Bagai musim semi yang telah mendarat di tanah tandus, ucapan yang keluar dari mulut Yue bagai sari bunga manis dengan aromanya yang harum memikat.
Mo Yuzhi membalik tubuhnya sehingga membelakangi Yue dan berjalan, "kalau begitu mari keluar dari labirin ini… kurasa aku sudah mengingat jalannya kembali" ucap Mo Yuzhi.
Yue tentu hanya berjalan mengekor di belakang tubuh iblis tinggi itu, dan untuk beberapa kali Yue menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat mawar hitam yang ada disana dan berfikir jika yang tadi itu nampaknya bukanlah sebuah artefak karena ia tidak merasakan apapun saat didekatnya. Selama dalam pengalamannya dalam mencuri artefak, Yue selalu dapat merasakan sesuatu saat berdekatan dengan suatu benda yang memang sebuah artefak seperti kulitnya yang terasa seperti di aliri aliran listrik kecil ataupun rasa sakit seperti terkena sengatan serangga.
"Mungkin hanya bunga biasa" batin Yue yang kembali focus berjalan namun ia justru menabrak Mo Yuzhi yang telah berhenti secara tiba-tiba tepat saat Yue menolehkan kembali pandangannya kedepan.
Bruk!
"Ah!" ringis Yue, dan saat mengingat siapa yang ia tabrak Yue segera membungkuk meminta maaf, "Yang Mulia, maafkan saya!"
Mo Yuzhi pun membalikan tubuhnya yang membuat Yue seketika membeku, namun setelah itu ia hanya dilewati oleh Mo Yuzhi yang kembali berjalan menuju tengah labirin yang belum jauh mereka tinggalkan dalam beberapa Langkah.
Langkah kaki Mo Yuzhi terlihat terburu-buru walau dari gerakannya ia tetap berjalan dengan anggun dan terlihat seperti tengah buru-buru, namun uuntuk Yue yang selama tujuh belas tahun waktunya ia habiskan untuk memperhatikan banyak tingkah laku dan gerak gerik manusia maupun iblis telah membuat matanya menjadi tajam sehingga ia dapat mengetahui jika Mo Yuzhi tengah merasakan sesuatu yang membuatnya harus bergerak cepat.
"Apa yang terjadi?" gumam Yue dan ia pun berjalan sedikit mengendap-endap mengikuti Mo Yuzhi.
Saat melihat apa yang dilihat Mo Yuzhi, seketika Yue terkejut. Ia tidak tau apa yang terjadi namun satu hal yang ia lihat adalah bunga mawar berwarna hitam disana kelopaknya telah berguguran perlahan-lahan.
Mo Yuzhi hanya memandang bingung bunga mawar hitam miliknya yang kelopaknya satu-persatu tersapu oleh angin seolah menjadi tanda jika dirinya benar-benar harus menghapus Yu Xia dari ingatan dan perasaannya.
Tak hanya mawar hitam disana, namun mawar putih yang mengelilinginya juga ikut layu dan berguguran.
"Apa yang terjadi?, kenapa mawarnya gugur?" tanya Yue dalam hatinya, lantas ia juga melihat Mo Yuzhi yang terlihat sedih, sorot matanya terlihat Lelah dan ia mengambil kelopak yang berjatuhan secara perlahan dan karena Gerakan hatinya, bahkan Yue ikut turun membantu mengambil kelopak-kelopak mawar itu yang saat dirinya menyentuhnya barulah ia merasakan sebuah sengatan mengalir seperti saat dirinya memegang sebuah artefak, hanya saja kali ini rasa sengatan itu lembut dan lemah.
Yue cukup terkejut saat merasakan sengatan itu, namun ia hanya bisa mengambil kelopak-kelopak itu dan memberikannya kepada Mo Yuzhi tanpa bisa memastikan kebenarannya apakah mawar hitam yang telah gugur itu adalah artefak yang Xiao Bai maksud atau bukan. Tapi, meskipun itu adalah artefak yang dimaksud maka artefak itu tidak akan dapat lagi berguna karena bahkan mawar itu telah gugur seperti waktunya telah selesai.
Disisi lain Mo Yuzhi juga cukup terkejut karena Yue membantunya mengambilkan kelopak yang berjatuhan.
"Kau tau, setiap artefak memiliki sejarahnya masing-masing?" ucap Mo Yuzhi setelah ia mendapatkan semua kelopak yang gugur.
"Artefak?" tanya Yue lagi dan ia pun merasa semakin yakin jika artefak yang dimaksud Xiao Bai benar-benar mawar hitam yang telah gugur itu.
Mo Yuzhi terdiam tak menanggapi seperti ia tenggelam dalam sejarah kisah artefak yang tengah ia genggam itu sehingga ia tidak merespon Yue. Pandangan matanya nampak kosong sesaat sebelum akhirnya ia menegakan kembali wajahnya untuk menatap Yue sesaat juga lalu dengan cepat Mo Yuzhi langsung membuat kelopak-kelopak itu menjadi abu yang ia biarkan tersapu Bersama angin.
Perasaan Yue bergetar. Ia tidak mengerti. Yue benar-benar tidak mengerti dengan iblis didepannya itu yang membuat perasaannya menjadi ikut sedih namun juga bercampur dengan perasaan lain. Kemarahan, penyesalan, hingga akhirnya keputusasaan yang mengakhiri semuanya. Berharap abu yang pergi akan mendarat di sebuah tanah tandus lain dan kembali tumbuh menjadi bunga-bunga yang indah.
Mo Yuzhi kemudian bersikap seperti biasa lagi, bahkan ia memberikan senyuman 'ramah' pada Yue yang kini telah Yue pahami sebagai senyuman palsu sang raja iblis yang sebenarnya sudah berhenti tersenyum sejak ia terluka dalam di hatinya.
Yue membuka mulutnya hendak mengatakan sesuatu secara refleks namun ia juga tau ia tidak boleh berkata sembarangan, jadi ia tidak mengatakan sepatah kata pun dan membiarkan Mo Yuzhi yang berbicara padanya.
"Semua sejarah memiliki akhir, setiap yang tumbuh suatu hari akan layu…" gumam Mo Yuzhi yang ia sendiri juga sebenarnya tidak tau ingin berkata apa, namun sikapnya yang sudah terbiasa berbohong untuk menutupi perasaan aslinya telah membuatnya dapat mengeluarkan beberapa kata yang bahkan tidak ia mengerti saat itu apa yang sedang ia katakana.
Setelah berhenti dan tidak tau lagi ingin berkata apa, Mo Yuzhi kembali mengajak Yue untuk keluar dari taman labirin itu dan membiarkan Yue untuk keluar dari istana untuk kembali mengerjakan apa yang biasa ia kerjakan.
Perpisahan keduanya cukup mengganjal hati Yue, ia tidak nyaman dengan Mo Yuzhi yang bersikap aneh padanya. Bahkan Yue bertanya pada hati terdalamnya apakah Mo Yuzhi benar-benar iblis yang sangat kejam?.
Yue mengalihkan fikirannya kepada artefak bunga mawar yang dimaksud oleh Xiao Bai dimana dalam pesannya mengatakan jika dirinya harus mengambil artefak itu agar mendapatkan petunjuk lainnya tentang siapa Yue dan Xiao Bai yang telah menjaganya selama ini. Namun artefak itu bahkan telah layu dan dijadikan abu oleh Mo Yuzhi.
"Bagaimana caranya aku mengetahui petunjuk lainnya jika barang yang merupakan pintu dari segala petunjuk sudah menghilang?, kemana lagi aku harus melangkah?, pintu mana yang harus kubuka sedangkan aku tidak memiliki kunci pintu manapun…" batin Yue yang memutuskan menginap di salah satu penginapan di Chang'an yang biasa ia sewa untuk waktu semalaman.
Setelah memasuki kamar yang ia sewa dari uang yang masih tersisa dan bahkan ia juga mendapatkan sekantung lagi dari Mo Yuzhi sebagai hadiah untuknya. Yue segera membuka ikat yang menutupi dahinya dan juga menyibak poninya yang Panjang untuk ia gunakan menutupi tanda lahir di dahinya yang sebenarnya sangat tipis namun Xiao Bai mengatakan untuk dirinya merahasiakan itu jadi ia menambahkan hal lainnya untuk menutupi tanda lahirnya yang bahkan tidak dilihat oleh Mo Yuzhi malam itu.
Mencuci wajahnya dan mengelap beberapa bagian tubuhnya yang terlihat memiliki memar yang sudah sedikit menipis membuat lalu Yue membaringkan tubuhnya untuk tidur sebentar walau masih siang karena ia merasa banyak yang terkuras darinya setelah ia Bersama dengan Mo Yuzhi terutama fikirannya yang terus ia gunakan.
Yue tidak memikirkan bekas-bekas memar di tubuhnya namun ia lebih memikirkan tanda lahir di dahinya. Ia mempertanyakan siapa dirinya sebenarnya?, kenapa pemimpin daratan mengusirnya pergi karena tanda lahir itu dan membiarkan dirinya hidup tanpa perlindungan di dunia yang sudah di kuasai oleh iblis, jikas aja Xiao Bai tidak Bersama dengannya dan menjaganya mungkin dirinya sudah menjadi abu di tangan para iblis yang suka membakar para manusia untuk mereka jadikan tontonan hiburan.
Yue kembali tenggelam dalam masa kecilnya yang masih ia ingat.
Tidak ada yang tau siapa orang tua Yue karena ia adalah bayi yang sepertinya bahkan dibuang oleh orang tuanya dan diletakan didepan rumah seorang nenek-nenek yang tidak pernah memiliki anak seumur hidupnya sehingga kedatangan Yue begitu ia sambut bagai mendapatkan bulan jatuh yang membuat sang nenek begitu bahagia.
Masa kecil Yue dihabiskan Bersama dengan seorang nenek yang hangat padanya, sampai dimana umur Yue memasuki umur tujuh tahun dan ia kehilangan kehangatan sang nenek yang meninggal di musim dingin, bahkan saat itu Yue harus bertahan hidup sendiri dikala pasukan iblis telah mencapai daratan musim semi yang pertahanannya berhasil dijebol.
Saat itu Yue tidak tau apa yang terjadi, ia hanya tau ia harus melindungi dirinya sendiri dan seekor kelinci kecil yang ia temui di jalan yang ternyata itu adalah seekor kelinci iblis yang belum mencapai umur iblisnya sehingga ia masih terlihat seperti kelinci biasa, dan saat telah mencapai umur iblisnya kelinci itu tidak dapat dilihat oleh manusia biasa kecuali Yue saat itu. Dan kelinci itu adalah Xiao Bai yang kemudian menjadi satu-satunya teman hingga keluarganya.
Setelah banyak manusia yang dibawa oleh para iblis daratan tempat Yue ditinggalkan begitu saja tanpa peduli ada yang masih hidup atau tidak karena tujuan para iblis yang sepertinya sudah tercapai di daratan musim semi itu.
Dua tahun berlalu dan daratan sudah kembali pulih dengan memperkuat pertahanan mereka dari artefak yang akhirnya berhasil digunakan oleh beberapa anak muda yang sepertinya memiliki kekuatan khusus.
Sejak saat itu pula berdiri sebuah tempat untuk meneliti tentang para anak yang dapat memggunakan artefak dan Yue termasuk anak yang masuk untuk diperiksa. Hingga suatu hari Yue menyentuh sebuah artefak dan menghancurkannya sehingga untuk beberapa hari Yue dikurung sebelum akhirnya ketua daratan membuat Yue harus pergi dari daratan dengan alasan tanda lahirnya yang membuat Yue menjadi aneh sendiri denga napa yang terjadi padanya.
Bruk!
Bruk!
Yue membuka matanya bersamaan dengan suara berisik yang datang dari luar yang tidak begitu ia hiraukan karena ia mengira seperti biasa para iblis yang mabuk tak kenal waktu dan pergi mengacau ke beberapa tempat.
"Saat itu, kenapa artefak itu hancur saat aku berusaha menyentuhnya?" ucap Yue yang baru ingat dimana kejadian tentang hari ini di taman labirin pun membuat Yue menghubungkannya dengan ingatannya itu.
Benar, saat itu Yue sesbenarnya belum menyentuh artefak itu. Sama seperti mawar hitam yang belum sempat ia sentuh dan keduanya berakhir hancur sebelum Yue sentuh, namun lagi-lagi Yue tidak mengerti dan hanya bisa bertanya-tanya kenapa kedua artefak itu hancur saat ia berusaha menyentuhnya?.