Chereads / Legend of White Demon Lord and the Black Rose / Chapter 5 - 5. Rahasia sang mawar

Chapter 5 - 5. Rahasia sang mawar

Siapa yang akan mengira jika rahasia Yue sebagai seorang wanita dan juga manusia dengan mudahnya terbuka hanya dalam waktu semalam oleh sang raja iblis sendiri.

"Xiao Bai!"

Bruk!

Yue yang dengan spontan membuka matanya dan langsung bangun dari tidurnya segera kembali terjatuh di atas kasurnya dengan kepalanya yang seperti tengah diputar-putar bahkan seluruh tubuhnya terasa sakit.

"Pusing sekali. Apa yang terjadi padaku?" gumam Yue yang memilih membaringkan tubuhnya sambil mengingat-ingat apa yang sudah ia lalui.

"Tunggu dulu… dimana aku?!" Yue kembali bangkit untuk bangun dari atas Kasur ditengah kegiatan mengingatnya karena ia baru saja sadar saat ia membuka mata beberapa menit lalu ia telah melihat sebuah atap yang bagus bukan seperti atap kayu Jerami rumahnya di dalam gunung.

Bruk!

"Aw!"

Kedua kaki Yue bergetar saat ia bangkit untuk berdiri dan berakhir kembali terjatuh di lantai dengan bingung karena area antara kedua kakinya terasa sakit dan ia tidak ingat denga napa yang dilakukan Mo Yuzhi padanya semalaman.

Tok.. tok…

"Tuan Hua apakah anda sudah bangun?" ucap seseorang dibalik pintu yang berarna keemas an di depan Yue yang berjarak beberapa Langkah darinya.

Yue sadar jika dirinya bukanlah berada di rumahnya dan segera menyadari juga saat ia minum Bersama dengan Mo Yuzhi kemudian ia pasti mabuk dan berakhir dengan teriakan dalam hatinya yang terkejut tak percaya.

"Apakah aku berada di istana?!"

"Tuan Hua?"

"Ah, ya. Aku sudah bangun" jawab Yue dengan segera.

"Yang Mulia Mo mengatakan jika anda bisa memakai pakaian yang sudah beliau sediakan untuk anda, dan jika berkenan Yang Mulia menunggu anda untuk sarapan Bersama dengannya. Apakah anda berkenan?"

"Ah, ya-ya!. Aku berkenan!"

"Baiklah, saya akan menunggu anda selesai lalu mengantar anda kepada Yang Mulia"

Suara itupun menghilang sementara Yue masih dalam proses mengingat tentang apa saja yang terjadi padanya setelah mabuk hingga ia mengingat tentang tusuk rambutnya karena rambutnya yang terlihat berantakan.

Yue segera bercermin dengan cermin besar yang ada di dalam ruang kamar tamu disana yang tanpa sepengetahuan Yue jika kamar yang ia gunakan untuk tidur adalah dua sebenarnya, yang satu kamar yang sudah berantakan dan kedua adalah kamar bagus yang sangat tidak cocok dikatakan sebagai kamar tamu sebenarnya.

Yue menghela nafas lega setelah melihat jika tusuk rambutnya masih berada di tempatnya walau rambut dan pakaiannya agak menjadi berantakan, namun Yue tak mempersalahkan itu karena ia sendiri tau ia adalah seseorang yang tidur dengan berantakan, bahkan Xiao Bai selalu terbangun karena sering tertendang atau tertindih tubuh Yue yang sangat urakan dalam tidurnya.

"Eh, ada apa dengan leherku?. Kenapa seperti banyak bekas memar aneh seperti ini?. Bahkan… bagian bawahku terasa sakit" gumam Yue sebelum akhirnya ia berfikir macam-macam. Tapi fikiran macam-macamnya yang sudah berkeliling entah kemana segera terhenti jika ia menyadari tentang tusuk rambutnya yang masih terpasang karena itu berarti penyamarannya masih terjaga dan tidak mungkin ada iblis yang menyentuhnya, atau jika ada iblis yang melihatnya sebagai seorang manusia pagi ini ia pasti sudah terbangun untuk bertemu Xiao Bai di langit.

"Um, tidak mungkin. Bahkan Mo Yuzhi membenci manusia terlebih perempuan, dia pasti akan langsung membunuhku saat mengetahui siapa aku" gumam Yue yang telah selesai berpakaian. Pakaian pria yang sangat bagus berwarna giok langit membalut tubuhnya dengan sempurna sehingga penyamarannya seperti semakin sempurna sekarang.

"Bahkan Mo Yuzhi memberikanku baju pria… baiklah kita lanjutkan saja tujuan kita Yue!" ucap Yue di depan cermin setelah ia merapihkan rambutnya yang telah diikat tinggi dengan tusuk rambut yang menghiasinya.

"Hm, baju dan tusuk rambut ini terlihat menjadi serasi?" gumam Yue namun ia lagi-lagi tidak ingin memikirkan hal yang rumit dan langsung berjalan dengan sedikit usaha menuju pintu karena berfikir mungkin kakinya juga telah membentur sesuatu saat ia tertidur.

Perjalanan Yue menuju ruangan tempat Mo Yuzhi berada cukup membuat dirinya kembali berubah fikiran karena di sepanjang jalan Lorong istana ternyata terdapat begitu banyak tanaman hias yang menyegarkan pandangan yang melihatnya.

Bagai dapat membaca fikiran Yue, pelayan yang mengantar Yue pun menjelaskan kepada Yue jika semua tanaman ini ia tanam sendiri dan jumlahnya ada tiga ratus jenis tanaman dimana dua ratus Sembilan puluh Sembilan adalah jumlah untuk tanaman hias yang Mo Yuzhi tanam dengan asal saat ia melihatnya di berbagai negeri saat ia pergi untuk menaklukan dunia manusia dan satu tanaman adalah sebuah tanaman bunga yang terletak di tengah tengah labirin tanaman yang ia buat sendiri dan hanya dirinya yang dapat mencapai tanaman itu.

"… Namun akhir-akhir ini Yang Mulia nampak sedikit putus asa karena tidak dapat mengingat jalan yang telah ia buat sendiri dan untuk itu anda diminta untuk membuat peta jalan itu dan memetik satu bunga yang ada di tengah labirin setelah selesai sarapan" jelas pelayan itu pada Yue.

"A-aku?"

"Ya, Yang Mulia Mo bilang jika anda memiliki penglihatan yang bagus, jadi pasti dapat menemukan jalannya"

Yue memiringkan kepalanya karena ia merasa pernah mendengar kata-kata yang sama seperti itu di beberapa waktu dekat, namun sayang ingatannya tidak sebagus penglihatannya.

Setelah tertegun dengan tanaman hias, Yue kembali tertegun dengan sosok Mo Yuzhi yang benar bagai campuran iblis dan malaikat. Dengan tenang ia menyeruput minuman di cangkir beningnya dengan para burung kecil yang menemaninya tanpa ada rasa takut sama sekali pada sosok iblis yang dikatakan sangat kejam itu. Bahkan burung-burung itu bagai mempersembahkan sebuah lagu cinta untuk sang iblis yang kesepian dalam cahaya dan kegelapan. Berdiri di antara keduanya tanpa ada yang bisa memberitahu dirinya kemana ia harus melangkah.

"Selamat pagi Yang Mulia"

"Oh kau sudah bangun, selamat pagi. Apa tidurmu nyanyak?" tanya Mo Yuzhi dengan ramah seperti biasa, yaitu sebuah keramahan yang biasa ia tunjukan kepada para rakyat dan iblis lainnya jika suasana hatinya dalam keadaan baik ataupun tidak.

"Maaf menyulitkan anda Yang Mulia, kebaikan anda membuat saya mimpi indah malam ini" ucap Yue yang tetap harus bersikap dalam penyamarannya.

Mo Yuzhi terlihat menahan tawanya jika berfikir apa yang dimaksud mimpi indah adalah kegiatan mereka semalam karena dirinya telah menjadi bodoh dan hampir saja membuat seorang manusia mengandung anaknya walaupun kemungkinannya sangat kecil karena tubuh manusia dan iblis jelas berbeda dan manusia harus meminum pil obat tertentu untuk bisa mengandung anak iblis yang membuat manusia itu sendiri menjadi lemah jika tidak meminum pil itu sebelum berhubungan.

"Baguslah jika kau mimpi indah, duduklah dan makan sarapanmu" ucap Mo Yuzhi mempersilahkan Yue untuk duduk dan terus memperhatikannya selama Yue makan. Wajah cantik Yue semalam masih melekat dalam ingatan Mo Yuzhi terutama karena wajahnya begitu mirip dengan Yu Xia sehingga suasana hatinya pagi ini menjadi baik seperti rasa rindu dan bencinya telah terobati setelah pelampiasan semalam yang tidak cukup sebenarnya, namun Mo Yuzhi menahan hasratnya karena masih memiliki banyak rencana sehingga ia membiarkan Yue tidak mengetahui bahwa dirinya sudah diketahui identitasnya oleh Mo Yuzhi.

"Hua, apakah bajunya pas?" tanya Mo Yuzhi yang hendak mengarahkan banyak pertanyaan lainnya setelah itu.

Yue yang tak sadar diperhatikan karena sibuk memakan makanan lezat yang tidak pernah ia makan cukup terkejut saat Mo Yuzhi tiba-tiba bertanya padanya sehingga membuatnya tersedak.

"Uhuk!"

Mo Yuzhi dengan sigap memberikan Yue minum, bahkan ia bangkit dari duduknya untuk mengusap punggung Yue. Nampaknya Mo Yuzhi masih tenggelam dalam perasaan masa lalunya pada Yu Xia sehingga ia hampir ingin memperlakukan Yue seperti dirinya memperlakukan Yu Xia dulu dengan penuh perhatian.

"Kau baik-baik saja?"

"A-aku tidak apa-apa, terimakasih Yang Mulia!" jawab Yue dengan sedikit gelisah.

"Baiklah, makan dengan perlahan. Karena kau tamuku, kau bisa makan sepuasnya"

"Te-terimakasih" jawab Yue dengan mengecilkan volume suaranya karena perasaan malunya dimana ia lupa jika saat ini ia tengah Bersama raja iblis yang elegan sedangkan dirinya terkesan liar.

"Apa aku bisa bertanya padamu atau aku harus menunggumu selesai makan?"

"Si-silahkan bertanya, tidak perlu menunggu saya, Yang Mulia…"

Mo Yuzhi tersenyum kembali karena menurutnya Wanita yang tengah menyamar didepannya sepertinya memiliki banyak hal unik yang bisa mengalihkan kebosanannya. Keinginan Mo Yuzhi untuk bermain-main dengan Yue pun semakin meningkat. Ia ingin melakukan banyak hal dengan Yue untuk menghabiskan waktu senggangnya karena kini di dunia yang telah dalam kekuasaannya ia menjadi bosan. Bahkan peperangan tidak ada sehingga fikiran-fikiran tentang masa lalu menjadi semakin meningkat timbul ke permukaan.

"Baiklah langsung saja, kurasa pelayanku sudah menjelaskannya padamu. Apa kau mau melakukannya?"

"Apa maksud anda memetik bunga di tengah labirin?"

"Hm, kau hanya perlu mengambil bunga itu"

"Jika itu permintaan anda, saya akan melakukannya Yang Mulia"

"Tidak, aku tidak ingin itu mejadi permintaanku tapi aku membutuhkan persetujuanmu. Apa kau ingin memetiknya atau tidak?"

Yue sedikit biingung namun ia hanya menjawab dengan setuju karena ia tidak tau apa yang akan terjadi padanya jika ia menolak permintaan sang raja iblis yang terlihat misterius sifatnya itu. Meski terlihat baik di depannya, bagaimanapun Mo Yuzhi adalah iblis yang pernah membantai hampir Sembilan puluh persen manusia tanpa pandang bulu dan perasaan hanya karena dirinya dikhianati seorang Wanita.

Taman yang luasnya seperti dua ladang di pegunungan yang disatukan membuat Yue kagum, tapi ia harus fokus dengan permintaan aneh Mo Yuzhi saat itu untuk menggambar peta dan mengambil bunga di tengah taman labirin yang ia buat sendiri.

"Bagaimana bisa ia melupakan jalan yang ia buat sendiri?, apa dia sedang mengujiku untuk sesuatu?" fikir Yue.

"Ini. Jika kau tidak dapat menemukan jalan, prajuritku akan datang padamu untuk menolong" jelas Mo Yuzhi memberikan sebuah plat yang ia pasangkan sendiri di ikat pinggang Yue.

"Prajurit?, lalu itu berarti prajuritnya mengetahui jalan dalam labirin?, bukankah dia bisa meminta hal aneh ini pada prajuritnya?" fikir Yue yang akhirnya sadar setelah ia berjalan masuk beberapa langkah ke dalam labairin dan melihat kebelakang sebentar jika Mo Yuzhi tersenyum tidak ramah.

"Apakah aku benar-benar sedang dipermainkan olehnya?!" batin Yue yang merinding saat melihat senyuman Mo Yuzhi yang nampak 'bahagia' saat Yue menoleh ke belakang untuk melihatnya.