Chereads / Cinta Sang Ningrat / Chapter 10 - pelampiasanku

Chapter 10 - pelampiasanku

"Ras, kita harus berhenti." Pinta lirih dengan putus asa dari Mas Abi.

"Mas, aku siapa?" tanyaku sambil duduk diatas pangkuan mas Abi dan menatap matanya yang penuh gairah dan keputus asaan.

"calon istriku," jawabnya dengan tegas.

"cepat atau lambat aku akan menjadi milik mas Abi. Apa salahnya kalau saya menunaikan kewajiban saya sebagai istri mas sekarang?" jawabku dengan lugas dibawah oengaruh dari alkohol yang membuatku berani.

"kamu ga akan menyesal?" tanya Mas Abi yang tampaknya masih ragu-ragu untuk memiliki tubuhku.

"Mas... Aku rela dan yakin seratus oersen memberikan semuanya kepada Mas Abi," jawabku dengan yakin di iringi dengan latar belakang music dari rita ore yang berkumandang di dalam film Grey.

Mas Abi mencumbuku dan mengangkatku ke arah kamar tidurnya. Dia meletakkanku di atas tempat tidurnya yang masih rapi.

"angkat kedua tanganmu," perintah Mas Abi dan aku menurutinya dengan taat karena libidoku mulai naik dan membuatku kabur. Aku benar-benar tidak bisa menahan nafsu birahi yang sedang memenuhi setiap sendi-sendi dan tulang di tubuhku seakan ingin mengambil alih dari otakku.

Mas Abi membuka kausnya da menunjukkan badan berotonya dan segera menarik ke atas gaun sutraku. Dadaku yang cukup molek terlihat cukup jelas bagai pemandangan yang tidak tertutupi dan terhalang oleh apappun.

Mas Abi kembali mencium bibirku dan mendorongku untuk rebah di atas ranjangnya. Mulutnya denga ahli turun ke area leher dan sampailah ke area gunung yang sudah sangat keras menanti untuk dihisap.

Aku yang tidak pernah merasakan secara langsung serasa menjadi gila dengan sensasi ledakan perasaan saat ini.

"Mas....."teriakku sambil mengigit bibir bawahku ketika jemari dingin Mas Abi telah turun ke area kewanitaanku. Jemari itu berusaha menjelajah, menelusuri area gundul di bawah itu. Untung saja, aku adalah perempuan yang selalu membersihkan area kewanitaanku dari semua rambut. Apalagi aku mengetahui bahwa aku telah mempunyai seseorang yang akan menjadi teman hidupku. Karena aku ingin mempersembahkan yang terbaik untuk suamiku.

Mas Abi yang menyadari area kewanitaanku yang bersih sempurna segera berjongkok dan menciumi pangkal pahaku sebelum mulai menghisap mutiara yang ada di ujung area kewanitaanku.

"Mas, jangan. Itu kotor." Peringatanku lirih kepada Mas Abi ketika dia sudah menciumi area sekitar mutiara kecil.

Tampaknya dia tidak mempedulikan semua peringatanku dan melumat bahkan memainkan lidahnya di area kewanitaanku. Getar-getar kenikmatan yang dikirimkan oleh permainan lidah Mas Abi membuatku mengelinjang dan mendambanya.

"Ahh. Ohhhhhh. Maaaaaaaaaaassssssss,"teriakku sambal meremas rambut Mas Abi karena serangan sensasi dari permainan lidah dan bibirnya. Aku benar-benar dibikin gila dan tubuhku bergerak mengikuti hisapan dan permainan lidah dari Mas Abi sebelum dia berdiri dan menatapku.

"Aku bertanya untuk yang terakhir kalinya. Apa kamu mengijinkan saya untuk memiliki tubuh dan jiwamu seutuhnya sebelum aku berbuat lebih jauh lagi?" tanya Mas Abi dengan tatapan tajamnya dan suara seraknya. Aku bisa melihat dari raut mukanya yang menahan gairah dalam tubuhnya sambal melihatku dengan tajam.

Aku tidak menjawab Mas Abi tetapi melepaskan celana Panjang nya ke lantai beserta celana dalamnya. Alat kejantanannya terlepas dari kurungan celananya dan menunjukkan kekuatannya. Ini pertama kalinya aku melihat alat kelamin laki-laki secara langsung dan bukan melalui televisi.

Aku memegangnya dengan malu-malu tetapi aku ingin menyerahkan tbuhku kepadanya seutuhnya. Aku pun memainkan tanganku untuk mengurut kejantanan suamiku yang telah mengeras dan siap untuk membucah segala gairah terpendamnya.

Aku bisa mendengar erangan dari Mas Abi yang tidak bisa lagi menahan gairahnya yang telah memuncak di dalam tubuhnya. Dia mendorongku Kembali ke atas Kasur kami dan mulai memposisikan dirinya untuk memasukiku.

Aku takut tetapi akal sehatku telah hilang kalah oleh terkaman ombak gairah yang telah menenggelamkan tubuhku. Aku benar-benar hilang arah dan mengganguk mesra ke muka suamiku.

Tiba-tiba, aku merasakan sakit yang tidak bisa dikatakan dan digambarkan dengan kata-kata. Aku mencengkeram bahu Mas Abi untuk mengekpresikan rasa sakit yang kurasakan.

"Sayank, sabar ya… sedikit lagi aku akan memuaskanmu," Mas Abi yang sadar akan reaksiku mulai mengerakkan tubuhnya di dalamku. Dia menindihku dan bergerak berirama sehingga timbul hentakan gairah yang mengantikan rasa sakit tersebut.

"Ahhhhh, Maaasssss," aku mengerang dan mengelinjangkan tubuhku kebelakang karena hempasan rasa yang tercipta dari Gerakan Mas Abi. Tanpa sepengatuanku, Mas Abi menarik dirinya dari dalam tubuhku.

Tiba-tiba, Mas Abi membalikan badanku memunggunginya dan mulai memasukkan lagi kejantanannya ke dalam area kewanitaanku. Kali ini Gerakan Mas Abi sedikit lebih cepat yang membuatku merasakan sensasi berbeda dari Gerakan dan posisi kami saat ini.

Aku sungguh tidak bisa menahan rasa sensasi di dalam tubuhnya dan akhirnya melepaskan dirinya tengelam ke dalam lautan asmara. Aku berteriak dengan keras Ketika Mas Abi bisa merasakan denyutan di dalam tubuhku. Ternyata ada sesuatu keluar di area kewanitaanku dan bisa kulihat darah segar mengalir keluar di pahaku.

Aku segera mendorong tubuh Mas Abi dan lari kearah kamar mandi untuk membersihkan diriku sebelum aku Kembali ke tempat tidur. Pahaku dan pinggangku serasa jarem tanpa sebab seperti aku habis melakukan olahraga.

Mas Abi melihatku keluar dari kamar mandi dengan muka merah dan malu. Di asegera menarikku Kembali ke tempat tidur dan melumat bibirku dan mulai memainkan kedua buah dadaku. Kimonoku pun dihempaskannya ke lantai kamar tidurku. Aku yang telah terangsang lagi tidak bisa berpikir lagi dengna akal sehatku.

Aku benar-benar malu dibuatnya Ketika reaksi tubuhku seperti orang yang kecanduan. Aku segera mendorong tubuh Mas Abi untuk terlentang sebelum memposisikan tubuhku di atas tubuhnya.

Aku mulai mengerakkan tubuhku dan Mas Abi tetap memaimnkan buah dadaku yang tellah habis digigit olehnya. Sensasi berbeda dan lebih dahsyat menghantam tubuhku dan aku pun Kembali tengelam dalam balutan gairah.

Mas Abi tidak bisa lagi menahan dirimya dan kami pun mencapai ke puncak kenikmatan Bersama sebelum aku jatuh keatas tubuh mas Abi. Kali ini, aku seperti habis berlari sepuluh putaran tanpa henti. Mas Abi pun merengkuhku kedalam tubuhnya sebelum menutupi tubuh mereka dengan selimut dan mencium rambutku dengan mesranya.

"Makasih ya sayank. Kamu telah memberikan hadiah terbaik untukku. Kau berjanji untuk menjadi suami yang baik yang bisa membimbingmu di dunia dan akhirat," Mas Abi berkata ke telingaku yang terdengar cukup sejuk sedangkan mataku yang sudah berat tertutup rapat dan tak kuat kubuka mata.

Aku merapatkan tubuhku ke dalam tubuh Mas Abi yang memelukku rapat dalam tidurku. Aku benar-benar Bahagia dalam tidurku Bersama lelaki pilihanku.