Tubuhku mendadak kaku karena terkejut melihat Delisa terjatuh di tangga. Delisa mengulurkan tangan padaku, tetapi tiba-tiba matanya tertutup. Mama tidak sengaja menjatuhkan gelas saat melihat keadaan Delisa.
"Delisa!"
Aku menuruni tangga dengan terburu-buru. Kutepuk-tepuk pipi Delisa dengan pelan untuk membangunkanyya. Darah mengalir cukup deras dari jidatnya. Mama sangat panik dan itu membuatku makin panik.
"Pak Hasan! Pak Hasan!" panggilku.
"Ada apa, Pak Argat?" tanya Pak Hasan.
"Siapkan mobil sekarang juga. Kita akan ke rumah sakit," perintahku.
Di rumah sakit Mama terus berjalan mondar-mandir. Beberapa kali aku meminta mama untuk tenang dan percaya pada dokter bahwa dia akan melakukan yang terbaik untuk Delisa.
"Tenanglah, Ma," ucapku.
"Bagaimana Mama bisa tenang? Delisa terjatuh dari tangga. Bagaimana Delisa bisa jatuh dari sana?" tanya Mama yang membuatku menelan saliva dengan berat.