Chereads / Apakah Kamu Punya Adik Perempuan? / Chapter 3 - Bagian 3 : Pemabuk

Chapter 3 - Bagian 3 : Pemabuk

*Peringatan sebelum membaca, bagian ini mengandung adegan kekerasan berlebihan!

Usai membayar sesuatu yang bukan kesalahannya, Mikio pergi ke kampus.

Kantin, kampus Nishi Waseda, Universitas Waseda.

Pukul dua belas siang.

Pada saat itu suasana kantin di penuhi banyak orang, walaupun begitu suasana cukup hening.

Sembari menyantap makanan siangnya, Mikio memandang keluar melalui jendela.

Mikio sedang memikirkan adik barunya Aya.

Sebenarnya siapa anak itu? batin Mikio.

Hap ….

Mikio melahap makanannya.

Kenapa ia ada di kamarku? batin Mikio.

Hap ….

Miko melahap makanannya.

Apa mungkin … Aya adalah anak terlantar? batin Mikio.

Hap ….

Mikio melahap makanannya

Tiba-tiba di tengah keramaian kantin, air mata mengalir pada kedua pipi Mikio.

Kalau begitu … aku akan bertanggung jawab padanya! batin Mikio.

Entah kenapa, rasa tanggung jawab kepada Aya muncul dari dalam diri Mikio.

"Mikio … ada apa denganmu?" tanya Mika.

Mika yang sudah sejak tadi duduk di hadapan Mikio sembari menyantap makan siang, heran melihat Mikio yang tiba-tiba menetaeskan air

mata.

"Ti … tidak apa," jawab Mikio gugup.

Meskipun tahu dirinya hanya di jadikan permainan, Mikio tetap merasa gugup ketika berbicara dengan Mika.

Mika berkata, "sejak tadi teman-temanku memperhatikan kita … ambil ini."

Tampak Mika menyodorkan tisu pada Mikio.

"Teman-temanku bisa salah paham." Ucap Mika.

Lalu Mikio menerima tisu yang di sodorkan padanya.

Ruangan F15, kampus Nishi Waseda, Universitas Waseda.

Pukul dua sore.

Melalui jendela, sinar matahari menembus ke dalam ruangan kelas.

Suasana kelas begitu hening, hanya suara dosen yang menggema pada seisi ruangan.

Kala itu Mikio sedang masuk kelas sore.

Pada salah satu kursi, Mikio sedang duduk sembari mendengarkan penjelasan dosen.

Hoam ….

Mikio menguap.

"Mikio,"

Terdengar oleh Mikio, seseorang baru saja berbisik menyebut namanya.

Kemudian Miko berpaling pada suara, ia melihat Oki sedang menatapnya.

"Kenapa Oki?" tanya Mikio.

Oki berbisik, "Setelah ini … apakah kamu sibuk?"

Lorong kampus, kampus Nishi waseda, Universitas Waseda.

Pukul tiga sore.

Usai perkuliahan sore berakhir, Mikio dan Oki berjalan beriringan pada lorong kampus.

Pandangan mahasiswi yang ada di lorong tertuju pada Oki.

Paras Oki yang tampan menutup hawa kehadiran Mikio.

"Kenapa Oki?" tanya Mikio.

Oki bertanya, "Sebenarnya aku ingin memberikan hadiah kepada seseorang … maukah kamu menemaniku memilih hadiah?"

"Baiklah … ke mana?," tanya balik Mikio.

Kamar apartemen Mikio, Shinjuku, Tokyo.

Pukul empat sore.

Mengenakan celemek yang biasa Mikio kenakan, kini Aya sedang mempersiapkan makan malam.

Tampak Aya sedang mencari sesuatu pada kulkas.

"Tidak ada," kata Aya.

Tidak menemukan apa yang ia cari, Aya memutuskan untuk meninggalkan kamar apartemen Mikio.

Kamar apartemen Tatsu, Shinjuku, Tokyo.

Pukul empat sore.

Sembari duduk menyaksikan tayangan televisi, Tatsu sedang meminum bir yang ia dapatkan dari hasil membodohi tetangganya Mikio.

Tatsu adalah seorang pemabuk berat, Mikio bukan korban pertamanya.

Akibat tingkah lakunya yang buruk, Tatsu dikucilkan oleh masyarakat sekitar.

Gluk, gluk, gluk ….

Tanpa gelas, Tatsu meneguk bir.

Ahhh ….

Tatsu mendesah kenikmatan.

Bagi Tatsu, kenimatan bir tiada duanya.

Tok, tok, tok ….

Tiba tiba Tatsu mendengar ketukan dari pintu kamar apartemennya.

"Siapa?" tanya Tatsu dengan nada tinggi.

Namun tidak ada jawaban.

"Siapa yang berani menggangguku minum," keluh Tatsu sembari menghampiri pintu kamar apartemennya.

Kreeek ….

Tatsu Membuka pintu.

Dalam sekejap sinar matahari menerangi ruangan, pandangan Tatsu menjadi sedikit silau.

Tatsu melihat seorang gadis kecil sedang berdiri di depan pintu kamar apartemennya.

Terpandang oleh Tatsu, seorang gadis kecil dengan pakaian kimono.

Gadis kecil tersebut Adalah Aya.

"Kalau tidak salah kamu … kenalan anak bodoh itu," ucap Tatsu sembari menunjuk wajah Aya.

"Kakakku tidak bodoh," ucap Aya dengan nada berat.

Mendengar itu membuat Tatsu terkejut, anak kecil di hadapannya bisa mengeluarkan suara seberat itu.

Setetes keringat mengalir pada pipi Tatsu.

"Meskipun kamu menangis nyaring … aku tidak akan mengembalikan duit kakakmu," kata Tatsu.

Tidak berkata, Aya hanya terdiam sembari menundukkan kepala.

"Apakah paman punya daging?" tanya Aya.

"Tidak ada, pergilah!" seru Tatsu.

Kemudian Aya mengeluarkan sesuatu pada lengan baju kimono yang ia kenakan.

Tampak berkilau akibat pantulan sinar matahari, benda itu adalah pisau dapur.

Lalu Aya menatap Tatsu dengan tajam.

"Apa yang ingin kamu lakukan!" bentak Tatsu.

Dengan segera Tatsu menutup pintu.

Kreeek ….

Pintu Tatsu tidak tetutup sepenuhnya, ia merasakan dorongan yang begitu kuat dari sisi luar

Tatsu dengan tangannya yang sudah gemetar, berusaha menutup pintu namun gagal.

Sebenarnya siapa anak ini? batin Tatsu.

Tekanan dari sisi luar semakin kuat.

Gubrak ….

Pintu berhasil terbuka paksa dari luar.

Gedebug ….

Akibat dorongan yang begitu kuat, Tatsu terkapar pada lantai.

"Sakit!" ucap Tatsu sembari menggosok-gosokan kepalanya yang baru saja terbentur lantai.

Kemudian dari arah pintu Aya masuk.

Cekrek ….

Aya menutup pintu dari dalam.

Terlihat oleh Aya, Tatsu yang terkapar.

Wuuush ….

Aya melempar pisau dapur yang ia bawa ke arah Tatsu.

Jleb ….

Pisau mendarat tepat pada leher Tatsu.

Merasakan rasa sakit, Tatsu ingin menjerit namun suaranya tidak keluar.

Pisau pada leher Tatsu merusak suaranya.

Tatsu yang terkapar, mengambil payung pada sisi kanannya.

Tap, tap, tap ….

Aya menghampiri Tatsu.

Kemudian Aya duduk pada perut Tatsu.

Gedebug ….

Tanpa pikir panjang, Tatsu menghantam kepala Aya dengan payung.

Darah mengalir pada kepala Aya.

Ahahaha ….

Tidak menunjukkan reaksi kesakitan, Aya malah tertawa.

Jleb ….

Aya mencabut pisau pada leher Tatsu.

"Kakak tidak salah," ucap Aya sembari menatap Tatsu tajam.

Jleb ….

Aya mendaratkan pisau pada dada Tatsu.

Gedebug ….

Tatsu menghantap kepala Aya dengan payung.

Ahahaha ….

Aya tertawa.

Beberapa saat berlalu.

Jleb, jleb, jleb ….

Tanpa henti, Aya terus menghunuskan pisau pada dada Tatsu.

Sementara itu Tatsu sudah tidak bernyawa, payung Tatsu tergeletak pada lantai.

Melalui dada Tatsu darah merah bercucuran, kemudian bersimbah pada lantai mengelilingi tubuh Tatsu.

Sebagian darah mengenai wajah Aya, Sebagian darah mengenai dinding ruangan.

Toko Timespeaks, mal Keio Hyakkaten, Shinjuku, Tokyo.Pukul empat sore.

Kini Mikio dan Oki berada di toko jam tangan yang berada di mall Keiko Hyakkaten.

Lemari-lemari kaca transparan berisikian berbagai jam tangan tertata rapi di dalam toko.

"Ini!" kata Oki sembari menunjuk sebuah jam tangan.

Terlihat oleh Mikio, Oki sedang menunjuk sebuah jam tangan berwarna pink.

"Bagaimana menurutmu?" tanya Oki.

Oki berkata, "Menurutku bagus."

Kamar apartemen Mikio, Shinjuku, Tokyo.

Pukul lima sore

Pada kompor dapur yang sedang menyala, Aya sedang memasak sup.

Glub, glub, glub ….

Pada permukaan sup, gelembung bermunculan.

Kemudian Aya mengambil sedikit sup dengan centongan.

Slurp ….

Aya mencicipi kuah sup.

"Enak!" seru Aya

Toko Comforta, mal Keio Hyakkaten, Shinjuku, Tokyo.

Pukul lima sore.

Usai berpisah dengan Oki, kini Mikio sedang berada di dalam sebuah toko kasur.

Pada sekelilingnya Mikio menalihat berbagai kasur dengan berbagai variasi harga.

Ini, batin Mikio sembari menatap sebuah futon.

Tampak biasa, futon itu merupakan kasur termurah yang ada di dalam toko.

Dengan uang jajannya yang pas-pasan, Mikio membeli sebuah futon.