Chapter 2 - 2. Warna Cinta

Yue memantau daerah sekitar dan perlahan-lahan turun memasuki gerbang setelah ia bisa berhasil mengalihkan perhatian penjaga dan pergi menyelinap kedalam dengan cepat seperti biasa karena ia tidak ingin banyak iblis mengenali wajahnya, walau dalam samaran sekalipun.

Begitu masuk, Yue dibuat terpesona oleh hiasan di sepanjang jalan yang lebih bagus dari pesta biasanya. Lampu-lampu lentera dengan berbagai motif berjajar menerangi setiap sudut jalan yang membentang lebar menuju pusat kota Chang'an yang megah. Suasana yang sangat ramai pun Yue jadikan kesempatan untuk dirinya dapat melihat-lihat lebih lagi kehidupan para iblis yang bagi Yue sebenarnya kurang lebih mirip dengan kehidupan para manusia hanya saja ada beberapa hal yang membuatnya berbeda.

"Sangat meriah!. Apa karena hari ini hari peringatan kelahiran raja iblis Mo?, tentu saja!. Kenapa aku justru bertanya!" gumam Yue yang terbasa bicara dengan Xiao Bai dan menyadari jika kali ini ia hanya seorang diri disana. Berdiri seperti orang bodoh karena bingung kemana ia dapat menemukan raja iblis itu.

"Apakah di istana?. Tapi katanya raja iblis Mo akan keluar dari istananya saat hari perayaannya untuk menyapa dan berpesta Bersama rakyatnya…" gumam Yue yang masih ingat apa yang diceritakan oleh Xiao Bai yang jelas memiliki banyak pengetahuan dibanding dirinya, bahkan menulis dan membaca pun ia dapatkan kemampuan itu karena Xiao Bai mengajarinya.

Bruk!

"Hei-"

Meow!.

Yue tak jadi meluapkan emosinya setelah yang mengetahui apa yang menabrak tubuhnya ternyata seekor kucing hitam yang berukuran cukup besar seperti kucing iblis pada umumnya yang juga memiliki tanduk di dahinya. Kucing hitam itu terlihat memakai sesuatu yang berkilau sehingga Yue tidak membiarkan kucing yang telah menerjangnya dengan tiba-tiba itu pergi begitu saja.

Yue memegang kucing besar itu seperti dirinya sudah terbiasa karena ia juga sering membawa Xiao Bai bersamanya.

"Kucing kecil, benda apa yang kau bawa di lehermu itu?" gumam Yue yang tak mengharapkan jawaban dan langsung menyelidiki benda berkilau yang menggantung di leher kucing iblis liar itu yang jelas hewan satu itu tidaklah memakai kalung nama yang menandakan jika itu adalah hewan peliharaan.

"Apa ini?"

"Ah. Terimakasih banyak sudah menangkap kucing itu!" teriak seorang pria iblis yang terlihat kehabisan nafas karena mengejar kucing yang memiliki kecepatan yang sangat cepat ini, bahkan kecepatannya berada di tingkat tiga para naga yang merupakan hewan yang memiliki kecepatan nomor satu di Chang'an yang Yue tau.

Yue menatap bingung pria yang langsung mengambil kucing dari tangan Yue dan mengambil benda berkilau yang baru saja ingin Yue selidiki benda apa itu karena kemungkinan itu adalah artefak atau benda lainnya yang dapat ia jual.

"Dasar kau kucing sial, pergilah yang jauh atau aku akan menjadikanmu abu!" tukas pria itu sambil melempar kucing hitam besar yang langsung berlari entah kemana.

Air wajah yang arogan langsung terlihat di pandangan Yue begitu ia melihat pria yang memiliki penampilan mewah walau tidak mencolok, namun raut wajahnya begitu mencolok menunjukan salah satu sifatnya yang Yue cukup benci saat memandang para iblis dari jauh maupun dekat.

Yue membalikkan tubuhnya karena ia tidak memiliki urusan untuk menilai iblis-iblis disekitarnya yang akan membuang waktunya karena dirinya ingin segera pergi untuk menilai raja iblis secepatnya setelah ia menetapkan beberapa tujuan hidupnya yang baru setelah kehilangan Xiao Bai.

"Hei. Tunggu!"

Baru saja Yue membalikan tubuhnya dan kini ia justru harus kembali membalikan tubuhnya ke arah semula menghadap pria yang nampak arogan itu.

"Anda memanggil saya tuan?" tanya Yue yang takut salah walau dengan jelas hanya ada pria itu yang berdiri sendiri disana dimana Yue kini dapat melihat benda berkilau yang tadi berada di leher kucing hitam besar telah berpindah bergantung di ikat pinggang yang melilit pinggang ramping pria itu.

"Oh, mungkin benda tadi adalah plat keluarga?" batin Yue dimana kebanyakan iblis memakai sesuatu yang menyimbolkan banyak hal, salah satunya symbol yang akan memberitau dari keluarga mana kau berasal. Namun Yue tidak terlalu melihat plat giok berwarna putih itu, jadi ia tidak tau darimana pria arogan tu berasal, dan tebakan Yue akan selalu jatuh pada iblis bangsawan tentunya karena sifat yang diperlihatkan oleh wajah iblis yang cukup tampan itu.

Iblis arogan itu berjalan menghampiri Yue lalu mengatakan rasa terimakasihnya karena sudah menangkap kucing yang membawa benda miliknya. Setelah mendengar perkataan itu, penilaian Yue menjadi sedikit berubah karena tampak wajah para iblis juga tidak selalu mencerminkan sifat aslinya, walau Yue tidak terlalu memperdulikan hal itu saat ini. Atau lebih tepatnya ia hanya ingin mengetahui sifat raja iblis Mo Yuzhi saja saat ini yang perlu ia selidiki tentangnya.

"Kau memiliki mata yang bagus, bisakah aku bertanya sesuatu padamu?" ucap iblis itu yang justru ingin melayangkan sebuah pertanyaan pada orang yang baru ia temui.

"Oh, baiklah. Aku akan menjawab yang ku tau"

"Menurutmu, warna cinta itu seperti apa?"

"Hah?. Warna cinta?" Yue mengulang pertanyaan aneh itu dalam benaknya dan berfikir jika iblis yang tengah bertanya padanya pasti sudah gila karena telah bertanya pada Yue yang tak pernah mengenal kata cinta sedikitpun.

"Hitam…" jawab Yue denga nasal karen ia menyukai warna hitam.

"Hitam?. Jadi menurutmu warna cinta itu hitam?, bisakah aku tau alasannya?"

"Hm…" Yue kembali berfikir, dan karena ia tidak mengerti tentang apa itu definisi cinta jadi ia kembali menjawab asal dengan alasan dasar dirinya menyukai warna hitam, "karena hitam melambangkan sebuah keabadian yang tidak terlihat batasnya" jawab Yue yang selalu menyukai warna langit malam yang gelap dimana langit sendiri bagi Yue adalah tempat yang luas tanpa batas yang membuat Yue ingin sekali pergi terbang menjelajah langit tanpa batas itu, namun sayangnya ia tidak memiliki sayap. Bahkan dirinya bagai bulan jatuh yang tidak memiliki cahayanya sendiri.

Kedua mata pria iblis itu membulat seolah terkejut lalu ia menarik senyumannya yang tipis bagai sebuah benang tajam yang mampu menyayat banyak hati yang melihatnya, sayangnya Yue tidak tersayat senyuman itu karena bahkan ia tidak memperdulikan perasaan hatinya untuk dibagi kepada orang lain.

"Bagus. Kau orang pertama yang menjawab pertanyaanku dengan menarik seperti ini, jika boleh bisakah aku mengetahui namamu dan apa kau bersedia minum Bersama sebagai rasa terimakasihku sudah menjawab pertanyaanku, bagaimana?" ucap pria itu dengan cukup semangat pada Yue.

Yue terdiam sebentar untuk menimbang apakah ia harus menolak tawaran pri ini atau tidak karena bahkan ia belum melihat raja iblis turun untuk membawakan kata-katanya langsung.

"Oh, maaf sekali tuan tapi aku masih ingin melihat Yang Mulia Mo hadir. Aku menantikan kata-kata darinya" ucap Yue.

"Ah, benar-benar rakyat yang menghormati rajanya. Baiklah kalau begitu, aku menghargaimu…"

"Terimakasih. Ah ya, namaku Hua" ucap Yue memperkenalkan nama palsunya yang biasa ia pakai karena ia tertarik dengan pria di hadapannya itu yang mungkin dapat ia manfaatkan suatu hari jika mereka sudah berkenalan dan cukup dekat. Dari gaya pakaiannya yang cukup mewah kini Yue sudah memiliki dua kenalan iblis bangsawan yang suatu hari pasti dapat ia manfaatkan, dan menjadi tiga dengan pria di hadapannya.

"Hua?. Kalau begitu kenalkan, namaku Mo Yi" ucap pria itu lagi memperkenalkan Namanya dan dalam seketika Yue membeku ditempat setelah mendengar nama marga Mo yang dimiliki pria iblis tampan di depannya itu.

Dengan suara yang sedikit bergetar, Yue kembali menekan kata nama marga Mo dan melayangkan beberapa pertanyaan yang dijawab dengan tenang oleh Mo Yi.

"A-apakah. Apakah anda… anu, apakah"

"Tidak perlu gugup seperti itu Hua…" Mo Yi mendekatkan dirinya dan berbisik pada Yue, "aku salah satu iblis kerajaan. Kau bisa merahasiakan ini bukan?" bisiknya.

Yue langsung menganggukan kepalanya dengan mantap karena ia tau. Ah bukan hanya dirinya, namun semua iblis tau yang memiliki marga Mo hanyalah iblis yang memiliki hubungan dengan sang raja iblis Mo Yuzhi yang kejam itu.

"Sebuah kehormatan bisa mengenal anda tuan Mo"

"Tidak perlu formal seperti itu… kalau begitu sampai jumpa lain waktu Hua, dan lain kali minumlah bersamaku!" ucap Mo Yi sambil melangkahkan kakinya menjauh dari Yue dan pergi menghilang dari pandangan Yue yang masih tak percaya jika dirinya bahkan telah memiliki kenalan iblis dari istana!.

Setelah beberapa saat, sorak-sorak kerumunan warga iblis yang sudah menantikan kedatangan raja mereka segera terdengar begitu riuh memenuhi telinga Yue.

Suara iring-iringan yang berbunyi dari berbagai alat musik yang mengalun indah menambahkan kegaduhan yang semakin ramai sehingga Yue terdorong beberapa kali sampai dirinya kini telah berada di depan kerumunan yang dapat melihat dengan jelas bagaimana sosok Mo Yuzhi, sang raja iblis yang telah membunuh banyak cultivator dan menyiksa manusia bahkan menguasai dunia manusia dengan banyak prajuritnya yang menepati berbagai tempat di seluruh pelosok dunia manusia. Bisa dibilang Chang'an adalah pusat dari pemerintahan seluruh dunia sekarang yang dipimpin oleh Mo Yuzhi.

"Yang Mulia, Mo!"

"Yang Mulia, Mo!"

Teriakan-teriakan dari para warga iblis yang begitu antusias kini dijawab oleh Mo Yuzhi yang keluar dari kereta naganya hitamnya dengan begitu besar aura kebijaksanaannya sebagai seorang raja yang membuat Yue cukup terpana dan terpesona untuk beberapa saat begitu penampilan menawan seorang Mo Yuzhi telah tertangkap oleh kedua mata Yue.

Begitu diluar ekspetasi Yue, penampilan Mo Yuzhi justru bagaikan matahari yang begitu terang menyinari siang dan bulan yang menyinari malam.

Seluruh pakaian yang membalut tubuh tinggi berkulit bersih itu adalah warna putih bak salju dengan beberapa hiasan perak dan giok yang menggantung di mahkotanya yang sederhana pada rambutnya yang juga berwarna putih berkilau yang membuat dirinya bagaikan sosok malaikat yang baru saja keluar dari cahaya, walau kedua mata berwarna merah terangnya dengan jelas mengatakan jika dirinya adalah iblis.

Yue yang terpesona segera mengurangi kadar penglihatannya yang memang selalu mengakui ketampanan para iblis yang beberapa kali ia lihat terutama para iblis bangsawan. Ia kembali pada tujuan awalnya dan memperhatikan dengan cukup teliti Mo Yuzhi yang sudah duduk di atas singgahsana yang telah disediakan dan mulai mengucapkan kata-kata manisnya kepada rakyat-rakyatnya. Bahkan Yue tidak dapat membayangkan bagaimana Wanita akan terpikat dengan itu semua.