"hallo semua, hemm hemm...
mohon waktunya sebentar saya ingin mengumumkan sesuatu....
bahwa proyek yang kita kerjakan ternyata...
melebih target๐ oleh sebab itu sebagai atasan kalian untuk mengucapkan terimakasih atas kerjasamanya, maka dari itu kita semua akan liburan...
tepatnya di pantai selama 3 hari๐๐๐." muza mengumumkan kabar gembira kepada seluruh karyawannya semua karyawan menyambut dengan antusias.
***
waktu liburan pun tiba, semuanya sibuk sendiri-sendiri untuk pergi liburan kepantai.
"hahhh.. sial aku sedikit terlambat gara-gara bangun kesiangan, harusnya hari ini aku bisa bangun siang, kenapa lagi semuanya wajib pergi, membosankan." bona bergumam dengan kesal sambil mempersiapkan barang-barang pribadi yang akan ia bawa untuk liburan.
sesampai di kantor bona terkejut bus pariwisata yang akan membawanya ke lokasi pantai baru saja berangkat.
ia berteriak dengan sangat kencang sambil berlari mengejar bus tersebut namun usahanya sia-sia, bus itu dengan perlahan semakin menjauh darinya sampai tak terlihat lagi.
"hah hah hah, aduh capek, hah, bodoh juga aku ngejar bus." bona berbicara sambil ngos-ngosan karena berlari mengejar bus apalagi sambil membawa koper semakin membuat kesulitan lari dan ia merasa sangat lelah dan putus asa.
"titiiiittt..." suara klakson mobil, dan ternyata suara mobil muza, muza membuka kaca mobil sambil melihat bona yang sedikit berantakan.
muza tersenyum kecil sambil mengerut alis sebelah, melihat bona seperti itu sangat lucu dengan penampilan yang sedikit acak-acakan, apalagi ia juga melihat adegan di mana bona berlari dengan susah payah mengejar bus sambil membawa kopernya.
"untung lah aku tepat waktu." muza keluar dari mobil sambil membawa koper bona dan masukkannya ke bagasi mobil.
tanpa persetujuan bona ia langsung menyuruh bona masuk, bona sedikit bingung dan malu ia tidak bisa berpikir, ia masih sangat kecapean abis berlari mengejar bus. tanpa di sabar dia mengikuti perkataan muza dan langsung masuk mobil.
muza menyodorkan air mineral kepada bona, sangat terlihat napas bona masih terengah-engah, dan bona langsung meminumnya tanpa pikir panjang.
selesai minum, bona baru tenang dan ia baru tersadar bahwa ia berada di mobil muza dan hanya berdua saja, apa lagi ia mengingat saat ia lari dengan susah payah mengejar bus dan semua itu dilihat muza pasti ia kelihatan sangat aneh, bona merasa malu bahkan tidak berani menunjukkan wajahnya kepada muza.
"kau sudah tenang, bagus lah. seharusnya kamu menghubungi saya kalau bakal datang terlambat sehingga tidak terjadi adegan mengejar bus seperti itu, tapi lari mu lumayan cepat, apakah kamu dulu seorang atlit." muza sedikit menjahili bona sambil mengubah suasana yang dari tadi canggung.
"ya pak, tidak akan saya ulangi lagi." bona membalas pertanyaan muza dengan kepala tertunduk sambil menahan malu, ia juga sedikit kesal dengan perkataan muza.
bona langsung mengalihkan pandangannya ke arah jendela terus menerus seakan ia tidak menganggap muza ada di sebelahnya tanpa berbicara sepatah pun kecuali muza yang bertanya duluan itu pun di jawab dengan sesingkat-singkatnya.
muza sedikit kesal dengan sikap bona yang acuh tak acuh kepadanya.
"bona, bona.. bona..., apakah kamu mendengar saya?" muza sedikit berteriak kepada bona yang dari tadi hanya melihat ke arah jendela.
"hah, iya pak. ada yang bisa saya bantu?" bona sedikit bingung dan terkejut saat muza berteriak kepadanya.
"sudah lah, bukan apa-apa." muza menjawab dengan sedikit kesal kepada bona yang tidak mendengarkannya, ia merasa baru kali ini ada yang mengabaikannya seperti itu.
sedangkan bona masih bingung dan mematung seperti patung, ia hanya melihat ke jendela terus menerus sambil berharap cepat sampai ke tujuan sehingga ia bisa keluar dari situasi yang canggung ini.
walau ia sering berduaan dengan muza di kantor dalam 1 ruangan akan tetapi kali ini mereka terlalu dekat dan sulit memberi batasan seakan mereka berdua terkunci di ruangan yang sangat sempit dan itu menyesatkan bagi bona.