17 agustus 2020.
Kamar apartemen detektif Nishi, Shinjuku, Tokyo.
Beep, Beep, beep ….
Alarm digital pada meja detektif Nishi berdering.
Kini Detektif Nishi dengan baju tidurnya masih berbaring pada kasur.
Dengan wajah bantalnya, detektif Nishi memandang ke arah jam digital.
Detektif Nishi bangit dari tidurnya lalu mematikan alarm digitalnya.
Keadaan ruangan tampak gelap.
Sreeet ....
Nishi membuka gorden kamarnya.
Matahari dalam sekejap menerangi kamar apartemen detektif Nishi.
Usai membuka gorden. Detektif Nishi pergi ke kamar mandi.
Brush, brush, brush ….
Di hadapan cermin, detektif Nishi menyikat gigi.
Pada cermin, ia melihat janggutnya yang semakin lebat.
Beberapa saat berlalu.
Dengan baju tidurnya, detektif Nishi sedang duduk pada sofa apartemennya sembari menghisap sebatang rokok.
Beep, beep, beep ….
Panggilan masuk berdering pada ponsel detektif Nishi, tertera nama kontak polisi Jun dari layar ponselnya.
Detektif Nishi mengambil ponselnya pada meja di hadapan sofa, lalu ia mengangkat telpon.
"Kenapa?" tanya Detektif.
Polisi Jun, "Detektif Nishi … sebenarnya kami menerima laporan dari warga."
Pembuangan sampah, perumahan Gaienmae, Shinjuku, Tokyo.
Pukul enam pagi.
Detektif Nishi keluar dari mobil.
Terpandang olehnya sebuah bak sampah pada gang kecil lengkap dengan garis polisi.
Di sekitar pembuangan sampah itu, tampak dua orang polisi dengan seorang wanita sedang berbicara.
Entah apa yang mereka bicarakan, Detektif Nishi segera menghampiri.
Tidak asing bagi detektif Nishi, salah satu dari
polisi itu adalah polisi Jun.
"Detektif Nishi!" ucap polisi Jun.
"Selamat pagi," jawab detektif Nishi.
Terlihat oleh detektif Nishi, seorang wanita dewasa sedang berdiri dengan kaki gemetar.
"wanita ini siapa?" tanya detektif Nishi.
Polisi Jun menjawab, "Ia adalah orang yang melapor terkait penemuan mayat."
Detektif Jun memandang wanita itu.
"Perkenalkan, nama saya detektif Nishi … nama anda?" tanya polisi Jun.
Tanpa menatap detektif Nishi, wanita tersebut menjawab.
"Isuzu." ucap Isuzu.
"Nona Isuzu … bisa anda ceritakan apa yang terjadi?" tanya detektif Nishi.
Isuzu bercerita, "barusan aku ingin membuang sampah … setibanya di bak sampah aku mencium aroma busuk yang menyengat, pada tumpukan sampah aku terus menggali hingga aku menemukan sebuah kantung plastik berwarna hitam."
"Apa yang kamu lihat?" tanya detektif Jun.
Mulut Isuzu nampak gemetar.
Isuzu berkata, "Ma ... mayat."
"Baik nona Isuzu … terima kasih atas informasinya," tutur detektif Nishi.
Isuzu menjawab, "sama-sama."
Kemudian pandangan detektif Nishi berpaling kepada polisi Jun.
"Sekarang mayatnya ada di mana?" tanya detektif Nishi.
Polisi Jun menjawab, "sekarang … mayatnya masih ada di pembuangan sampah."
"Jadi begitu," kata detektif Nishi.
Tap, tap, tap ….
Detektif Nishi mendekati pembuangan sampah.
Langkah detektif Nishi terhalang garis polisi.
'Di larang melewati garis ini – kepolisian Shinjuku' tulisan tertera pada garis polisi.
Lalu Detektif Nishi sedikit menunduk guna melewati garis polisi.
Setibanya di hadapan pembuangan sampah, terlihat oleh detektif Nishi tumpukan plastik berisikan sampah.
Tumpukan sampah itu memancarkan aroma tidak sedap.
Di antara tumpukan sampah tersebut, pandangan detektif Nishi tertuju pada sebuah plastik hitam.
Berbeda dengan plastik lainnya, plastik hitam itu lebih banyak di kerumuni lalat.
Detektif Nishi melipat kedua bagian lengan pada kemeja putih yang ia kenakan.
Kresek, kresek, kresek ….
Detektif Nishi membuka plastik hitam tersebut.
"Ini kejam sekali," kata detektif Nishi
Terlihat olehnya sejumlah potongan tubuh manusia berada di dalam plastic hitam.
Tiiiittt ….
Terdengar oleh detektif Nishi suara klakson.
Detektif Jun berpaling, terlihat olehnya sebuah truk sampah.
Dari sisi jendela truk sampah, nampak supir truk
sampah sedang menatap detektif Nishi.
"Apa yang terjadi?" tanya supir truk sampah.
Detektif Nishi menjawab, "maaf mengganggu pekerjaanmu … sebenarnya di sini ada mayat, datanglah di lain waktu."
"Ehhh," ucap supir truk sampah kaget.
Detektif Nishi berkata, "Tunggu sebentar."
"Baiklah," jawab supir truk sampah.
Ruang kerja detektif Nishi, Kantor kepolisian Shinjuku, Shinjuku, Tokyo.
Pukul Sembilan pagi.
Pada meja kerjanya, detektif Nishi kini sedang duduk sembari menghisap sebatang rokok.
Siapa yang tega melakukan pembunuhan sekeji itu, batin detektif Nishi.
Huufff ....
Detektif Nishi menghembuskan asap rokok melalui mulutnya.
Tok, tok, tok ….
Terdengar oleh detektif Nishi, ketukan pintu dari sisi luar ruangannya.
"Masuklah," ucap detektif Nishi.
Terpandang oleh detektif Nishi, polisi Jun melangkahkan kaki ke dalam ruangan kerjanya.
"Bagaimana?" tanya detektif Nishi.
Polisi Jun berkata, "hasil otopsi sudah keluar."
Kamar apartemen Tatsu, Shinjuku, Tokyo.
Pukul sepuluh pagi.
Usai meminta kunci pada pemilik apartemen, detektif Nishi kini sedang berdiri di hadapan pintu kamar apartemen Tatsu.
Cekrek ….
Detektif Nishi membuka pintu.
Kreeek ….
Detektif Nishi memasuki ruangan.
Setibanya di dalam ruangan, ia di sambut dengan lantai yang begitu bersih.
Pada seisi ruangan, detektif Nishi mencium aroma bir yang begitu kuat.
Botol-botol bir bertebaran tidak beraturan.
Dengan kacamata tidak biasa miliknya, detektif Nishi merekam apa yang ia lihat.
Lantai pada kamar ini tampak begitu bersih, batin detektif Nishi.
Tap,tap,tap ….
Detektif Nishi berjalan mendekati sofa, lalu ia menyentuh sofa.
Debu melekat pada tangan detektif Nishi.
Tap, tap, tap ….
Detektif Nishi berjalan pada dapur, lalu ia menempelkan jari telunjuk pada wastafel.
Kini debu melekat pada lengan detektif Nishi.
Detektif Nishi merasakan ada sesuatu yang janggal, berbeda dengan lantai, bagian lainnya seperti tidak terawat.
Dugaanku … pembunuhan ini terjadi di lantai, batin detektif Nishi.
"Lalu senjata apa yang ia gunakan?" ucap detektif Nishi sembari memegang dagu.
Mutilasi … benda tajam, batin detektif Nishi.
Detektif Tatsu berusaha mencari benda tajam pada seisi ruangan, namun usahanya tidak membuahkan hasil.
Teras kamar apartemen Mikio, Shinjuku, Tokyo.
Pukul dua belas siang.
Kini Mikio sedang saling bertatapan dengan pria dewasa yang tidak ia kenal.
Pria dewasa itu tampak sedang berdiri pada teras
tetangga Mikio.
Dengan setelan kemeja rapi serta kacamata berbingkai cukup tebal, pria itu nampak seperti orang penting.
Pria tersebut adalah detektif Nishi.
Sembari menatap Mikio, detektif Nishi mengeluarkan sesuatu pada sakunya lalu menunjukkan itu pada Mikio.
Terpandang oleh Mikio, sebuah kartu identitas.
"Apakah kamu ada waktu?" tanya detektif.
Mikio menjawab, "baiklah."
Tidak berani menolak, Mikio sadar apa yang akan terjadi jika ia menolak kepolisian.
Selepas itu Mikio mengijinkan detektif Tatsu untuk masuk apartemennya.
Kemudian mereka duduk berhadap-hadapan pada meja pendek.
Suasana hening untuk beberapa saat, Mikio dan detektif Nishi hanya diam saling menatap.
"Ini tehnya," ucap Aya.
Terlihat oleh detektif Tatsu, seorang gadis sedang membawa dua gelas pada sebuah nampan.
Kemudian Aya meletakkan nampan pada meja pendek.
"Terima kasih," ucap detektif Nishi dan Mikio serentak.
Lalu Aya duduk pada samping Mikio, kemudian ia memeluk Mikio dengan manja.
"Perkenalkan … saya detektif Nishi dari kepolisian Shinjuku," tutur detektif Nishi.