Di dalam ruangan yang ditutup, Mo Yuzhi dan prajurit iblis itu kini saling menatap sehingga prajurit iblis yang ditatap merasa aneh hingga ia menyadari jika iblis yang tengah ia tatap dengan sok berani itu adalah sosok rajanya.
Prajurit iblis itu langung memberikan hormat dengan tubuh bergetar karena sadar dirinya sudah bersikap tidak sopan pada rajanya walaupun itu bukan kesalahannya, tapi semua prajurit iblis dengan jelas sangat menghormati Mo Yuzhi sebagai raja mereka.
"Yang Mulia Mo!. Maafkan saya tidak menyadari anda!. Saya salah, saya pantas mendapat hukuman!" ucap sang prajurit.
Mo Yuzhi hanya mengangguk pelan, "berdirilah" perintah Mo Yuzhi dengan suara lembut namun tetap tegas.
Sang prajurit pun mengikuti perintahnya dan berdiri sedangkan Mo Yuzhi telah mengambil tempat untuk dirinya duduk dan ia pun mempersilahkan sang prajurit duduk di depannya. Walaupun prajurit itu cukup segan untuk duduk langsung berhadapan dengan sang raja namun bagaimana pun setiap kata-kata yang keluar dari mulut Mo Yuzhi merupakan perintah untuknya yang jika tidak ia lakukan berarti ia telah melanggar perintah dan bersalah.
"Komandan, Wei. Apa kau melihat mahluk aneh berjubah yang menyerang?" tanya Mo Yuzhi yang tidak ingin membuang waktunya.
"Izin menjawab, Yang Mulia. Saya dan prajurit saya baru saja tiba setelah ada yang melapor kejadian penyerangan ini dan tidak melihat mahluk aneh berjubah yang anda maksud Yang Mulia" jelas komandan Wei.
"Jadi ku tidak melihatnya ya…" Mo Yuzhi bergumam dan berlanjut terdiam memikirkan sesuatu.
"Izin bertanya Yang Mulia"
"Hm, bicaralah"
"Apakah Yang Mulia melihat mahluk itu dan mendapatkan serangan?"
"Oh… luka ini?. Seperti yang kau lihat, aku lengah dan mendapatkan serangan dari senjata aneh mahluk itu"
"Lalu, apa yang harus saya lakukan?"
"Untuk sekarang, kau bisa pergi selidiki semua yang mencurigakan di penginapan ini. Setelah itu pergi laporkan hasilnya sementara aku berbicara dengan jendral Yi"
Sementara Mo Yuzhi dan prajurit iblis saling bicara di ruangan, Yue sendiri tentu hanya menunggu di luar karena posisi itu mungkin lebih aman untuknya. Di luar ruangan itu Yue berjalan untuk melihat keadaan penginapan yang telah berantakan dan ramai karena ada beberapa iblis yang telah terbunuh termasuk iblis yang beberapa saat yang lalu berisik karena mabuknya dan beberapa prajurit iblis yang kini hanya tersisa baju zirahnya karena tubuhnya telah meleleh dengan mengerikan.
Yue bergidik melihat pemandangan itu,seperti sebuah sup lava yang melelehkan daging hingga tak lagi berbentuk dengan benar.
Yue memundurkan tubuhnya karena ia mendadak menjadi mual setelah melihat pemandangan yang mengerikan itu dan mungkin Yue akan mengeluarkan seluruh isi perutnya yang pagi tadi ia masukan dengan makanan-makanan yang lezat jika saja pemandangan yang ia lihat adalah manusia yang mati dengan cara aneh seperti itu.
Saat membayangkan tentang manusia yang seperti itu, Yue mendadak lemas, bahkan kaki yang ia gunakan untuk menopang tubuhnya juga bagai kehilangan tulangnya sehingga ia terjatuh sambil menahan isi perutnya untuk ia muntahkan.
Bruk!
"Ugh…"
Baru saja Yue hendak berkomentar dikala ia tidak merasakan sakit namun karena Mo Yuzhi telah menangkapnya hingga Yue pun terjatuh dalam tangkapan tangan dan tubuhnya Mo Yuzhi yang masih setia dengan penyamarannya, sehingga Yue hanya bisa terdiam terkejut sebelum akhirnya ia kembali bangkit dengan sedikit terhuyung untuk menjauhi Mo Yuzhi.
"Ah, tuan te-terimakasih telah menolongku!" ucap Yue dengan spontan.
"Apa kau baik-baik saja?, kurasa… wajahmu sedikit pucat?" gumam Mo Yuzhi dengan sengaja pada Yue.
"Eh. Ti-tidak, aku baik-baik saja" ucap Yue yang merasa sedikit risih sehingga ia harus berjalan mundur perlahan-lahan untuk menjauhi Mo Yuzhi, "maaf, aku harus pergi. Permisi tuan, dan terimakasih atas pertolonganmu sebelumnya" ucap Yue lalu ia mengambil Langkah cepat untuk segera keluar dari penginapan itu dengan hati-hati melewati kerumunan para iblis yang tengah melihat apa yang tengah terjadi.
Mo Yuzhi tersenyum, entah sejak kapan ia menjadi menyukai raut wajah Yue yang panik ketakutan sehingga ia ingin terus menggodanya agar dapat melihat wajah Yue yang seperti itu.
Setelah Yue keluar, Mo Yuzhi pun mengikuti Yue kaluar juga dan mengekor di belakangnya dengan menghilangkan hawa keberadaannya sehingga Yue tidak akan menyadari jika dirinya tengah diikuti oleh Mo Yuzhi.
Sementara Yue terus berjalan menggunakan jalur yang biasa ia gunakan sampai dirinya mencapai gerbang masuk dan keluar dari kota Chang'an dengan cepat-cepat untuk kembali ke rumah gubuknya di dalam gunung.
Sampai dimana ia melewati sebuah gua yang ia tunjukan pada Mo Yuzhi dalam keadaan mabuk dan terkejut saat melihat gua itu yang memiliki batu penutup yang berbeda karena penghalangnya telah diganti oleh Mo Yuzhi yang masih menyelidiki gua di dalam, terutama kabut yang membahayakan manusia dan iblis secara bersamaan itu.
Yue berjalan mendekati gua itu untuk melihat apakah penglihatannya salah, namun apa yang ia lihat ternyata benar, bahkan artefak bulu phoenik es disana sudah tidak ada.
"Apa yang terjadi dengan gua ini?, kemana artefak itu?!" gumam Yue dengan terkejut. Ia berjalan semakin mendekati batu yang memiliki segel iblis yang berbentuk lingkaran dengan lubang di tengahnya seperti sebuah cincin berwarna merah dan di tengah lubang itu terdapat ukiran dua bulan sabit yang menyatu, lalu di pinggir lingaran terdapat semacam sudut-sudut yang mengelilinginya dab berputar seperti sebuah roda mekanik yang tajam.
Dan siapapun yang telah melihat segel itu tentu tau jika itu merupakan sebuah segel iblis milik sang raja iblis Mo Yuzhi dan sebagai tanda jika apapun yang telah diberi segel itu telah berada dalam pengawasan sang raja langsung yang berarti tidak boleh ada yang menyentuhnya tanpa seizin sang raja.
Mo Yuzhi pun hanya memperhatikan apa yang aka Yue lakukan terhadap jalan yang sering digunakan oleh para pembawa lentera itu dan ia pun kembali dikejutkan dengan Yue yang dengan beraninya menyentuh segel artefak iblis itu sehingga batu yang menutup jalan terbelah membuka jalan dan Yue pun memasuki gua.
Karena mengetahui tentang kabut berbahaya itu dengan spontan Mo Yuzhi menjadi cukup perhatian dengan menghampiri Yue agar ia tidak memasuki gua walau Mo Yuzhi sendiri penasaran apa yang ingin Yue lakukan di dalam gua berbahay itu yang entah bagaimana caranya ppara pembawa lentera dapat melewatinya padahal membahayakan nyawa mereka.
"Oh, kita bertemu lagi" ucap Mo Yuzhi yang masih dalam wujud penyamarannya yang entah sampai kapan ia gunakan.
Yue pun terkejut bukan main, bahkan ia tidak dapat berkata-kata dan akhirnya Mo Yuzhi lah yang mengambil inisiatif untuk berbicara lebih banyak pada Yue yang kini memiliki wajah yang panik juga ketakutan yang lebih dari sebelumnya karena bagaimana pun ia telah membuka segel milik Mo Yuzhi di batu.
Mo Yuzhi berjalan mendekati Yue yang masih berada selangkah di luar dari mulut gua dan berpura-pura tidak mengetahui apapun tentang gua itu, "gua apa ini?" ucap Mo Yuzhi yang bertanya tanpa meminta jawaban pada Yue.
"Oh, bukankah ini segel Yang Mulia Mo?" ucap Mo Yuzhi lagi dengan sengaja sehingga detak jantung Yue semakin cepat dan mungkin menjadi berhenti berdetak saat Mo Yuzhi menatap Yue dengan tatapan penuh pertanyaan meminta penjelasan.
Keringat dingin mengalir di pelipis Yue, ia memutar otaknya untuk mencari alasan yang bagus karena bagaimanapun ia saat ini sedang berbicara dengan seorang iblis asli walau ia tidak mengetahui tentang iblis asing itu.
Namun belum sempat Yue mengatakan sepatah kata pun, Mo Yuzhi sudah kembali berbicara dengan sedikit mengancam Yue.
Mo Yuzhi berjalan kembali membelakangi Yue, "aku tidak tau apa yang ada disini dan siapa kau, tapi nampaknya kau bukanlah orang yang memiliki izin untuk menyentuh segel Yang Mulia Mo… aku penasaran, hukuman seperti apa yang akan diberikan Yang Mulia jika ia mengetahui ada iblis yang berani menyentuh bahkan membuka segelnya. Ditambah, kau sepertinya bukanlah iblis yang dekat dengan Yang Mulia dan tidak mmiliki pangkat apapun-"
Yue segera berlbalik berlutut, "tolong. Aku akanlakukan apapun untukmu, tapi jangan beritahukan hal ini pada Yang Mulia!. Kumohon!. Aku… aku-"
"Baiklah"
"Eh?" Yue hanya ber'eh' ria dengan bingung karena bagaimana pun itu terlalu mudah untuk membujuk seorang iblis kecuali iblis itu sejak awal memang memiliki rencana pada Yue dan ia sengaja berkata untuk memancing Yue.
"Aku bilang baiklah. Aku tidak akan mengadukan hal ini, tapi kau harus memenuhi syaratku"
"Sya-syarat?. A-apa itu?"
Mo Yuzhi tersenyum, "tidak sulit. Syaratnya kau hanya perlu menjawab setiap appaun yang kutanyakan padamu dan… aku akan menyimpan syarat lainnya"
"Apa?"
"Kenapa?. Kau lebih memilih aku mengadukan hal ini?"
"Ti-tidak, bukan. Jangan lakukan itu. Ugh, baiklah aku akan memenuhi syaratmu!. Katakana hal apa yang ingin kau tanyakan padaku?, aku bukanlah orang… iblis yang memiliki banyak pengetahuan jadi jangan berharap banyak" jelas Yue yang bahkan ia baru bisa membaca dan menulis dengan terbatas.
Mo Yuzhi kembali tersenyum, entah perasaan apa yang merasukinya, dirinya yang berbicara dengan keadaan sedikit mengancam ternyata telah membuatnya bahagia dan menyenangkan. Jadi Mo Yuzhi kembali kembali bicara dengan sedikit menekan Yue.
"Pertanyaan pertama…" Mo Yuzhi nampak memperhatikan Yue dari atas sampai bawah dan berfikir jika ia telah memilihkan baju yang cocok untuk Yue, namun sangat disayangkan karena Yue kini dalam wujud penyamarannya.
"Tusuk rambutmu terlihat unik, darimana kau mendapatkannya?, apa aku bisa melihatnya sebentar?" tanya Mo Yuzhi.
Seketika jantung Yue yang sudah normal kembali mendadak berhenti, ia berjalan mundur sedikit demi sedikit untuk menjauh, wajahnya pun cukup pucat. Jika dirinya yang seorang manusia terlihat, ia tidak tau lagi apakah bisa menemukan jati dirinya atau tidak dan sampai akhir ia tidak akan pernah tau siapa Xiao Bai yang sudah menjaganya.
"I-ini. Aku.. aku tidak bisa meminjamkannya" ucap Yue dengan takut-takut.
Mendengar ucapan itu, Mo Yuzhi pun menatap Yue dengan tajam hingga membuat Yue benar-benar ketakutan, ia takut penyamarannya akan terbongkar, ia takut pada iblis yang tengah menatapnya dengan tatapan yang seolah ingin mencabik-cabik dirinya lal memakan organ-organnya.
"Oh… kenapa aku tidak bisa meminjamnya?, padahal aku hanya ingin melihatnya sebentar" gumam Mo Yuzhi yang terus berjalan memojokan Yue dengan perasaan bahagia karena ia dapat melihat wajah ketakutan Yue.