Kedua mata Yue mulai serius mengamati sosok iblis tampan dan anggun itu yang bersikap sangat tenang yang lagi-lagi diluar ekspetasi Yue karena ia mengira jika sang raja iblis Mo adalah iblis yang memiliki watak yang menggebu-gebu dan membara jika berkata-kata, namun yang Yue dengar justru suara lembut yang bagai aliran sungai yangtze yang mengalir dengan tenang melewati hati para rakyatnya yang menghormati, dan mengagumi sosok raja mereka.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa sang raja iblis Mo begitu membenci manusia terutama manusia yang berjenis kelamin perempuan karena ia memiliki luka yang digoreskan di hatinya yang bahkan luka tersebut telah berubah menjadi dendam.
Mo Yuzhi telah mengumumkan beberapa ratus tahun lalu kepada seluruh iblis dan manusia jika ia akan meratakan daratan manusia dan memusnahkan seluruh manusia perempuan, sedangkan manusia berjenis kelamin laki-laki akan ia sisakan beberapa untuk dijadikan budak para iblis yang bebas memilih mereka.
"… di hari kelahiranku, aku akan mengatakan jika aku akan kembali membawa para 'bunga bangkai' itu, dan siapapun yang dapat menemukan para bunga bangkai yang tersisa dalam tanah akan kuberikan hadiah dan juga kehormatan …"
Pidato itu lumayan Panjang, namun para iblis tentu sangat antusias mendengarkan setiap kata yang keluar dari bibir kaca Mo Yuzhi yang begitu tipis jernih dan tajam yang memantulkan pribadinya yang begitu berada disisi para iblis.
Tentu saja kali ini tidak akan ada yang berani mengungkit kisah masa lalu raja mereka yang pernah memberikan perhatian pada manusia yang membuat para iblis diam-diam dimanfaatkan oleh para manusia akibat raja mereka yang jatuh cinta pada seorang Wanita manusia, tapi setelah semua pengkhianatan itu kejayaan para iblis telah naik dua kali lipat sehingga dapat menginjak-injak manusia.
Sorakan-sorakan gembira bergema mengisi udara Chang'an dengan pemberitahuan pemburuan 'bunga bangkai' oleh Mo Yuzhi sebelum akhirnya semua iblis berpesta dengan begitu meriah.
"Jahat sekali menyebut kami dengan sebutan bunga bangkai, kau fikir kau bunga mawar yang indah?!" dumal Yue yang kesal setelah mengetahui jika sebutan bunga bangkai itu dipakai oleh Mo Yuzhi untuk menyebut manusia perempuan yang baginya adalah sebuah kebusukan.
"Oh, apa kau memiliki mawar untukku?" ucap seseorang yang tiba di depan Yue yang tengah berjalan.
Langkah kaki Yue yang semula ingin pergi ke suatu tempat terhenti setelah ia merasakan sebuah aura berat yang datang padanya, terlebih suara yang bertanya padanya membuat Yue bahkan bagai kehilangan suaranya untuk menjawab pertanyaan itu begitu ia melihat siapa yang tengah berbicara padanya tiba-tiba seperti itu.
Mata merah semerah warna bunga mawar itu kini terlihat begitu jelas di pantulan mata Yue yang berwarna biru terang seperti air laut.
"Ya-Yang Mulia Mo!"
Yue akhirnya bisa bersuara dengan sedikit bergetar dan terkejut sehingga ia harus tiba-tiba berlutut namun kedua tangan lembut dan kekar Mo Yuzhi menahannya untuk tetap berdiri menatap kedua matanya.
"Kenapa kau ingin berlutut?, kukira kau ingin memberikan hadiah bunga padaku…" ucap Mo Yuzhi
Untuk beberapa saat Yue bingung dan baru ingat jika dirinya tengah dalam penyamaran yang sempurna sejak Xiao Bai memakaikan tusuk rambut berwarna putih di ikat rambutnya yang bahkan mata seorang Mo Yuzhi juga tidak akan dapat melihat siapa Yue yang sebenarnya. Dalam pandangan semua mata iblis, Yue kini juga hanyalah iblis seperti mereka yang tidak diketahui berasal darimana, namun tidak akan ada yang memperdulikan hal itu..
"Ma-maaf Yang Mulia, aku… aku benar-benar berniat memberikan bunga mawar padamu, tapi aku sungguh menyayangkannya karena keindahan semua bunga telah di ambil olehmu, jadi…" Yue memuji dengan sedikit rasa takut karena ia sadar jika tadi ia tengah mendumal.
"Oh…. Sungguh kata-kata yang bagus" Mo Yuzhi menggenggam tangan Yue, dan kembali berkata-kata, "seandainya kau Wanita aku pasti akan sangat senang mendengarnya, tak pernah ada Wanita iblis yang memiliki kata-kata semanis madu seperti itu. Tapi tidak apa, akan kujadikan kata-katamu hadiah untukku hari ini"
"Te-terimakasih Yang Mulia…"
"Ikutlah denganku, kita bisa minum bersama untuk menghabiskan malam hari ini dan aku memilihmu untuk menemaniku kali ini" ucap Mo Yuzhi yang sukses membuat jantung Yue hampir berhenti berdetak, namun ia kembali berfikir positif.
"Bukankah ini kesempatan bagus?, ayo kita lakukan Yue!" batin Yue menyemangati dirinya.
"Suatu kehormatan dapat duduk Bersama anda Yang Mulia…" ucap Yue.
Setelah berjalan beberapa Langkah, kini keduanya telah sampai di sebuah kedai besar yang terlihat sangat mewah bahkan hiasan-hiasan disana sangat meriah melebihi kedai-kedai lainnya, dan yang jelas kedai mewah itu pasti dibangun dan diperuntukan khusus untuk para iblis sekelas bangsawan, dan semua bangsawan tau jika tempat paling atas adalah tempat yang dibuat khusus untuk Mo Yuzhi karena raja mereka sangat suka menikmati minum dan makanan di kedai itu yang memiliki pemandangan panorama yang indah setiap tahun.
"Yang Mulia, selamat datang!" sambut pemilik kedai iblis itu dengan wajah yang sangat sumringah dan langsung mempersilahkan Mo Yuzhi untuk naik ke lantai atas dan memberikan begitu banyak jamuan yang biasa dipesan sehingga pemilik kedai itu tentu sudah hafal apa saja yang harus ia jamukan pada sang raja.
Setelah Mo Yuzhi duduk dengan mengambil tempat duduk di pojok yang menghadap keluar sehingga ia dapat melihat seluruh kegiatan para warganya dari sana, ia juga mempersilahkan Yue duduk berhadapan dengannya.
Sementara Yue kembali dibuat kagum dengan tempat khusus di lantai paling atas kedai yang ia datangi karena beberapa hiasan ornamennya sangat berbeda dengan hiasan ornament di lantai bawah yang cenderung ramai oleh banyak cahaya lampion, sedangkan di lantai khusus itu justru hanya nampak seperti sebuah gua yang dihias sedikit lampu karena susananya yang sepi dan dingin. Dan di tempat besar seperti itu Mo Yuzhi menikmati waktunya.
Namun satu hal yang membuat Yue bingung, di lantai itu juga tersedia sebuah mimbar kamar kecil dengan Kasur yang nyaman disana.
"Apa itu?. Apa itu sengaja diletakan disana agar iblis ini bisa langsung tidur dengan nyaman jika dirinya mabuk?" batin Yue.
"Jadi siapa namamu?"
"Ah… nama saya Hua!" jawab Yue yang terkejut.
"Hua?, apa nama keluargamu?"
Deg!
Yue seketika terdiam karena ia tidak pernah berfikir untuk membuat nama keluarga samarannya karena bahkan ia tidak tau siapa orang tuanya dan satu-satunya keluarganya hanyalah Xiao Bai yang sudah tidak ada.
"Jika kau tidak ingin menjawabnya tidak apa, aku hanya ingin menikmati waktu Bersama kita. Apa kau ingin memesan sesuatu selain yang ada di meja ini?" tanya Mo Yuzhi yanag nampaknya terlalu malas mengurusi hal yang tidak penting baginya.
"Tidak, Yang Mulia. Ini sudah cukup"
"Baiklah. Ayo bersulang"
Ting!
Setelah tegukan yang ketiga, Yue mulai merasakan panas di tubuhnya dan kini ia juga tau jika dirinya sama sekali tidak pernah minum atau bahkan ia juga bukanlah orang yang kuat minum sehingga Yue mulai mabuk di depan Mo Yuzhi yang bahkan telah minum lebih banyak namun ia seolah tidak merasakan apapun seperti hanya sedang meminum air putih biasa.
"Kau tidak kuat minum?" tanya Mo Yuzhi
"Apa?. apa kau bicara sesuatu padaku Yang Mulia?!" ucap Yue yang sudh sedikit kacau.
"Tidak, aku hanya bergumam sendiri" ucap Mo Yuzhi yang tidak lagi perlu jawaban dari Yue karena sikap Yue sudah memberitahunya jika dirinya memang sudah cukup mabuk.
"Kau tau, kurasa kau satu-satunya orang yang minum bersamaku dan mabuk duluan sebelum aku…" Mo Yuzhi menghentikan pembicaraannya untuk memperhatikan Yue yang justru masih minum dengan menatap kosong kearah langit malam.
"Seseorang akan cepat mabuk jika dia memiliki masalah, kurasa kau sedang memiliki masalah dan, apa kau ingin menceritakan sedikit masalahmu padaku?, mungkin aku bisa membantumu" ucap Mo Yuzhi lagi yang telah melihat masa lalu saat ia memperhatikan Yue untuk beberapa saat tadi. Ia ingat dirinya yang dulu, saat tengah dilanda rasa kecewa ia memilih menyendiri untuk minum lalu menatap langit malam dengan pandangan kosong.
"Kenapa dia meninggalkanku?" racau Yue yang mengingat Xiao Bai lalu menangis.
Mo Yuzhi hanya terkejut mendengar ucapan Yue yang benar-benar sama persis seperti apa yang ia katakana saat patah hati tiga ratus tahun lalu saat mendapati kekasihnya ternyata lebih memilih kekasih manusianya disaat dirinya sudah mencintai perempuan itu bahkan ia telah menerima hukuman dari ayahnya yang kini sudah tidak ada.
Senyuman samar Mo Yuzhi terlihat sangat lembut dalam balutan cahaya kembang api yang telah dinyalakan. Ia tersenyum mengingat masa lalunya yang seperti orang bodoh karena telah memperjuangkan seseorang yang salah. Ia bodoh karena telah memperjuangkan seseorang yang bahkan tidak memiliki niat untuk Bersama dengan dirinya hanya karena sebuah perbedaan ras di antara mereka.
Guratan luka yang tertinggal di hati Mo Yuzhi seolah kembali dibasahi oleh kesedihan lalu dikeringkan oleh kebencian. Ia sedih juga muak secara bersamaan.
Brak!
Suara meja yang dipukul oleh Yue mengejutkan Mo Yuzhi karena dirinya juga hampir ingin memukul meja karena kesal, namun pukulan itu seolah tengah diwakilkan oleh Yue sehingga ia tidak perlu menanggung rasa sakit di tangannya dan sebagai gantinya rasa sakit dhatinya tidak dapat di alihkan.
"Hua, kau memiliki penglihatan yang bagus bukan?. Bagaimana jika kita ikut berburu bunga bangkai malam ini?, aku yakin kau akan mendapatkan banyak karena bahkan Langkah kaki mereka tidak secepat kucing yang kau tangkap tadi" ucap Mo Yuzhi yang hanya di dengar samar oleh Yue yang tidak sadar jika iblis arogan yang ia temui pertama kali saat ia menangkap kucing iblis adalah Mo Yuzhi yang tengah menyamar.
"Apa?, berburu kelinci?!" ucap Yue karena pendengaran dan fikirannya yang tengah memikirkan Xiao Bai tercampur jadi ia mendengar jika Mo Yuzhi mengajaknya untuk berburu kelinci.
"Hm, ya tidak buruk. Serigala yang berburu kelinci…" seringai Mo Yuzhi yang nampaknya cukup bahagia jika ia mengingat bagaimana ia melampiaskan emosinya saat ini pada para bunga bangkai yang pasti masih tersisa di beberapa tempat.
Tak ada yang tau, jika Mo Yuzhi sengaja meninggalkan beberapa perempuan manusia agar bisa berkembang biak setelah itu ia dapat memburu mereka jika suasana hatinya tengah buruk untuk melampiaskan kekesalannya dari luka yang entah kapan akan sembuh.