Sejak kepulanganku kemarin, mama tidak mengizinkanku banyak bergerak. Kepalaku memang masih sedikit pusing, tetapi tidak dengan tangan dan kakiku. Setidaknya aku masih bisa mengerjakan pekerjaan rumah. Aku justru bertambah pusing kalau hanya diam saja. Saat mendengar pintu kamar mandi terbuka, aku langsung mengambil majalah yang ada di sampingku dan berpura-pura membacanya. Biasanya aku akan keluar jika Argat masih bersiap-siap, tetapi kali ini tidak. Aku tidak sengaja melihat Argat yang kesusahan memakai dasinya karena hanya menggunakan satu tangan.
"Sial."
Aku kembali melihat ke arahnya yang mulai tidak sabar memasang dasinya. Akhirnya aku mendekatinya dan membantunya mengenakan dasi. Argat langsung memalingkan muka, tetapi membiarkanku membantunya.
"Cepatlah. Aku tidak ingin ketahuan Mama dan kemudian menyusahkanku gara-gara kau," ucap Argat.
