Chereads / Cinta Sang Ningrat / Chapter 2 - gosip dari mama

Chapter 2 - gosip dari mama

"Nduk… lagi istirahat kan?" Mama seperti biasa langsung nyerocos tanpa henti.

"Ya iyalah ma… kan aku bisa jawab telepon mama… ada apa ma?" Terkadang pertanyaan mama ga masuk diakal.

"Kapan kamu lulus, nduk? Break kuliahmu kapan?" Pertanyaan mama yang ga biasa ingin mengetahui tentang jadwal kuliahku.

Aku memang udah di semester akhirku.

"Kalo ga ada halangan ma… mudah-mudahan aku bisa wisuda dua bulan lagi…" aku menjatuhkan bomb kepada orangtua ku.

"Kamu itu koq mendadak seh bilangnya… memang papa ma mamamu ga perlu ngelihat anaknya wisuda? Kamu itu selalu koq kalo ga ditanya ga pernah mau ngomong ma orang tua," mulailah mama mengomel di telepon.

Itu menjadi ciri khasku yang tidak pernah mau merepoti orang tuaku.

"Maaf ma… emang mama ma papa mau dateng? Biasanya mama ma papa lebih mending honeymoon tanpa peduli anaknya," yep mamaku termasuk perempuan sosialita papan atas bersama mama bella dan beberapa ibu pejabat lainnya.

"Kamu itu nduk… klo ngomong sama orang tua koq kaya ngono… ya wes, mama mau ngurus-ngurus ma bikin baju biar bisa dipake wisuda nanti," mama segera ingin menutup telepon.

"Eitttsss ma… lagian mama koq tiba-tiba telepon nanyain soal wisuda. Mama denger dari siapa hayoooo," tidak ada asap tanpa api.

"Mamanya Bella kmaren waktu arisan… oh yah… pacarmu ga usah diajak ya… ehh kamu itu harusnya ngikutin Bella ya, dia kan nikah beberapa bulan kemaren ma jodoh dari orang tuanya," mama berbicara terus menerus kaya beo.

Ada sesuatu berita tentang Bella yang bahkan aku ga mengetahuinya.

"Mama bilang apa? Bella udah menikah? Koq aku yang tinggal ma dia aja ga tau?" Aku sudah mencurigai sesuatu terjadi pada sahabatnya itu.

Karena liburan semester kemaren, dia pulang ke Jakarta dan menghilang.

Diapun putus dengan kekasihnya dari australia setelah balik ke sydney.

Sekarangpun, terkadang dia terlihat berbicara mesra dengan seseorang ditelepon.

"Lah piye toh? Kamu itu terlalu cuek… gimana seh sahabat karibmu sendiri koq ga tau… pernikahannya memang hanya pernikahan sederhana karena papanya ario kan sedang sakit jadinya ya gitu deh. Tapi ario itu anaknya baik, gagah dah tau ungah unguh. Ga kaya pacarmu itu… siapa Kris apa andi? Sama orang tua koq ga tau sopan santun sama sekali," mama yang sedari awal tidak menyetujui pilhan hatiku selalu menemukan kesalahan pada diri kekasihku itu.

"Kris ma… memang kenapa ma mas kris? Apa karena dia bukan orang jawa tulen?" Aku merasa sedikit bersalah pada kekasihku itu.

Dia mau bersabar menungguku dan berhubungan jarak jauh selama hampir tiga tahun terakhir.

" ya pokoknya semua… mama ga mau punya menantu kaya gitu…" mama tetap mengerutu di telepon.

Ini adalah salah satu alasanku yang tidak mau sering-sering menelepon ke rumah.

"Terus mama mau jodohin aku gitu kaya si bella. Inget ya ma, kita itu hidup di jaman abad 21 dimana perjodohan itu udah ga gaul lagi," aku mulai menasehati mamaku supaya tidak mempunyai pemikiran untuk menjodohkanku.

Orang tuaku memang bukan orang tua yang kolot seperti saudara-saudara ayahku.

Hampir semua sepupu perempuanku yang seumuran denganku sudah mempunyai pendamping hidup melalui perjodohan.

Papaku yang selalu melindungiku apabila aku terus didesak untuk duduk di jenjang pernikahan.

"Ga perlu… kamu mah nanti tau tau tinggal ijab kabul aja… inget jawab WA dari mama," mama menutup telepon dengan tertawa.

Hampir aja aku tersedak mendegar rencana mama tentang masa depanku.

Aku segera membuka whattappsku.

Larasati: pagi, sayank? Udah sarapan?

Terdapat dua centang tanda terkirim di samping message yang aku kirim.

Aku memang tidak mempermasalahkan apabila akhir-akhir ini Kris tidak sesering dulu menghubungiku.

Aku yang merasa bersyukur kalau Kris masih mau setia menjadi pasanganku dan menghadapi sikapku yang termasuk belum dewasa.

Tidak lama ada balasan dari kekasihku itu.

Love: morning…. Maaf aku akhir2 ini engga message kamu, cayank… aku lagi sibuk banget di kantorku karena perusahaanku diakuisisi sama perusahaan baru jadinya kita harus kerja lebih keras lagi.

Me: lho terus? Nasib karyawannya gimana? Kamu diberhentikan donk?

Love: engga seh… kami masih bekerja seperti biasa cuma pergantian pemilik aja. Denger-denger pemilik baru ini kaya setan cara kerjanya. Perfeksionis kelas Dewa. Mangkanya, dia bisa sukses di usianya yang cukup muda.

Me: oh ya… syukurlah… bang, jangan lupa makan dan minum vitamin ya… aku mau masuk kelas dulu.

Love: yank… maaf ya… aku kayanya bakalan ga bisa nemenin kamu wisuda… uang tabunganku buat kesana waktu kamu wisuda dipake bantuin temen buat nikahan.

Me: ohhh ga oapa koq bang… mama dan papa dateng koq nemenin aku… nanti kita ketemu di Jakarta aja…

Love: syukurlah kalo begitu… paling engga kamu ga sendirian… i miss you babe… have fun and take care ya…

Me: you too… i miss you…

Aku memasukan telepon genggamku ke dalam tas sekolahku.

Bella sudah pergi kembali ke gedung C meninggalkanku yang sedang duduk di kursi taman.

Aku menyusul Bella ke audiotorium untuk kelas ekonomi internasional dengan pembicara tamu, pengusaha muda yang masuk majalah forbes menjadi pengusaha sukses di dunia yang berasal dari Indonesia.

Di dalam gedung, banyak orang-orang dari Indonesia dengan beberapa rektor kampus yang hari ini spesial menggunakan baju batik.

Bahkan, aku mengenal beberapa orang yang berasal dari konjen Indonesia di sydney.

Mereka yang hanya kutemui beberapa kali dalam setahun tampak sangat gugup.

Kayanya pembicaranya spesial sekali kali ini bahkan duta besar Indonesia dari Canberra pun tampak duduk di barisan depan bersama beberapa rektor.