Sesampainya di gerbang kantor, aku turun dari taksi. Aku berjalan mendekat untuk melihat dengan jelas apa yang terjadi. Seperti yang dikatakan Elsa, Gavin terus memegangi tangannya. Karena tidak ingin terjadi sesuatu, aku berusaha melepaskan tangan Gavin yang memegang erat tangan Elsa.
"Gavin lepaskan," perintahku yang diabaikan oleh Gavin.
Aku sedikit tenang karena tidak ada orang yang melihat kejadian ini. Mungkin karena sudah lewat jam makan siang. Jadi, semua orang sedang sibuk bekerja.
"Gavin apa yang kau lakukan?" tanyaku.
Sikap keras kepala Gavin membuatku harus mengambil tindakan lebih. Aku mencubit tangannya hingga membuatnya menjerit. Saat itu juga tangannya terlepas. Gavin mengusap-usap bekas cubitanku di tangannya. Kemudian aku berdiri di hadapan Elsa untuk melindunginya.
"Biarkan aku berbicara dengan Elsa," ucap Gavin.
"Kau tidak berbicara dengannya. Kau menyakitinya," ucapku.