kalau kayak gini." sambil membasuh wajahnya, bona mencoba untuk menenangkan diri termasuk jantungnya yang dari tadi terus berdebar-debar.
saat bona kembali ke meja restoran ia hanya melihat muza sendirian.
"kau sudah kembali, lena dan sella sudah kembali kekamar hotel mereka mau beres-beres katanya, tadi mereka ingin mengatakan langsung tapi kamu malah tidak menghiraukannya dan pergi begitu saja." sambil tersenyum muza menjelaskan kejadian sebelumnya.
"kalau begitu saya kembali kekamar dulu pak." saat bona hendak pergi muza langsung memegang tangannya membuat bona bingung dan kaget.
"selesaikan dulu makanan mu, kau hanya makan sedikit tadi bahkan piring mu masih punuh, bukan kah kata lena kamu sudah selesai packing, kamu sendiri yang bilang ke mereka kalau semalam kamu sudah packing!!" muza langsung menarik bona dan menyuruhnya duduk kembali untuk menyelesaikan makanannya.
"saya tidak lapar pak"
krookk krookk krokkk tiba-tiba suara perut bona berbunyi, membuat bona sangat malu dan muza hanya tersenyum mendengar suara perut bona, ia merasa terpojok ia tidak bisa kabur, satu-satunya cara adalah ia harus menyelesaikan makanannya dengan cepat, saking cepatnya ia makan dengan berantakan, sedangkan kakinya terus bergetar.
"makannya pelan-pelan bona, nanti kau ke sedak makanan, kau bahkan makan seperti anak kecil." muza merasa bona seharian ini sangat aneh tidak seperti biasanya.
muza melihat ada butiran nasi yang menempel di dekat bibir bona, persis seperti anak kecil kalau sedang makan. muza menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil.
tanpa pikir panjang muza langsung mendekat wajah ke bona dan hendak membersihkan mulut bona.
"jangan deket-deket!!" bona dengan terkejut mendorong muza dengan wajah bingung.
"saya hanya ingin membantu mu karena mulut mu berantakan penuh dengan nasi." muza mencoba menjelaskan keadaan.
"saya bisa sendiri pak." bona langsung mengelapkan mulutnya dengan tangan seperti anak kecil, ia sangat imut membuat muza tertawa.
"saya sudah menyelesaikan makanan saya dan juga membersihkan mulut saya kalau begitu saya izin kembali ke kamar hotel." bona berbicara sangat cepat bahkan tanpa titik coma, ia pun langsung pergi secepat kilat membuat muza kebingungan, ia hanya bisa tersenyum.
"aduuh apa sih yang aku lakukan, kenapa lagi aku bersikap kayak gitu, seharian ini aku salah tingkah melulu kalau ada pak muza." bona merasa sangat malu mengingat sikapnya dengan muza, ia menyesali perbuatannya yang sangat memalukan itu.